Menciptakan usaha budidaya lele yang bankable

C. Strategi Strengths – Threats S–T

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal bagi pembangunan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bogor. Beberapa alternatif strategi S-T yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan pasar dan peningkatan daya saing produk

Dalam pengembangan sektor perikanan budidaya, pengembangan pasar dan peningkatan daya saing produk dimaksudkan untuk menciptakan jaminan pemasaran bagi pembudidaya untuk menjual produknya setiapkali panen dilakukan. Potensi pasar untuk kebutuhan lele segar ataupun sebagai bahan baku olahan ikan perlu dimanfaatkan dengan membentuk sistem kemitraan berupa kontrak penyediaan bahan baku. Pasar lokal bisa dikembangkan dengan suatu program yang dapat menumbuhkan budaya gemar makan ikan. Dalam pengembangan jejaring pemasaran, kelembagaan dalam masyarakat seperti koperasi dan kelompok pedagang ikan harus dibina dan diberdayakan agar dapat lebih berperan dalam sistem pemasaran produk perikanan. Daya saing produk dapat ditingkatkan dengan meningkatkan mutu produk lele yang dihasilkan. Strategi pengembangan pengolahan hasil perikanan dimaksudkan untuk mengantisipasi kejenuhan masyarakat terhadap produk lele segar dengan menciptakan nilai tambah produk dalam penanganan pascapanen sehingga menjadi alternatif sumber ekonomi masyarakat. Program yang dilaksananakan meliputi pengembangan kewirausahaan, pembinaan usaha, dan unit pemasaran. Pengolahan hasil panen lele konsumsi dapat dilakukan dengan menumbuhkembangkan industri rumah tangga yang sudah ada. Pelaku usaha pengolahan yang ada saat ini diantaranya adalah KWT Bina Warga, KWT Setuju Mekar Jaya, KWT Mawar Karya Mandiri, KWT Maju Bersama dan KWT Purwatin. Bahan baku lele umumnya diolah menjadi lele asap, abon, baso, nugget dan dendeng lele dengan kisaran produksi sebesar 0,5-6 tontahun yang masih terbilang rendah dibandingkan dengan ketersediaan bahan baku lele yang mampu diproduksi oleh kawasan.

b. Peningkatan pengawasan secara bersama oleh pemangku kepentingan

Strategi ini dibutuhkan untuk mencegah timbulnya bencana yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada usaha masyarakat dan penyusutan lahan produktif perikanan. Pemangku kepentingan yang terlibat mencakup empat pilar yaitu: 1 pemerintah dengan jajaran instansinya, 2 masyarakat dengan lapisan sosialnya, 3 sektor swasta dengan korporasi usahanya, dan 4 Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dengan kelompok institusinya. Keempat pilar tersebut harus memiliki unsur kesamaan persepsi, jalinan komitmen, keputusan kolektif, dan sinergi aktivitas. Dalam konteks degradasi lingkungan dan alih fungsi lahan, para pemangku kepentingan perlu bertindak aktif dalam pengimplementasian peraturan- peraturan yang notabene selama ini muatannya sudah cukup komprehensif dalam pengendalian bencana dan alih fungsi lahan. Identifikasi pemangku kepentingan harus dilakukan terlebih dahulu menyangkut dengan keberadaan, keterlibatan, peran, dan imbas pengaruhnya.

D. Strategi Weakness – Threats W-T

Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi W-T yang dihasilkan adalah sebagai berikut

a. Meningkatkan usaha konservasi terhadap sumberdaya perikanan

Strategi ini diarahkan pada tujuan konservasi lingkungan yang mendukung budidaya perikanan. Pemanfaatan ruang untuk pengembangan perikanan harus mempertimbangkan aspek ekologi, daya dukung lingkungan, aspek ekonomi dan sosial. Dalam rencana tata ruang daerah diharapkan tercipta saling ketergantungan interdependency dan keterkaitan linkage antara satu wilayah dengan wilayah yang lain secara seimbang sesuai kondisi dan potensi yang ada.

6.2.4 Penentuan Prioritas Strategi

Penentuan strategi prioritas merupakan tahap pengambilan keputusan dalam perencanaan strategis. Metode yang digunakan adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix -QSPM. Metode ini digunakan untuk menyusun prioritas strategi pengembangan perikanan budidaya di Kabupaten Bogor. Analisis QSPM dilakukan dengan cara