berkembangnya jenis usaha KUBE; 7meningkatnya pendapatan anggota KUBE; 8 tumbuh kembangnya kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dalam bentuk
pengumpulan iuran kesetiakawanan sosial IKS.
2.5. Partisipasi
Secara sederhana partisipasi mengadung makna peran serta seseorang atau kelompok orang atas suatu pihak dalam suatu kegiatan atau upaya mencapai
sesuatu yang secara sadar diinginkan oleh pihak yang berperan serta tersebut. Partisipasi merupakan bentuk perilaku sadar. Partisipasi telah dianggap
oleh para politisi sebagai dasar dari hak-hak demokrasi. Tetapi faktanya sering dihindari pertanyaan mengenai apakah masyarakat sendiri benar-benar ingin
melibatkan diri atau tidak? Pertanyaan seperti itu tidak mudah dijawab Conyers, 1984. Didunia ketiga sifat penduduk yang dianggap apatis dan kurang tertarik
pada upaya-upaya pembangunan ternyata telah menjadi sumber frustasi bagi para perencana, politisi dan pemimpin komunitas serta agen-agen pembangunan
lainnya. Berdasarkan hasil studi tentang keberhasilan dan kegagalan dalam partisipasi masyarakat menyimpulkan ada dua hal yang mendukung terjadinya
partisipasi oppenheim 1973, yaitu 1 ada unsur yang mendukung untuk berprilaku tertentu pada diri seseorang person inner determinant, 2 Terdapat
iklim atau lingkungan Enviruenveronmental factors yang memungkinkan terjadinya perilaku tertentu itu. Oleh karena itu dalam mengembangkan partisipasi
perlu memperhatikan kedua hal itu. Fakta menunjukkan adanya kecendrungan yang sangat nyata bahwa
masyarakat pihak-pihak yang diharapkan berpartisipasi tidak akan berpartisipasi dalam arti sebenarnya atas kemauan sendiri atau dengan antusias yang tinggi
dalam kegiatan perencanaan, kalau mereka merasa bahwa partisipasi mereka dalam perencanaan tersebut tidak mempunyai pengaruh pada perencanaan akhir
adanya manfaat dalam penilaian mereka. Masyarakat merasa enggan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang tidak menarik minat mereka atau
aktifitas yang dapat mereka rasakan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa seseorang akan berpartisipasi apabila
terpenuhi persyaratan untuk berpartisipasi, yaitu :
1. Kesempatan, yaitu adanya suasana atau kondisi lingkungan yang disadari oleh orang tersebut bahwa ia berpeluang untuk berpartisipasi.
2. Kemauan adanya sesuatu yang mendorong menumbuhkan minat dan sikap mereka untuk termotifasi, berpartisipasi, misalnya berupa manfaat yang dapat
dirasakanatas partisipasinya tersebut, dan 3. Kemampuan adanya kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa ia
mempunyai kemampun untuk berpartisipasi bisa berubah pikiran, tenggang waktu atau sarana dan material lainnya.
Apabila salah satu saja dan ketiga syarat itu ada, maka hampir dapat dipastikan bahwa partisipasi dalam arti sebenarnya itu tidak akan pernah terjadi.
Penggerak pembangunan biasanya berhasil mengembangkan partisipasi dengan cara mengembangkan kondisi terwujudnya prasyarat partisipasi. Apabila suatu
pembangunan tidak mendapat partisipasi masyarakat secara meluas kecendrungan yang terjadi adalah pembangun tersebut tidak bermafaat bagi rakyat, melainkan
hanya bermanfaat pada segolongan pihak yang punya kepentingan dalam pembangunan.
2.6. Modal Sosial