bahwa usaha tersebut belum banyak dilakukan oleh masyarakat di Kota Pelanbaru, selain itu kebutuhan sayur harian di Kota Pekanbaru sangat besar,
mengingat masyarakat kota Pekanbaru mayoritas bekerja sebagai karyawan dan usaha perdaganganDalam melakukan usaha kebun sayur tersebut, sebagai modal
awal berasal dari modal pribadi, karena usaha tersebut tidak banyak memerlukan biaya dan bahan yang harus dibeli. Keinginan untuk menambah modal memang
muncul dari beberapa anggota kelompok, namun tidak ada keberanian untuk mengajukan pinjaman modal ke pihak luar, karena persyaratan yang mereka
miliki kurang memenuhi syarat, disamping itu rasa takut usaha tersebut tidak berkembang sehingga tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut.
Usaha kebun sayur merupakan salah satu terobosan baru sebagai usaha masayarakat dalam menambah penghasilan keluarga kota. Di samping itu, adanya
kesempatan tersebut maka usaha usaha kebun sayur merupakan terobosan yang strategis sebagai usaha peningkatan ekonomi dan sekaligus penciptaan lapangan
kerja bagi masyarakat. Untuk menjamin agar di antara masyarakat tidak terjadi kesenjangan maupun persaingan yang kurang sehat dengan keluarga miskin yang
tergabung dalam usaha kebun sayur, maka keluarga miskin tersebut diorganisir dalam wadah Kelompok Usaha Bersama KUBE.
Dalam upaya pemasaran hasil produksi, sejauh ini belum dilakukan dengan menjalin jejaring maupun dikelola dengan sistem penampungan hasil
produksi. Para anggota KUBE Kebun Sayur belum dapat memenuhi kebutuhan luar Kota Pekanbaru. Harapan mereka bahwa hasil produksi kebun sayur tersebut
ada pihak-pihak yang dapat dan mau mempromosikan hasil produksinya seperti Dinas Perindagkop maupun para pengusaha dan rekanan termasuk swalayan
sehingga produksi dapat terus berlangsung tanpa henti sehingga dapat menjadi pekerjaan tetap bagi keluarga miskin.
4.3. Pengembangan Modal Sosial
Modal Sosial menurut Fukuyama 2000 diartikan sebagai seperangkat nilai - nilai internal atau norma-norma yang disebarkan di antara anggota-anggota
suatu kelompok yang mengijinkan mereka untuk bekerjasama antara satu dengan yang lainnya. la menambahkan bahwa prasarat penting untuk munculnya modal
sosial adalah adanya kepercayaan trust, kejujuran honesty, dan timba baik resiprosity.
Selanjutnya Fukuyama juga mengatakan bahwa Modal sosial itu sendiri memiliki empat dimensi sosial, Pertama ; adanya ikatan yang kuat antara anggota
keluarga dan keluarga dengan tetangga sekitarnya yang didasari ikatan-ikatan kekerabatan, etnik, dan agama. Kedua; adanya pertalian yaitu ikatan dengan
komunitas lain di luar komunitas asal seperti terbentuknya jejaring atau asosiasi- asosiasi. Ketiga ; Adanya integritas organisasional yaitu keefektifan dan
kemampuan institusi negara yang menjalankan fungsinya termasuk menciptakan kepastian hukum dan menegakkan peraturan. Keempat ; adanya sinergi yaitu
relasi antar pemimpin dan institusi pemerintahan dengan komunitas. Bertitik tolak dari pendapat di atas maka dalam kegiatan evaluasi terhadap
kegiatan KUBE , dengan merujuk pada konsep modal sosial dapat dikatakan bahwa :
a. Kelompok usaha bersama KUBE merupakan serangkaian norma dan jaringan yang dapat menggerakkan orang miskin di kelurahan baik sebagai
perseorangan maupun keluarga untuk melakukan tindakan yang secara bersama dalam wadah kelompok usaha bersama, baik dalam kegiatan
ekonomi, sosial maupun kegiatan lainnya. b. Bahwa dalam kegiatan usaha bersama dalam wadah Kelompok Usaha
Bersama KUBE usaha kebun sayur, di antara anggota didasari atas kepercayaan trust, kejujuran, sehingga dapat membentuk
kelembagaaninstitusi yang cukup kuat sehingga dapat dijadikan sebagai wadah dalam pemecahan masalah bersama termasuk dalam upaya
penanggulangan kemiskinan anggotanya. c. Bahwa dalam KUBE terjalin ikatan yang kuat di antara anggota kelompok
sehingga mereka dapat bekerjasama dengan baik termasuk dalam kesepakatan harga jual sayuran, sehingga tidak terdapat persaingan yang
tidak sehat. Hai ini juga didasari oleh kekerabatan yang tinggi serta etnik yang sama.
d. Bahwa di antara kelompok usaha bersama yang satu dengan kelompok yang lain telah terjalin ikatan dan hubungan yang baik sehingga di antara
kelompok tersebut dapat saling tolong menolong dalam usaha termasuk dalam upaya pemasaran produksi
e. Program KUBE merupakan program pemberdayaan yang berupaya untuk mengembangkan aspek lokalitas dan menjembatani upaya penanggulangan
kemiskinan di antara institusi yang terkait seperti pemerintah, swasta, pasar, maupun stakeholder yang lain sehingga tercipta sinergi dalam mewujudkan
tujuan bersama dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama KUBE usaha kebun sayur
tersebut merupakan sebuah gerakan sosial Social Movement dalam rangka upaya menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosial.
KUBE dibentuk dan dibangun berangkat dari gejala kemiskinan dan pengharapan yang meningkat sehingga dengan terbentuknya KUBE tersebut memberikan
momentum kemudahan dalam situasional, sehingga merupakan sebuah gerakan upaya memerangi kemiskinan.
Sebagai saran untuk perbaikan bahwa dalam usaha tersebut, pertama perlunya perbaikan sistem pengorganisasian yang baik dan peningkatan jejaring
sehingga dengan demikian eksistensi usaha lebih dapat dikembangkan dan dipertahankan. Kedua; menguatkan kapasitas kelompok dengan memperkuat
kepengurusan dan kelembagaan karena dengan demikian akan lebih memberikan kepercayaan terhadap pihak luar yang berkaitan dengan usaha sehingga akan
memberikan kemudahan dalam berusaha secara berkelanjutan.
52
V. PETA SOSIAL KELURAHAN MAHARATU
5.1. Lokasi Kajian