Analisis Regresi Dengan Peubah Dummy Analisis Potensi Pajak Daerah

Tabel 3 Kategori pengambilan keputusan kelayakan pemekaran Kategori Total Nilai Seluruh Indikator Keterangan Sangat mampu 420 sd 500 Rekomendasi Mampu 340 sd 419 Rekomendasi Kurang mampu 260 sd 339 Ditolak Tidak mampu 180 sd 259 Ditolak Sangat tidak mampu 100 sd 179 Ditolak Kriteria pengambilan keputusan 1. Usulan daerah baru ditolak apabila calon daerah atau daerah induknya berkategori “kurangtidaksangat tidak mampu”, atau 2. Ditolak jika: • Total nilai faktor Kependudukan 80, atau • Total nilai faktor kemampuan ekonomi 60, atau • Total nilai faktor potensi daerah 60, atau • Total nilai faktor Kemampuan ekonomi 60 Aturan pada PP No. 78 Tahun 2008 lebih ketat dari pada PP No. 129 tahun 2000 pengetatan pada poin nomor dua.

3.4.4 Analisis Regresi Dengan Peubah Dummy

Dalam model regresi, variabel dependent seringkali dipengaruhi tidak hanya oleh variabel-variabel yang bersifat kuantitatif menurut skalanya untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemekaran daerah dapat digunakan dummy dengan 1 untuk daerah pemekaran dan 0 untuk bukan daerah pemekaran, model persamaan regresi dengan peubah dummy dapat dituliskan sebagai berikut Juanda, 2009: it p kit k it DP b X b X b b Y + + + + = ∧ ... 1 1 Y it X = Respon PDRB non Migaskapita; pertumbuhan ekonomi; PAD untuk daerah ke-i pada waktu ke-t kit DP = Faktor ke k di daerah ke-i yang dapat mempengaruhi respons pada waktu ke-t it = 1, daerah pemekaran Kabupaten Mamasa = Dummy untuk daerah pemekaran ke-i pada waktu ke-t = 0, bukan daerah pemekaran Kabupaten Polewali Mamasa

3.4.5 Analisis Potensi Pajak Daerah

Analisisi potensi pajak sangat penting untuk dilakukan karena permasalahan dalam pengelolaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan unsur pada PAD yang utama adalah masih terbatasnya kemampuan daerah dalam mengidentifikasi dan menentukan potensi riil obyek pajak dan retribusi daerah yang dimilikinya. Upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi selama ini belum didasarkan atas perhitungan potensi penerimaan pajak dan retribusi daerah yang realistis. Penghitungan potensi penerimaan pajak dan retribusi daerah pada umumnya masih didasarkan pada pendekatan incremental, yaitu keinginan untuk selalu menaikkan penerimaan pajak dan retribusi daerah tanpa mempertimbankan perkembangan dan kondisi riil dari faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak dan retribusi daerah tersebut, baik faktor internal maupun eksternal. Oleh karenanya, pengembangan penghitungan potensi penerimaan pajak perlu dilakukan Makhfatih dan Saptono, 2009. Analisis potensi pajak akan didasarkan pada Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah dimana perhitungan potensi didasarkan pada pembagian pajak dan retribusi daerah kabupaten dimana disesuaikan kondisi di daerah penelitian. Model yang dapat dijadikan acuan dalam perhitungan potensi pajak dan retribusi sebagai berikut: 1. Pajak Hotel • Estimasi Potensi Pajak Hotel dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Potensi Pajak Hotel = Tarif x jumlah pembayaranyang seharusnya dibayar kepada hotel 2. Pajak Restoran • Estimasi potensi pajak restoran dilakukan dengan menggunakan Rumus sebagai berikut: Potensi Pajak Restoran = Tarif x jumlah pembayaranyang seharusnya dibayar kepada Restoran

3.4.6 Metode Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia