Responden Grosir Responden Ritel

45

5.3.2. Responden Rice Milling Unit RMU

Responden RMU berjumlah tiga orang. Pada kategori lama usaha kurang dari lima tahun, 5-10 tahun, dan 11-15 tahun masing-masing satu orang dengan persentase 33,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa RMU di lokasi penelitian memiliki sebaran yang merata dan rata-rata belum memiliki pengalaman usaha yang lama. Berdasakan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa selain terdapat RMU yang telah lama berdiri, juga terdapat RMU yang belum lama didirikan. Namun aktivitas dari masing-masing RMU berbeda. Aktif tidaknya RMU dalam beroperasi ditentukan oleh kekuatan permodalan dan akses pada ketersediaan produk. Pada RMU yang memiliki kemampuan akses terhadap produk, mereka tetap dapat beroperasi meskipun gabah langka akibat panen raya karena RMU tersebut dapat mencari gabah ke lain daerah untuk tetap menjaga keberlanjutan usahanya. Untuk responden RMU, terdapat dua orang responden dengan persentase 66,67 persen memiliki volume perdagangan di bawah 100 ton dan angka ini merupakan rentang yang terkecil. Kecilnya volume perdagangan RMU berhubungan dengan pengalaman usaha RMU dan akses terhadap produk yang diperjualbelikan.

5.3.3. Responden Grosir

Untuk responden grosir, terdapat dua responden grosir yang masing- masing memiliki sebaran dengan persentase 50 persen. Sebaran tersebut terdapat pada rentang 5-10 tahun dan 16-20 tahun. Grosir di lokasi penelitian tidak terdapat dalam jumlah banyak. Hal ini dikarenakan grosir melakukan perdagangan dalam volume yang besar dan membutuhkan perputaran modal yang besar setiap harinya. Responden terletak pada rentang 10-50 ton dan 50 ton per hari. Besarnya volume perdagangan dipengaruhi oleh pengalaman usaha. Hal ini berhubungan dengan pasar yang dimiliki grosir. 46

5.3.4. Responden Ritel

Sebaran responden terbesar berada pada rentang 5-10 tahun yaitu sebesar 60 persen. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ritel belum memiliki pengalaman usaha yang lama. Hal ini berpengaruh pada besarnya volume perdagangan. Besarnya volume perdagangan pada ritel setiap harinya tidak besar. Ritel di lokasi penelitian merupakan toko yang menjual produknya tidak hanya beras. Di lokasi penelitian banyak bermunculan pedagang ritel baru. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi juga volume penjualan karena terdapat banyak pesaing sejenis. Tiga orang responden berada pada rentang terkecil. Hal ini membuktikan bahwa volume perdagangan berkorelasi posotif dengan lama usaha. VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembaga- lembaga tataniaga yang ditemui di lokasi penelitian pada umumnya terdiri atas petani, tengkulak, RMU, pedagang grosir, pedagang ritel, dan Subdivre BULOG. Keberadaan lembaga-lembaga tataniaga tersebut beragam antar satu lokasi dengan lokasi penelitian lainnya. Hal ini mengakibatkan setiap lokasi penelitian memiliki saluran tataniaga, struktur, dan perilaku pasar yang berbeda-beda.

6.1. Analisis Saluran Tataniaga Beras Desa Kenduren