Analisis Keuntungan Terhadap Biaya Saluran A 1

70 tataniaga dapat dinyatakan efisien apabila penyebaran nilai rasio keuntungan terhadap biaya di setiap lembaga tataniaga merata. Hal ini berarti setiap biaya yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga akan memberikan keuntungan yang tidak jauh berbeda antara masing-masing lembaga tataniaga yang ada pada saluran tataniaga tersebut. Adapun rasio keuntungan dan biaya tataniaga beras di Desa Kenduren dapat dilihat pada Lampiran 6. Pembahasan analisis rasio keuntungan terhadap biaya adalah sebagai berikut.

6.7.1. Analisis Keuntungan Terhadap Biaya Saluran A 1

Analisis Keuntungan Terhadap Biaya Saluran 1 Saluran 1A memiliki nilai rasio keuntungan dan biaya sebesar 2,86 yang berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga akan memberikan keuntungan sebesar Rp 2,86. Rasio keuntungan dan biaya pada ritel yaitu sebesar 12,33. Nilai rasio keuntungan dengan biaya yang terdapat pada setiap lembaga dimana tengkulak memiliki nilai 5,49; RMU sebesar 1,34; dan grosir sebesar 2,00. 2 Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya Saluran 2 Saluran 2A memiliki nilai rasio keuntungan dan biaya sebesar 2,47 yang berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga akan memberikan keuntungan sebesar Rp 2,47. Pada saluran 2A, rasio keuntungan terbesar dimiliki oleh tengkulak yaitu sebesar 5,49. Rasio pada RMU sebesar 1,29 dan grosir sebesar 2,00. 3 Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya Saluran 3 Saluran 3A memiliki nilai rasio keuntungan dan biaya sebesar 3,64 yang berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga akan memberikan keuntungan sebesar Rp 3,64. Nilai rasio ini adalah yang terbesar dibandingkan saluran yang lain. Tengkulak menghasilkan nilai rasio sebesar 5,49, RMU sebesar 1,95, dan ritel sebesar 28,50. Ritel menghasilkan nilai yang paling besar karena pada saluran 3A ritel membeli beras dari RMU dimana harga beras lebih murah dan biaya tataniaga ritel yang kecil. 71 Meskipun total rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran 3A merupakan yang terbesar, namun jika dilihat dari persebaran nilai rasio tiap lembaga terdapat selisih yang jauh antara ritel dengan tengkulak dan RMU. Meski demikian dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran beras di Kabupaten Demak yang paling efisien adalah saluran 3A secara keseluruhan. 4 Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya Saluran 4 Saluran 4A memiliki nilai rasio keuntungan dan biaya sebesar 3,23 yang berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga akan memberikan keuntungan sebesar Rp 3,23. Tengkulak menghasilkan nilai rasio sebesar 5,90 dan RMU sebesar 1,95. Jika dilihat dari persebaran nilai rasio, saluran 4A dapat dikatakan cukup efisien. Nilai rasio yang dimiliki tengkulak dan RMU cukup merata jika dibandingkan dengan saluran 4A dimana terdapat ritel yang nilai rasionya terlampau jauh jika dibandingkan tengkulak dan RMU.

6.7.1. Analisis Keuntungan Terhadap Biaya Saluran B 1