C. Infrastruktur Perikanan
Pengembangan infrastruktur dasar dan infrastruktur perikanan adalah salah satu strategi penting dalam pengembangan kegiatan minapolitan. Strategi
ini dapat mendukung strategi-strategi lainnya, sehingga pengembangan strategi ini tidak terlepas dengan strategi lainnya dalam pengembangan kawasan
minapolitan. Beberapa kegiatan infrastruktur dasar dan infrastruktur perikanan yang tersedia di Kawasan Minapolitan adalah: i sarana dan prasarana
transportasi; ii jaringan irigasi dan pelayanannya; iii jaringan listrik dan telekomunikasi dan iv sarana pendukung kegiatan bisnis perikanan seperti
pasar benih ikan.
D. Kebijakan Pengembangan Perikanan
Semenjak ditetapkannya Kabupaten Bogor sebagai lokasi Minapolitan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2009
tentang Penetapan Lokasi Minapolitan dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Bogor Nomor 523.31227KptsHuk2010 tentang Penetapan Lokasi
Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Bogor yang meliputi Kecamatan Ciseeng, Parung, Kemang dan Gunungsindur memberikan implikasi
terhadap peningkatan pembiayaan pemerintah terhadap programkegiatan yang dilaksanakan di Kawasan Minapolitan. Secara umum perkembangan besaran
pembiayaan sektor perikanan di Kabupaten Bogor disajikan dalam Gambar 5.
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan, 2012 -
1.000.000.000 2.000.000.000
3.000.000.000 4.000.000.000
5.000.000.000 6.000.000.000
7.000.000.000 8.000.000.000
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
APBD Kab. Bogor APBD Prop Jabar
APBN
Gambar 5. Perkembangan Pendanaan Sektor Perikanan di Kabupaten Bogor
Tahun 2009-2012 Dukungan pemerintah terhadap pengembangan kawasan minapolitan
dapat dilihat dari besaran alokasi anggaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah Kabupaten Bogor untuk sektor perikanan mengalami peningkatan yang
cukup signifikan setelah terbentuknya Kawasan Minapolitan. Beberapa program yang digulirkan pemerintah dalam mendukung pengembangan kawasan ini dapat
dilihat dalam Tabel 15.
Tabel 15. ProgramKegiatan Pemerintah untuk Mendukung Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bogor
No. Program
Kegiatan Keluaran
1. Program Peningkatan
Daya Saing Produk Perikanan
Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan
Pemasaran dalam Negeri Hasil Perikanan
Pembangunan Los Pasar ikan di Kec Parung
2 Program Peningkatan
Produksi Perikanan Budidaya
Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan
Lingkungan Penyediaan sarana alat-
alat laboratorium uji di Kecamatan Ciseeng
Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan
Pendistribusian benih lele unggul untuk kelompok
pembudidaya di Kecamatan Ciseeng,
Kemang dan untuk kolam percontohan di Minapolis,
Kecamatan Ciseeng
Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana
Pembudidaya Ikan Rehabilitasi saluran
irigasi sebanyak 1 unit dan pembangunan
bangunan hatchery indoor sebanyak 1 unit di
Kecamatan Ciseeng
Pengembangan Sistem Produksi Pembudidaya
Pembangunan kolam percontohan sebanyak 7
No. Program
Kegiatan Keluaran
Ikan unit di Minapolis
3. Program PNPM
Mandiri KP Pengembangan Usaha
Mina Perdesaan PUMP Perikanan
budidaya Penguatan kapasitas
usaha dan kelembagaan Pokdakan melalui
sosialisasi, pelatihan dan pendampingan
4.6 Keterkaitan Antar Kawasan dan Keterkaitan dengan Daerah di Luar Kawasan Minapolitan
Struktur keterkaitan kawasan pengembangan minapolitan didasari oleh keterkaitan kegiatan antara kawasan yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan hubungan agribisnis perikanan melalui proses pembenihan, pembesaran, pengolahan dan pemasaran. Salah satu arahan dalam
pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bogor adalah mengembangkan kawasan Minapolis sentra kawasan di Ciseeng menjadi
pusat pengolahan, pusat informasi, pusat pendidikan dan pelatihan serta pusat pemasaran komoditas ikan lele.
Hubungan antar kawasan lainnya didasarkan pada kegiatan budidaya. Suatu desa di kawasan minapolitan yang diarahkan sebagai kawasan
pembenihan berfungsi sebagai pemasok benih ke beberapa pendederan dan pembesaran ikan lele pada beberapa desa baik dalam satu kecamatan
maupun di luar kecamatan. Keterkaitan antar kawasan ini bersifat dinamik dimana pola keterkaitan antara satu dengan yang lain bersifat tidak tetap
tetapi bisa berubah sesuai dengan mekanisme pasar. Struktur keterkaitan kawasan dengan daerah di luar kawasan
minapolitan biasanya terjadi karena adanya pola hubungan perdagangan hasil produksi ikan lele. Setiap desa dalam kawasan tidak saja menjual hasil
panennya ke Minapolis sebagai bahan baku produk olahan tetapi juga menjual hasil panennya ke luar kawasan untuk ikan konsumsi. Selain
ditujukan kepada pasar dalam wilayah Bogor, penjualan hasil panen juga dipasarkan ke wilayah Jakarta, Depok dan Bekasi.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Eksisting Usaha Perikanan di Kawasan Minapolitan 5.1.1 Kondisi Usaha Perikanan
Produksi Usaha Perikanan Lele
Usaha perikanan lele di Kawasan Minapolitan dilakukan pada Kolam Air Tenang dengan jenis usaha yang dilakukan meliputi pembenihan, pendederan
dan pembesaran. Usaha perikanan ini dilakukan oleh 1.113 pembudidaya lele dengan jenis usaha pembenihan sebanyak 42,73 persen, usaha pembesaran
sebanyak 39,09 persen dan sisanya adalah pelaku usaha pendederan sebanyak 18,18 persen. Produksi ikan lele konsumsi dan benih lele untuk masing-masing
wilayah adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 16. Tabel 16. Produksi Lele Konsumsi dan Benih Lele di Kawasan Minapolitan
Jml RTP Produksi Lele Konsumsi
Produksi Benih Lele orang
ton RE
Kemang 103
12.364,18 4.575,73
Parung 354
12.598,89 552.685,38
Ciseeng 382
18.704,46 1.063.849,31
Gunung Sindur 274
8.692,22 212.840,55
Jumlah 1.113
52.359,75 1.833.950,97
Kecamatan
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2012
Produksi benih lele sebesar 1.833.950,97 RE sebagian besar diproduksi dalam ukuran 1-2 cm 51,15 persen yang selanjutnya dibeli oleh petani
pendeder untuk dipelihara hingga ukuran siap untuk dibesarkan. Pada umumnya pelaku usaha pembenihan memproduksi benih lele hingga ukuran benih yang
sesuai dengan permintaan konsumen. Jumlah produksi tahunan benih lele berdasarkan ukuran disajikan dalam Tabel 17.