b. Peningkatan pengawasan secara bersama oleh pemangku kepentingan
Strategi ini dibutuhkan untuk mencegah timbulnya bencana yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada usaha masyarakat dan penyusutan
lahan produktif perikanan. Pemangku kepentingan yang terlibat mencakup empat pilar yaitu: 1 pemerintah dengan jajaran instansinya, 2 masyarakat dengan
lapisan sosialnya, 3 sektor swasta dengan korporasi usahanya, dan 4 Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dengan kelompok institusinya. Keempat
pilar tersebut harus memiliki unsur kesamaan persepsi, jalinan komitmen, keputusan kolektif, dan sinergi aktivitas.
Dalam konteks degradasi lingkungan dan alih fungsi lahan, para pemangku kepentingan perlu bertindak aktif dalam pengimplementasian peraturan-
peraturan yang notabene selama ini muatannya sudah cukup komprehensif dalam pengendalian bencana dan alih fungsi lahan. Identifikasi pemangku
kepentingan harus dilakukan terlebih dahulu menyangkut dengan keberadaan, keterlibatan, peran, dan imbas pengaruhnya.
D. Strategi Weakness – Threats W-T
Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi W-T yang
dihasilkan adalah sebagai berikut
a. Meningkatkan usaha konservasi terhadap sumberdaya perikanan
Strategi ini diarahkan pada tujuan konservasi lingkungan yang mendukung budidaya perikanan. Pemanfaatan ruang untuk pengembangan perikanan harus
mempertimbangkan aspek ekologi, daya dukung lingkungan, aspek ekonomi dan sosial. Dalam rencana tata ruang daerah diharapkan tercipta saling
ketergantungan interdependency dan keterkaitan linkage antara satu wilayah dengan wilayah yang lain secara seimbang sesuai kondisi dan potensi yang ada.
6.2.4 Penentuan Prioritas Strategi
Penentuan strategi prioritas merupakan tahap pengambilan keputusan dalam perencanaan strategis. Metode yang digunakan adalah Matriks
Perencanaan Strategi Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix -QSPM. Metode ini digunakan untuk menyusun prioritas strategi pengembangan
perikanan budidaya di Kabupaten Bogor. Analisis QSPM dilakukan dengan cara
memberikan nilai kemenarikan relatif Attractive Score - AS pada masing-masing faktor internal maupun eksternal. Strategi yang mempunyai total nilai
kemenarikan relatif Total Attractive Score - TAS yang tertinggi merupakan prioritas strategi. Setelah dilakukan perhitungan nilai TAS maka diperoleh hasil
QSPM seperti disajikan pada Tabel 29. Prioritas strategi tertinggi atau strategi utama pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Bogor, sebagai
berikut : 1 Pengembangan Pasar dan Peningkatan Daya Saing Produk dengan total nilai 5,808, 2 Peningkatan Kapasitas Produksi dengan total nilai 5,596 dan
3 Penguatan Kapasitas Kelembagaan Penunjang dengan total nilai 5,297. Tabel 29. Hasil Analisis QSPM dalam Perumusan Strategi Pengembangan
Perikanan Budidaya di Kabupaten Bogor
No Alternatif Strategi
Nilai T
A S
Prioritas
1 Peningkatan Kapasitas Produksi
5,596 2
2 Penguatan Kapasitas Kelembagaan
Penunjang 5,297
3 3
Pemberdayaan Para Pembudidaya Ikan
5,134 5
4 Menciptakan Usaha Budidaya Lele
yang Bankable 4,720
6 5
Pengembangan Pasar dan Peningkatan Daya Saing
Produk 5,808
1 6
Peningkatan Pengawasan Secara Oleh Pemangku Kepentingan
4,606 7
7 Melakukan Rehabilitasi dan
Konservasi Sumberdaya Perikanan
5,148 4