PDRB Perkapita Dampak Pemekaran Terhadap Pembangunan Ekonomi .1 Pertumbuhan Struktur Ekonomi Wilayah

tetapi mengalami peningkatan yakni pada tahun 2003 sebesar 3,17 persen menjadi 7,88 persen di tahun 2008. Peningkatan yang cukup besar pada tahun 2001 ke tahun 2002 ditandai dari laju pertumbuhan ekonomi di Kab. Polewali Mandar yang meningkat sebesar 124,13 persen hal ini disebabkan oleh investasi yang cukup besar dari beberapa sektor pada saat itu. Beberapa sektor yang mengalami peningkatan yakni sektor pertanian yang pada tahun 2001 sebesar 184 miliar rupiah meningkat menjadi 470 miliar rupiah dimana hampir seluruh subsektor pertanian meningkat tetapi peningkatan tertingi terjadi pada subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan peternakan. Sektor yang lain yang meningkat pada tahun 2002 yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana pada tahun 2001 sebesar 71 miliar rupiah meningkat menjadi 198 miliar rupiah selain itu sektor jasa juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi dimana pada tahun 2001 sebesar 43 miliar rupiah menjadi 122 miliar rupiah pada tahun 2002. Dari data PDRB sebelum dan setelah terbentuknya Kabupaten Mamasa yang dianalisis diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Polewali Mandar lebih stabil peningkatannya dibandingkan Kab. Mamasa yang laju pertumbuhan ekonominya sangat fluktuatif peningkatannya sehingga dari perbandingan laju pertumbuhan PDRB non migas diperoleh laju pertumbuhan di Kab. Polewali Mandar lebih besar dibandingkan dengan Kab. Mamasa.

5.2.2 PDRB Perkapita

PDRB Perkapita merupakan cerminan kondisi perekonomian suatu wilayah yang riil dibandingkan angka PDRB saja Hal ini karena telah memperhitungkan jumlah penduduk di wilayah bersangkutan. PDRB perkapita sering dipakai untuk menjelaskan tingkat kemakmuran penduduk di suatu wilayah, meskipun ada beberapa kelemahan dasar seperti 1 tidak menjelaskan pemerataan, 2 tidak menunjukkan nilai tinggi pendapatan penduduk. PDRB perkapita Kabupaten Mamasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun Tabel 9, tentunya hal ini merupakan indikasi positif semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk meskipun dari data ini tidak dapat disimpulkan apa kesejahteraan masyarakat di Kab. Mamasa yang terus meningkat tersebar merata atau dinikmati oleh segolongan masyarakat. Tabel 9 PDRB perkapita Kab. Mamasa dan Kab. Polewali Mandar tahun 1996- 2008 berdasarkan harga konstan. Tahun PDRBKapita Rupiah Rasio Pertumbuhan persen Selisih Pertumbuhan Mamasa Polman Mamasa Polman 1996 - 829.134 - - - - 1997 - 890.708 - - 7,43 - 1998 - 824.382 - - -7,45 - 1999 - 833.382 - - 1,09 - 2000 - 840.404 - - 0,84 - 2001 - 866.847 - - 3,15 - 2002 3.314.787 2.611.250 1,27:1 - 201,24 - 2003 3.361.719 2.562.576 1,31:1 1,42 -1,86 -3,28 2004 3.407.170 2.666.563 1,28:1 1,35 4,06 2,71 2005 3.540.684 2.849.205 1,24:1 3,92 6,85 2,93 2006 3.694.110 2.996.887 1,23:1 4,33 5,18 0,85 2007 3.890.146 3.152.009 1,23:1 5,31 5,18 0,13 2008 4.131.062 3.386.007 1,22:1 6,19 7,42 1,23 Sumber: BPS Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Polewali Mandar PDRB perkapita Kabupaten Mamasa Tabel 9 periode tahun 2002-2008 mengalami peningkatan, di tahun 2002 sebesar Rp. 3.314.787 menjadi Rp. 4.131.062 di tahun 2008. Di Kabupaten Polewali Mandar PDRB perkapita juga mengalami peningkatan, dari periode tahun 2002-2008 yakni pada tahun 2002 sebesar Rp. 2.611.250 menjadi Rp. 3.386.007 di tahun 2008. Dari data tersebut menunjukkan bahwa PDRB perkapita di Kab. Mamasa lebih besar dibandingkan di Kab. Polewali Mandar. Dari perbandingan laju pertumbuhan PDRB perkapita periode tahun 2003- 2008, di Kabupaten Polewali Mandar meningkat dari tahun 2003 sebesar -1,86 persen menjadi 7,42 persen pada tahun 2008 sedangkan untuk Kab. Mamasa laju pertumbuhan PDRB perkapita juga mengalami peningkatan yakni dari tahun 2003 sebesar 1,42 persen menjadi 6,19 persen di tahun 2008. Dari hasil perbandingan laju pertumbuhan PDRB perkapita di dua wilayah tersebut diperoleh bahwa di Kab. Polewali Mandar peningkatan PDRB perkapitanya lebih baik peningkatannya dibandingkan di Kab. Mamasa.

5.2.3 Jumlah Penduduk Miskin