Analisis Marjin Tataniaga Analisis Farmer’s Share

35 semakin mendekati kesempurnaan dalam persaingan. Adanya kesepakatan dalam sesama pelaku tataniaga menunjukkan struktur pasar yang cenderung tidak bersaing sempurna.

4.4.4. Analisis Perilaku Pasar

Perilaku pasar didefinisikan bagaimana pelaku pasar dari petani hingga konsumen akhir dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan penjualan dan pembelian pada pasar. Tingkah laku pasar dapat diamati dengan melihat praktik penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh pelaku pasar, sistem penentuan, dan pembayaran harga, serta bagaimana kerjasama yang dilakukan diantara lembaga tataniaga Dahl Hammond 1977.

4.4.5. Analisis Efisiensi Tataniaga

Dalam kajian analisis efisiensi tataniaga beras di Kabupaten Demak ini digunakan tiga pendekatan yaitu analisis marjin tataniaga, analisis farmer’s share, dan analisis rasio keuntungan dan biaya. Namun dalam penentuan saluran yang paling efisien terkadang ketiga pendekatan tersebut tidak menunjukkan hasil yang sama. Oleh karena itu dalam menganalisis diperlukan pandangan lain yang dapat mendukung hasil akhir.

4.4.5.1. Analisis Marjin Tataniaga

Tingkat efisiensi operasional suatu tataniaga dapat dilihat dari penyebaran marjin tataniaga, farmer’s share serta rasio keuntungan dan biaya. Melalui marjin tataniaga dapat diketahui besarnya biaya dan keuntungan dalam tataniaga tersebut. Bersamaan dengan penelusuran saluran tataniaga diharapkan dapat diperoleh informasi tentang marjin tataniaga pada tiap lembaga tataniaga. Perhitungan marjin tataniaga diperoleh dari selisih harga di satu titik rantai tataniaga dengan harga di titik lainnya. Selain itu, besarnya nilai marjin tataniaga juga dapat diperoleh dari penjumlahan biaya dan keuntungan pada masing-masing lembaga tataniaga. Menurut Limbong dan Sitorus 1987, secara matematik akan diperoleh perhitungan sebagai berikut: 36 M i = P i – P i-1 ..................................................1 M i = B i + π I ..................................................2 Dengan demikian, P i – P i-1 = B i + π I Maka besarnya marjin tataniaga dengan menggunakan 1 dan 2 adalah sebagai berikut: m i = Σ M i ……………………………………3 Dengan demikian keuntungan lembaga tataniaga pada tingkat ke-i adalah : π i = P i – P i-1 + B i Keterangan: M i = Marjin pada lembaga tataniaga ke-i P i = Harga penjualan pada lembaga tataniaga ke-i P i-1 = Harga penjualan pada lembaga tataniaga ke-i atau harga pembelian pada lembaga tataniaga ke-i B i = Biaya tataniaga pada lembaga tataniaga ke-i π I = Keuntungan yang diperoleh pada lembaga tataniaga ke-i m i = Total marjin tataniaga Dalam pasar persaingan sempurna, perjalanan suatu produk selalu melibatkan banyak lembaga tataniaga. Marjin tataniaga total yang terjadi merupakan penjumlahan marjin tataniaga dari setiap lembaga tataniaga.

4.4.5.2. Analisis Farmer’s Share

Indikator lain untuk menentukan efisiensi operasional tataniaga suatu komoditas adalah melalui perhitungan farmer’s share. Farmer’s share berhubungan negatif dengan marjin tataniaga. Farmer’s share dipengaruhi oleh tingkat pengolahan, keawetan produk, ukuran produk, jumlah produk, dan biaya produksi. Nilai farmer’s share ditentukan oleh besarnya rasio harga yang diterima produsen P f dan harga yang dibayarkan oleh konsumen P r . Secara matematik dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut Dahl Hammond 1977: Keterangan : F s = Farmer’s share P f = Harga di tingkat petani P r = Harga di tingkat konsumen 37

4.4.5.3. Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya