“Setelah mendapatkan penghargaan sebagai KUBE teladan pada tahun 2003, KUBE Suka Makmur telah dianggap
menjadi KUBE Mandiri dan sejak itu tidak ada lagi pembinaan dari Dinas Sosial Provinsi Riau. Dengan kedaan
seperti ini kemudian anggota kelompok mengambil inisiatif untuk membagikan semua modal usaha yang telah
berkembang tersebut secara merata, namun demikian anggota kelompok sepakat untuk tidak membubarkan KUBE Suka
Makmur, Kelompok yang telah ada ini dipakai untuk mencari jaringan kerjasama baru dengan pihak-pihak lain untuk
membantu kegiatan usaha anggota. Saat itu didapat bantuan pembinaan maupun modal usaha dari Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Riau untuk kegiatan usaha sayur ekspor maupun usaha pertanian kebun sayur. Untuk
menyesuaikan bentuk program tersebut, KUBE Suka Makmur kemudian merubah bentuk kelembagaannya menjadi
Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Karya Mammur yang awalnya membawahi 9 kelompok tani dan kemudian
berkembang menjadi 10 kelompok tani sampai sekarang. Kelembagaan KUBE Suka Makmur saat ini masih
berhubungan dengan Dinas Sosial Provinsi Riau, hal ini dilakukan untuk mencari kemungkinan dikembangkannya
KUBE baru untuk masyarakat miskin di Kelurahan Maharatu yang belum tersentuh oleh bantuan pihak-pihak lainnya. Pada
tahun 2009 telah terbentuk 2 buah KUBE pengambangan yang diberi nama KUBE Karya Mandiri dan KUBE Suka
Maju, masing-masing beranggotakan 10 orang dengan luas lahan masing-masing KUBE sebanyak 5 hektar. KUBE
pengembangan ini telah mendapat bantuan sebanyak Rp. 30.000.000, untuk masing-masing KUBE. Pada tahun 2010
telah terbentuk 2 KUBE pengembangan lagi yang diberi nama KUBE Tunas Mandiri dan KUBE Elang Sakti, masing-
masing beranggotakan 10 orang dengan luas lahan masing- masing KUBE sebanyak 5 hektar. KUBE pengembangan ini
telah mengajukan proposal bantuan modal sebanyak Rp. 30.000.000, untuk masing-masing KUBE dan direncakan
akan cair tahun 2011 ini”
6.1.2. Kepemimpinan
Kepemimpinan di KUBE Suka Makmur didapat melalui proses demokratis yang melibatkan partisipasi anggota kelompok dalam proses suksesi maupun
mekanisme pelaksanaan kegiatan pemilihan, namun demikian dalam pelaksanaan pemilihan secara periode tidak pernah dilaksanakan. Sejak mulai berdiri pada
tahun 1998 sampai dengan sekarang ketua kelompok maupun pengurus KUBE Suka Makmur sekarang menjadi Kelompok Tani Suka Makmur belum pernah
berubah masih dijabat oleh Surafin, dan belum ada wacana untuk memilih ketua kelompok yang baru. Kejadian ini juga disebabkan belum adanya kesepakatan dan
keputusan yang tertuang di ADART KUBE Suka Makmur mengenai mekanisme pemilihan ketua, baik masa jabatan, maupun tatacara pemilihan ketua.
Kepemimpinan di Kelembagaan KUBE Suka Makmur tidak berkembang dan tidak mempunyai bentuk kaderisasi kepemimpinan. Kaderisasi kepemimpinan
merupakan salah satu tolok ukur mengenai keberlanjutan suatu organisasi, sehingga diperlukan sebuah mekanisme yang jelas mengenai tataca pemilihan
pemimpim suatu organisasi, dan harus jelas secara tertulis dicantumkan pada ADART suatu organisasi. Untuk itu perlu dibuat dan disepakati secara bersama
mengenai tatacara pemilihan kepemimpinan di KUBE Suka Makmur untuk masa yang akan datang, yang saat ini telah menjadi Kelompok Tani Suka Makmur.
6.1.3. Aktifitas Kelembagaan KUBE Suka Makmur
Aktifitas Kelembagaan KUBE Suka Makmur menyangkut kegiatan produktif KUBE seperti pengadaan dan penggunaan modal, tenaga kerja, tenaga
kerja, pemasaran dan pengembangan usaha investasi modal dan lahan yang dapat diuraikan pada tabel 12.
Tabel 12. Aktivitas Kelembagaan KUBE Suka Makmur dalam Kegiatan Produktif No
Jenis Aktivitas Uraian Kegiatan
1 Pengadaanpenggunaan
modal, tenaga kerja, teknologi dan saprotan
Modal usaha digunakan untuk kegiatan usaha pertanian hortikultura kebun sayur, jumlah pembiayaan sesuai
dengan rencana kerja anggota, tenaga kerja yang digunakan berasal dari anggota rumah tangga keluarga miskin.
Teknologi yang digunakan berdasarkan petunjuk ppl pertanian maupun pendamping, saprotan yang digunakan
adalah pupuk, benih, obat-obatan. Benih yang didapat dibeli ataupun dibuat sendiri.
2 Pemasaran
Pemasaran tidak diatur oleh kelompok, anggota kelompok secara bebas menjual kepada pedagang pengumpul atau
dipasarkan sendiri
3 Pengembangan usaha
Pengembangan usaha hanya terbatas pada usaha simpan pinjam dan jual beli saprotan, setelah berubah menjadi
kelompok tani, pengembangan usaha berkembang pada usaha sayur ekspor, dan penyediaan saprotan. Untuk
anggota kelompok terjadi pengembangan usaha secara umum seperti pemasaran hasil sayuran, bengkel, dagang
kelontong dan pertukangan.
4 Aturan main dan kontrol
sosial Aturan main secara baku sudah ditetapkan secara tertulis,
tetapi hanya mengatur mengenai proses usaha simpan pinjam. Kontrol sosial secara kelembagaan belum jalan
disebabkan tidak adanya badan pengawas yang berada pada struktur organisasi, Kontrol sosial pada komunitas kurang
berjalan disebabkan pertemuan kelompok tidak rutin benrjalan
5 Pengelolaan Konflik
Konflik pada kegiatan KUBE Suka Makmur hamper dikatakan tidak pernah terjadi, jika terjadi secara langsung
akan diselesaikan oleh ketua kelompok dan pengurus lainnya.
6.1.4. Kerjasama dan Jaringan Usaha KUBE