Metode Perencanaan Program. Pemberdayaan Keluarga Miskin Melalui Kelembagaan Kelompok Usaha Bersama Ekonomi, Studi KUBE Suka Makmur Di Kelurahan Maha Ratu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru Provinsi Riau

pemberdayaan fakir miskin. Partisipasi sosial dilakukan dengan menyediakan informasi program, menumbuhkan pemahaman dan kesadaran terhadap permasalahan kemiskinan, melakukan dialog, menemukan alternatif pemecahan masalah, melaksanakan aksi dan evaluasi bersama. 2. Pengembangan Budaya Kewirausahaan Pengembangan budaya kewirausahaan mengandung makna tumbuh dan berkembangnya sikap mental fakir miskin untuk mau belajar dan melakukan usaha ekonomi produktif berdasarkan potensi dan kreativitas yang dimiliki. Pengembangan budaya kewirausahaan dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan sosial, motivasi, pelatihan kewirausahaan, maganf kerja, pendampingan usaha dan akses terhadap sumber-sumber kesejahteraan sosial. 3. Pengembangan Budaya Menabung Pengembangan budaya menabung mengandung makna tumbuhnya pengertian, sikap mental dan kebiasaan fakir miskin untuk menyisihkan dan menyimpan sebahagian dari pendapatannya untuk kebutuhan peningkatan kualitas atau menjamin terpeliharanya kesejahteraan sosial dimasa yang akan datang. Pengembangan usaha menabung dilaksanakan melalui kegiatan pendidikanpelatihan perencanaan dan pengelolaan keuangan, pengenalan sistem Lembaga Keuangan Mikro LKM dan perbankan, memberi insentif untuk meningkatkan jumlah tabungannya, dan membantu memelihara tabungannya untuk mencapai tujuan tertentu. 4. Kemitraan Sosial Kemitraan sosial mengandung makna terjalinnya kerjasama dengan berbagai pihak dunia usaha, LSMOrsos, perguruan tinggi, kalangan perbankan dan masyarakat umumnya dalam pemberdayaan fakir miskin dengan mengedepankan nilai-nilai kesetaraan, saling percaya, menghargai dan kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra. Kemitraan dapat dilaksanakan melalui pembentukan dan penguatan jaringan kerja, asosiasi, konsorsium, ikatan kerjasamaMoU dan aksi bersama. 5. Advokasi Sosial Advokasi sosial mengandung makna adanya upaya memberikan pendampingan sosial, perlindungan sosial dan pembelaan terhadap hak-hak dasar fakir miskin yang dilanggar olah pihak lain agar dapat mendapatkan haknya kembali , terutama akses terhadap pelayanan sosial dasar, peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraannya. Advokasi sosial dilaksanakan melalui pelibatan fakir miskin dalam perumusan berbagai kebijakan, audiensi, dialog publik, kampanye dan aksi sosial. 6. Penguatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penguatan kapasitas SDM dan kelembagaa mengandung makna peningkatan profesionalisme dan kinerja pelaku program, termasuk aparatur pemerintah di tingkat pusat maupun daerah, pendamping, masyarakat organisasi sosial dunia usaha serta penerimaan pelayanan dalam pemberdayaan fakir miskin. Penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan dilaksanakakn melalui pendidikan, pelatihan, studi lapang, studi banding, magang, pendampingan, pengkajian, penelitian dan pengembangan. 7. Aktualisasi Nilai-nilai Spiritualitas dan Kearifan Lokal Aktualisasi nilai-nilai spiritualitas dan kearifan lokal mengandung makna diimplementasikannya nilai-nilai keagamaan dan norma-norma adat setempat dalam pemberdayaan keluarga fakir miskin. Aktualisasi nilai-nilai spiritualitas dan kearifan lokal dilaksanakan melalui kegiatan pengkajian bimbingan dan mengimplementasikan nilai-nilai spritual maupun norma- norma adat. Pembentukan dan pengembangan KUBE pada program pemberdayaan keluarga miskin direncanakan dilaksanakan dalam 5 tahap, yaitu: 1. Tahap Persiapan; Kegiatan pada tahap persiapan terdiri dari orientasi dan observasi, identifikasi, perencanaan program pelaksanaan,penyuluhan social umum, bimbingan sosial , bimbingan motivasi, dan evaluasi persiapan oleh aparat desa, petugas pendamping, Pembina fungsional 2. Tahap Pelaksanaan; Kegiatan pada tahap pelaksanaan meliputi seleksi calon Keluarga binaan Sosial KBS , pembentukan pra-kelompok dan kelompok. pemilihanpenentuan jenis usaha, pelatihan pendamping, pelatihan keterampilan anggota KUBE, pemberian bantuan makanan atau santunan jaminan hidup, bantuan stimulant, pendampingan dan evaluasi oleh aparat