Studi Empirik Farmer’s Share Rasio Keuntungan dan Biaya

17 gabah menjadi beras yang dilakukan oleh penggilingan Ellis et al. 1992. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tataniaga beras yang dilakukan Wiboonpongse et al. 2001 di Thailand.

2.2.5. Studi Empirik Farmer’s Share

Dalam penelitian Nafis 2010 saluran tataniaga padi organik tersertifikasi di Kabupaten Tasikmalaya dapat dikatakan paling efisien adalah saluran tataniaga IV karena memiliki total marjin tataniaga terkecil dan nilai farmer’share terbesar yaitu 95 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa biasanya saluran dengan jumlah lembaga terkecil akan memiki nilai farmer’s share besar. Namun saluran ini bukanlah saluran tataniaga yang potensial untuk dikembangkan untuk saat ini karena hanya ada satu lembaga tataniaga yang ada pada saluran ini yaitu Gapoktan Simpatik. Oleh karena itu peneliti tidak dapat secara langsung menentukan sebuah saluran yang efisien hanya berdasarkan pada farmer’s share saja, akan tetapi perlu melihat aspek lain seperti persebaran rasio keuntungan dan biaya, dan analisis marjin.

2.2.6. Rasio Keuntungan dan Biaya

Nafis 2010 menganalisis bahwa meskipun total marjin tataniaga dan farmer ’s share terkecil, namun rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga pada saluran I lebih merata di setiap lembaga tataniaga. Selain itu saluran I merupakan saluran dengan volume beras organik terbesar yaitu 70 persen dari beras yang dihasilkan oleh Gapoktan Simpatik. Sehingga saluran I merupakan saluran yang perlu dikembangkan. Pada penelitian Hidayat 2010 juga menunjukkan bahwa meskipun rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga pada saluran III bukan merupakan rasio terbesar tetapi penyebaran rasio pada setiap lembaga tataniaga lebih merata dibandingkan dengan saluran tataniaga lainnya. Disamping itu, saluran tataniaga III paling banyak digunakan oleh petani sehingga volume penditribusian padi organik paling banyak dilakukan melalui saluran III. Dilihat dari rasio keuntungan terhadap biaya pedagang pengumpul merupakan lembaga yang memiliki rasio terbesar. Meskipun marjin tataniaga 18 kecil tapi rasio keuntungan dan biaya yang diperoleh setiap lembaga relatif besar, di atas suku bunga di pasar modal. Rasio keuntungan dan biaya pedagang pengumpul yaitu 10,9 persen, penggilingan 10,9 persen, pedagang grosir 51,2 persen, dan pedagang ritel 98,4 persen. Sehingga tataniaga beras dinilai cukup efisien, dikarenakan farmer’s share yang diterima petani cukup tinggi antara 80 persen hingga 85 persen Rusastra et al. 2001. Besarnya rasio keuntungan dan biaya yang merata pada setiap lembaga menunjukkan tingkat efisiensi sebuah saluran. Karena semakin meratanya rasio keuntungan dan biaya berarti mengindikasikan bagian keuntungan yang merata bagi setiap lembaga. 19 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis