VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM
PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU
7.1. Evaluasi dan Strategi Pemberdayaan Keluarga Miskin
7.1.1. Evaluasi Kegiatan KUBE di Kelurahan Maharatu.
Pemberdayaan keluarga miskin di Kelurahan Maharatu dilakukan melalui penguatan kelembagaan Kelompok Usaha Bersama KUBE, serta memberikan
bantuan permodalan kepada KUBE untuk dapat menyalurkan kepada anggotanya dengan bentuk dana bergulir sebagai bantuan permodalan bagi usaha produktif
anggotanya. Pemberdayaan keluarga miskin di Kelurahan Maharatu mulai dilakukan
sejak tahun 2001 terhadap keluarga miskin yang secara umum mempunyai usaha kebun sayuran. Pemberdayaan keluarga miskin dilakukan oleh Dinas Sosial
Provinsi Riau dengan menempatkan tenaga pendamping maupun petugas fungsional dalam bentuk pembinaan, pembentukan dan penguatan kelembagaan
KUB melalui proses partisipatif. Melalui proses pendampingan yang partisipatif saat itu terbentuk KUB yang diberi nama Suka Makmur.
Kegiatan pemberdayaan keluarga miskin di Kelurahan melalui penguatan kelembagaan Kelompok Usaha Bersama KUBE oleh Dinas Sosial Provinsi Riau
telah memenuhi proses pelaksanaan kegiatannya yaitu : 1. Penjajakan lokasi dan pemetaan kebutuhan
Penjajakan lokasi dan pemetaan kebutuhan bertujuan untuk memahami karakteristik wilayah, pendataan seluruh keluarga yang dikategorikan fakir
miskin, dan pemahaman terhadap karakteristik masalah kemiskinan, serta identivikasi terhadap karakteristik maslah kemiskinan. Pada saat awal program
didapat 23 orang yang dapat digolongkan sebagai keluarga miskin dan kemudian dijadikan prioritas untuk dijadikan pemanfaat program pemberdayaan keluarga
miskin.
2. Sosialisasi program Sosialisasi program bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap
program pemberdayaan fakir miskin dan membangun persamaan persepsi terhadap langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan. Sosialisasi dilakukan
kepada pihak kelurahan, tokoh masyarakat serta masyarakat yang menjadi target pelaksanaan program. Sosialisasi berisi tentang kebijakan dan strategi
pelaksanaan program, mekanisme dan prosedur pelaksanaan program serta administarsi program
3. Pendampingan sosial Pendampingan sosial bertujuan untuk memberikan motivasi kepada
keluarga fakir miskin untuk mengakses dan memanfaatkan program pemberdayaan keluarga fakir miskin dan meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi keluarga fakir miskin. Dinas Sosial Provinsi Pekanbaru telah menugaskan satu orang
pendampingnya yang secara khusus telah diberikan penguatan tentang metodologi pendampingan. Kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah menjalin relasi
sosial antara KUBE, LKM dan masyarakat sekitar dalam rangka memecahkan masalah, memperkuat dukungan, mendayagunakan berbagai sumber dan potensi
dalam pemenuhan kebutuhan hidup, serta meningkatkan akses anggota terhadap pelayanan sosial dasar, lapangan kerja dan fasilitas pelayanan publik lainnya.
4. Identifikasi dan seleksi Identivikasi dan seleksi bertujuan untuk mengidentivikasi calon sasaran
program dan menyeleksi keluarga fakir miskin yang menjadi prioritas sasaran dan memenuhi kriteria sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan ini dilakukan oleh
pendamping sosial dengan menggunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat seperti tokoh masyarakat, aparat desa, petugas
dinas sosial dan pihak lainnya yang terkai terhadap program. 5. Studi kelayakan usaha
Studi kelayakan usaha bertujuan untuk mengkaji kelayakan usaha ekonomi yang sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang tersedia. Berdasarkan hasil
identifikasi dan seleksi ini diketahui anggota masyarakat yang akan menjadi target program dan diketahui jenis usaha yang layak dan prospektif yang akan
dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut didapat 23 orang petani yang kemudian bergabung kedalam KUBE Suka Makmur dengan jenis usaha kebun sayur.
6. Peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumberdaya manusia yang dilakukan pada anggota KUBE
Suka Makmur adalah melalui pendampingan, peningkatan kapasitas pengelolaan lembaga pembiayaan melalui kegiatan pelatihan, bimbingan teknis, studi banding
serta pertemuan-pertemuan lainnya. 7. Bantuan Sosial
Bantuan sosial bertujuan untuk mendorong peningkatan produktuvitas ekonomi keluarga fakir miskin melalui pemberian modal usaha. Pemberian
bantuan sosial yang dilakukan kepada KUBE Suka Makmur sebanyak Rp. 13.000.000,-. Pencairan dilakukan dua tahap, tahap pertama Rp. 10.000.000,- dan
tahap kedua dilakukan beberapa bulan berikutnya dengan jumlah Rp. 3.000.000,-. Modal usaha ini direncanakan digunakan sebagai usaha simpan pinjam yang
mendukung proses kegiatan usaha kebun sayur anggota KUBE. Dengan Bantuan modal sosial tersebut pada tahun 2003 KUBE Suka Makmur telah dianggap
menjadi KUBE Mandiri dan telah mampu mengentaskan kemiskinan anggotanya. 8. Pengembangan kemitraan sosial
Pengembangan kemitraan sosial yang dilakukan adalah pengembangan kemitraan dengan dunia usaha, organisasi sosial atau lembaga sosial masyarakat
LSM, perguruan tinggi dan perbankan. Hal ini dilakukan untuk mendorong dan membentuk kemandirian masyarakat dalam memperkuat akses jaringan kerja dan
secara bertahap diharapkan keluarga miskin tersebut dapat keluar dari persoalan kemiskinan dan ketergantungan dengan pihak lain terutama bantuan Dinas Sosial
Provinsi Riau. 9. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesejahteraan sosial terutama terhadap pelaksanaan kegiatan program
pemberdayaan keluarga fakir miskin. Dengan Monitoring dan evaluasi diketahui progress pelaksanaan kegiatan baik keberhasilan, permasalahan serta langkah-
langkah yang telah diambil dalam pemecahan permasalahan, sehingga berguna bagi pelaksanaan kegiatan pada masa yang akan datang.
Wawancara dengan tokoh masyarakat Kelurahan Maharatu yaitu dengan Bapak Martias ketua RW. 06, petikannya sebagai berikut :
“Program Pemberdayaan Keluarga Miskin di Kelurahan Maharatu yang difasilitasi oleh Dinas Sosial Provinsi Riau,
pada awal pelaksanaannya dulu dapat dikatakan sangat berhasil, saat ini dapat dilihat bahwa seluruh anggota KUBE
yang dibina tahap pertama dulu telah dapat dientaskan kemiskinannya, hal ini tentu saja dapat dilihat dari tampilan
fisik rumah, kendaraan yang mereka pakai serta pendidikan anak-anak mereka. Hanya sangat disayangkan bahwa
pembinaan tersebut terputus begitu saja tanpa ada solusi yang lebih baik untuk melaksanakan pembinaan lebih lanjut. Pada
awal – awal pelaksanaannya program ini telah memenuhi semua proses pembinaaan maupun tatacara pelaksanaan
program, namum demikian akhir pelaksanaan program kurang mendapat perhatian yang lebih baik, sehingga
pengurus KUB maupun anggotanya secara spontan langsung membagi-bagikan uang yang telah berkembang secara baik
pada lembaga keuangan mikro yang telah mereka bentuk sendiri secara merata kepada semua anggotanya setelah
kelompok dianggap mandiri dan pembinaan tidak ada lagi. Hal ini tentu sangat disayangkan, sebab modal keuangan yang
telah berkembang baik tersebut jika dikelola secara baik dan benar tentu akan mendatangkan kemanfaatan yang lebih besar
lagi, baik terhadap jumlah masyarakat yang menjadi pemanfaat maupun terhadap besaran modal yang diberikan.
Saat ini misalnya, lahan pertanian sayuran semakin lama semakin menyempit di Kelurahan Maharatu akibat
pembangunan perumahan untuk masyarakat. Hal ini disebabkan petani sayuran yang ada pada umumnya tidak
mempunyai lahan pribadi untuk usahanya. Umumnya lahan tersebut pinjam kepada orang lain yang mempunyai lahan
kosong dengan waktu yang tidak ditentukan. Namun demikian lahan tersebut sewaktu-waktu dapat saja dijual oleh
pemiliknya kepada developer pengembang perumahan. Jika saja modal yang ada pada KUBE tersebut terus berkembang
atau ditambah dengan sumber modal lainnya tentu tanah- tanah tersebut dapat dibeli oleh petani, walaupun dengan
sistem pembayaran kredit kepada lembaga keuangan yang mereka bentuk sendiri. Namun demikian saat ini sebagai RW.
06, untuk kesejahteraan petani disekitar Kelurahan Maharatu telah mengeluarkan kebijakan agar petani yang belum
mempunyai lahan pribadi dapat saja memanfaatkan lahan tidur yang ada dengan tujuan mengurangi lahan semak dan
sebagai RW.06 siap untuk memfasilitasinya kepada pemilik tanah”
7.1.2. Keragaan Keluarga Miskin