7.1.3. Analisis Permasalahan, analisis Tujuan serta Strategi KUBE pada
Program Pemberdayaan Keluarga Miskin di Kelurahan Maharatu Analisis permasalahan dibuat untuk mendeskripsikan permasalahan yang
dihadapi KUBE dalam pemenuhan kebutuhannya pada perkembangan organisasinya. Analisis permasalahan ini dibuat sebagai dasar penyusunan
kegiatan pengembangan kelembagaan KUBE pada masa yang akan datang, serta arah kebijakan pelaksanaan program pemberdayaan keluarga miskin Dinas Sosial
Provinsi Riau, khususnya pelaksanaan program kegiatan di Kelurahan Maharatu. Kutipan wawancara dengan ketua RT. 06 Kelurahan Maharatu mengenai
beberapa permasalahan pokok perkembangan kelembagaan KUBE Suka Makmur adalah sebagai berikut :
“Pada awal pelaksanaan program pemberdayaan keluarga miskin yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Riau,
kelembagaan KUBE Suka Makmur berkembang cukup baik, bahkan telah menjadi KUBE teladan di Provinsi Riau. KUBE
Suka Makmur telah mampu mensejahterakan semua anggota kelompoknya. Interaksi sosial KUBE Suka Makmur juga
cukup baik dengan masyarakat di sekitar Kelurahan Maharatu, khususnya disekitar Jalan Kertama Kota
Pekanbaru. Namun kemanfaatan kelembagaan KUBE Suka Makmur belum dapat dinikmati oleh masyarakat Kelurahan
Maharatu, khusunya para petani kebun sayur. Hal ini terjadi disebabkan terhentinya kelembagaan yang mengelola
kegiatan usaha simpan pinjam, sehingga kelompok masyarakat lainnya yang mempunyai potensi yang cukup baik
dalam menerima kemanfaatan tersebut menjadi gagal dalam menerima kemanfaatan penambahan modal usahanya, akibat
modal yang telah ada tersebut kemudian menjadi tidak berkembang. Sangat disayangkan bahwa pendampingan yang
telah dilakukan belum mampu merubah pola pikir anggota kelompok untuk tetap melanjutkan usaha simpan pinjam yang
telah dikelola dengan baik. Sisi baiknya kelembagaan masyarakat tetap berkembang dengan adanya bantuan lain
dari Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Riau maupun Kota Pekanbaru, sehingga semakin banyak masyarakat yang
berusaha di bidang kebun sayur menjadi terbantu usahanya, walaupun modal yang baru ini tidak menjadi tambahan bagi
memperkuat modal usaha yang telah ada. Kelembagaan KUBE Suka Makmur, baik pengurus, anggota dan usahanya
saat ini telah melebur menjadi Gapoktan Karya Makmur. Saran saya sebagai RT. 06 hendaknya agar bantuan yang
diberikan dapat bermanfaat bagi seluruh petani sayur yang ada di Kelurahan Maharatu, hendaknya pemerintah mau
membangun sebuah tempat pencucian sayuran yang bersih dan sehat, mengingat saat ini petani mencuci sayur di sungai
kecil yang berada di Jalan Kertama, dengan kondisi air yang diragukan kebersihannya.
Petikan wawancara di atas adalah sebagian kecil permasalahan yang didapat yang berpengaruh terhadap perkembangan kelembagaan KUBE. Dari hasil
diskusi kelompok yang melibatkan pengurus, anggota, tokoh masyarakat serta kemudian dikomunikasikan kepada Dinas Sosial Provinsi Riau dibuat sebuah
analisis permasalahan dengan bantuan alat analisis pohon masalah dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, serta
menyusun hubungan tersebut menjadi pohon masalah problem tree, seperti pada gambar 6.
