Pelapisan Sosial Struktur Komunitas

53 Tabel 5.Penggunaan Tanah Kelurahan Maharatu Tahun 2006 No. Penggunaan Tanah Luas Ha Persentase 1. Pemukimanperumahan 598,2 35,23 2. Perkantoranperdagangan fasilitas umum 192 11,31 3. Tanah pertanian tanah kosong 850 50,05 4. Pemakaman 3 0,18 5. Perkarangan 55 3,23 Jumlah 1.698,2 100 Sumber Data : Potensi Kelurahan Maharatu 2006 Berdasarkan data penggunaan areal tanahlahan Kelurahan Maharatu diketahui bahwa luas wilayah kelurahan banyak dipergunakan sebagai areal lahan pertaniantanah kosong seluas 850 ha 50,05 persen dan areal pemukiman seluas 598,2 ha 35,23 persen.

5.2. Aspek Pemerintahan

Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai merupakan kelurahan baru dari pemekaran kelurahan induk yakni, sebagian wilayah berasal dari Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya dan sebagian lagi berasal dari Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Tampan, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2003. Tanggal 23 Desember 2003 diresmikan Kelurahan Maharatu dengan 19 sembilan belas Rukun Warga RW dan 74 tujuh puluh empat Rukun Tetangga RT.

5.3. Struktur Komunitas

5.3.1. Pelapisan Sosial

Sistem pelapisan sosial dalam masyarakat dapat terbentuk dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu sendiri, namun dapat pula terbentuk dengan sengaja dirancang dan disusun untuk mencapai suatu tujuan. Adanya pelapisan sosial dapat dilihat dalam bentuk kelompok-kelompok orang yang mempunyai interest tertentu. Bentuk pelapisan sosial dapat berdasarkan atas 54 kesamaan tujuan, kesamaan masalah, kesamaan status, kesamaan pekerjaan ataupun kesamaan lainnya. Pelapisan sosial yang ada pada masyarakat Kelurahan Maharatu didasarkan pada : a. Agama Masyarakat Kelurahan Maharatu tergolong masyarakat yang agamis, dalam hal ini mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat memandang tinggi dan memberikan pelapisan sosial teratas terhadap tokoh-tokoh agama Ustadzulama-ulama. Para ulama sebagai tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan pendekatan religius dalam mencermati persoalan masyarakat umat di Kelurahan Maharatu dalam mencari penyelesaiannya, baik itu dalam aspek penyuluhan. b. Pekerjaan Pelapisan sosial yang menduduki peringkat kedua setelah aspek agama di Kelurahan Maharatu adalah pekerjaan dan jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang. Berdasarkan informasi dan pengamatan, masyarakat akan lebih menghargai dan menghormati seseorang yang memiliki pekerjaan, terlebih lagi jika jenis pekerjaannya seperti PNS, ABRI, pegawai swasta di Bank, pengusaha, pengajarguru, dan dosen. Seseorang yang memiliki jenis pekerjaan tersebut menempati posisi pelapisan sosial yang baik. c. Pendidikan formal Semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh seseorang, maka makin tinggi pula posisi pelapisan sosial yang disematkan masyarakat kepadanya. Demikian pula dengan masyarakat di Kelurahan Maharatu selain aspek agama dan pekerjaan, aspek pendidikan sangat dipandang penting oleh masyarakat sebagai faktor penentu dalam sebuah pengambilan keputusan di forum-forum warga dalam rapat-rapat RT atau RW. 55

5.3.2. Kepemimpinan