Kepemimpinan Profil KUBE Suka Makmur

Tabel 12. Aktivitas Kelembagaan KUBE Suka Makmur dalam Kegiatan Produktif No Jenis Aktivitas Uraian Kegiatan 1 Pengadaanpenggunaan modal, tenaga kerja, teknologi dan saprotan Modal usaha digunakan untuk kegiatan usaha pertanian hortikultura kebun sayur, jumlah pembiayaan sesuai dengan rencana kerja anggota, tenaga kerja yang digunakan berasal dari anggota rumah tangga keluarga miskin. Teknologi yang digunakan berdasarkan petunjuk ppl pertanian maupun pendamping, saprotan yang digunakan adalah pupuk, benih, obat-obatan. Benih yang didapat dibeli ataupun dibuat sendiri. 2 Pemasaran Pemasaran tidak diatur oleh kelompok, anggota kelompok secara bebas menjual kepada pedagang pengumpul atau dipasarkan sendiri 3 Pengembangan usaha Pengembangan usaha hanya terbatas pada usaha simpan pinjam dan jual beli saprotan, setelah berubah menjadi kelompok tani, pengembangan usaha berkembang pada usaha sayur ekspor, dan penyediaan saprotan. Untuk anggota kelompok terjadi pengembangan usaha secara umum seperti pemasaran hasil sayuran, bengkel, dagang kelontong dan pertukangan. 4 Aturan main dan kontrol sosial Aturan main secara baku sudah ditetapkan secara tertulis, tetapi hanya mengatur mengenai proses usaha simpan pinjam. Kontrol sosial secara kelembagaan belum jalan disebabkan tidak adanya badan pengawas yang berada pada struktur organisasi, Kontrol sosial pada komunitas kurang berjalan disebabkan pertemuan kelompok tidak rutin benrjalan 5 Pengelolaan Konflik Konflik pada kegiatan KUBE Suka Makmur hamper dikatakan tidak pernah terjadi, jika terjadi secara langsung akan diselesaikan oleh ketua kelompok dan pengurus lainnya.

6.1.4. Kerjasama dan Jaringan Usaha KUBE

Kerjasama dan jaringan usaha KUBE Suka Makmur kurang berkembang dengan baik. Usaha-usaha pendampingan sebagai wujud pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh Dinas Sosial Provinsi Riau masih pada batas penyampaian bantuan serta penyelesaian administrasi kegiatan, belum dilaksanakan secara optimal sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kegiatan maupun petunjuk teknis program pemberdayaan keluarga miskin. Pendampingan belum berupaya untuk mengajak, membimbing serta mengarahkan komunitas pada usaha-usaha untuk dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti permodalan, pemasaran hasil. Sampai pada akhir pelaksanaan program bentuk kerjasama dan jaringan usaha KUBE Suka Makmur hanya pada satu lembaga saja yaitu Dinas Sosial Provinsi Riau. Jenis usaha yang terbentuk dan dikelola oleh kelembagaan KUBE Suka Makmur hanya pada usaha simpan pinjam dan pengadaan sarana produksi pertanian. Jaringan Usaha KUBE Suka Makmur juga belum terbentuk atas kesepakatan atau perjanjian kerjasama, jaringan usaha terbentuk dengan sendirinya sesuai dengan mekanisme pasar dan secara langsung dikelola oleh setiap anggota kelompok. Peran Kelembagaan KUBE Suka Makmur dalam membentuk jaringan usaha komunitas atau jaringan sosial lainnya dapat dikatakan tidak ada sama sekali, hal ini menjadi salah satu penyebab kelembagaan KUBE Suka Makmur tidak berkembang. Kelembagaan KUBE Suka Makmur hanya berperan sebagai lembaga yang memberikan layanan permodalan yang berasal dari bantuan Dinas Sosial Provinsi Riau serta mengurus bentuk-bentuk administrasi pencairan dana usaha, serta tata laksana pengembalian kredit usaha kepada KUBE, yang disesuaikan dengan kebutuhan Dinas Sosial Provinsi Riau. Akibatnya kemanfaatan KUBE menjadi sangat rendah oleh anggotanya. KUBE tidak mampu memberikan peluang kerjasama maupun memperbanyak jaringan usaha untuk kepentingan usaha anggotanya, kejadian ini disebabkan tidak dimilikinya perencanaan kegiatan kelembagaan yang dibuat secara partisipatif dan digunakan untuk kepentingan usaha anggotanya. Hal inilah yang mendorong terus melemahnya kelembagaan KUBE setelah dianggap mandiri, selain kurangnya kepentingan anggota terhadap KUBE serta rasa memiliki yang sangat rendah anggota KUBE terhadap kelembagaannya.. Terentaskannya kemiskinan anggota KUBE Suka Makmur disebabkan peluang usaha kebun sayur merupakan kegiatan yang sangat menjanjikan di Kota Pekanbaru , dengan tingkat permintaan akan sayuran yang terus meningkat dan jumlah pasokan produksi sayuran terbatas, membuat sayuran yang diproduksi mempunyai harga yang cukup baik dan selalu terserap oleh pasar.