Gambar 6. Analisis Permasalahan Kelembagaan KUBE
Bantuan modal usaha dan Pendampingan
yang ada di bidang pertanian
Usaha Masyarakat dominan di bidang
pertanian Kegiatan Kelembagaan
usaha KUBE fakum
Terjadi perubahan kelembagaaan KUBE
menjadi Gapoktan Prosedur
Pendampingan belum mengarahkan pada
keberlanjutan usaha Mekanisme
Pendampingan KUBE tidak berjalan dengan
baik Kelembagaan KUBE
melemah
Koordinasi antar satker di lingkungan Pemprov Riau
masih lemah dalam pelaksanaan kegiatan
program pembangunan Rendahnya partisipasi
anggota kelompok Bergantinya satker yang
mendampingi komunitas, tanpa
adanya serah terima kegiatan
Belum adanya aturan baku mengenai pembagian
kegiatan program pembangunan di suatu
komunitas Modal usaha habis
dibagikan merata pada anggota kelompok
Tidak berjalannya aturan main dalam
kelompok
Potensi SDM maupun SDA menonjol
dibidang pertanian Petujuk pelaksanaan
belum mengatur tentang mekanisme
pendampingan untuk keberlanjutan usaha
akibat
sebab
Dari hasil analisis masalah di atas maka dibuat analisis tujuan yang digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai
serta mengidentifikasi tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Analisis tujuan ini dipakai sebagai dasar pembuatan rencana tindak lanjut
kegiatan di masa yang akan datang. Hasil Analisis tujuan pada gambar 7.
Gambar 7. Analisis Tujuan Peningkatan Kelembagaan KUBE
Penguatan dan serah terima Pendampingan
oleh 2 satker terkait
Peningkatan kesempatan kerja
masyarakat Mekanisme
Pendampingan KUBE berjalan dengan baik
Penguatan Koordinasi antar satker di lingkungan
Pemprov Riau dalam pelaksanaan kegiatan
program pembangunan Peningkatan partisipasi
anggota kelompok Begantinya satker
pendamping masyarakat, dari dinas
sosial kepada dinas tanam pangan dan
hortikutura
Pembuatan dan pelaksanaan aturan baku
mengenai pembagian kegiatan program
pembangunan di suatu komunitas
Kelembagaan usaha KUBE berjalan baik
Kelembagaan KUBE berjalan berdampingan
dengan Gapoktan Prosedur
Pendampingan diarahkan pada
keberlanjutan usaha Kelembagaan KUBE
menguat
Perkembangan modal usaha KUBE diperkuat
dengan modal gapoktan
Berjalannya aturan main secara partisipatif
Peningkatan Potensi SDM untuk
pemanfaatan SDA
Revisi petunjuk pelaksanaan kegiatan,
terutama pada mekanisme
keberlanjutan usaha Training
teknis usaha
Pengemban gan usaha
produktif baru
Penguatan kelembagaan usaha kelompok
Penetapan dan penerapan
aturan baku pelaksanaan
program pembangunan
Mengembangkan sistem koordinasi
antar satker Hasil
Tindakan
Pembuatan dan pelaksanaan aturan
main secara partisipatif
Berdasarkan analisis tujuan di atas maka dibuat strategi melalui tindakan- tindakan yang harus di ambil dalam memecahkan permasalahan KUBE dibagi atas
dua tindakan yaitu tindakan pertama yang merupakan stretegi penguatan kelembagaan internal KUBE seperti pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan pendampingan kelembagaan, pendampingan usaha kelompok melalui fasilitasi kerjasama,penciptaan jaringan usaha dan jaringan sosial baik
antar komunitas maupun lembaga formal, pendampingan pembuatan aturan main, pendampingan pengembangan usaha produktif baru, serta penguatan kapasitas
melalui training teknis usaha maupun manajemen usaha. Tindakan kedua melalui penguatan sistem koordinasi dan sinergitas program pembangunan oleh satuan
kerja terkait melalui kegiatan revisi petunjuk pelaksanaan kegiatan, terutama pada mekanisme keberlanjutan usaha, mengembangkan sistem koordinasi antar satker,
serta penetapan dan penerapan aturan baku pada program pembangunan, terutama yang berkaitan dengan masyarakat dan upaya pemberdayaan masyarakat.
7.2. Rumusan Program Pemberdayaan Keluarga Miskin Melalui