2.5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah suatu perkiraan pendapatan dan belanja daerah yang diharapkan akan terjadi dalam jangka waktu
tertentu, dinyatakan dalam satuan mata uang, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Dengan kata lain APBD adalah anggaran suatu daerah yang di dalamnya
memuat rencana kegiatan suatu daerah, sumber-sumber penerimaan daerah dan
pengeluaran-pengeluaran yang akan dilaksanakan.
APBD pada hakekatnya merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat yang sesuai tujuan otonomi daerah
Wahid 2000. APBD harus benar-benar dapat mencerminkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. APBD
merupakan sarana untuk Mengkaji pencapaian kinerja dan tanggung jawab pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat sehingga APBD harus dapat
memberikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang
diperoleh, penggunaannya harus dapat dipertanggungjawabkan.
APBD mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut Barata dan Trihartanto 2004:
1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. 2.
Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Sesuai amanat Ayat 1 pasal 15 Peraturan Pemerintah No. 105 tahun 2000,
format APBD mengikuti format anggaran defisit dimana struktur APBD terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan. Jadi, komponen anggaran yang baru adalah
pembiayaan. Timbulnya komponen pembiayaan merupakan konsekuensi logis dari digunkannya format anggaran defisit, dimana surplus atau defisit yang terjadi akan
masuk ke dalam komponen pembiayaan. Hal ini berbeda dengan format anggaran sebelumnya, yaitu format anggaran berimbang dan dinamis yang tidak
mengungkapkan adanya defisit yang harus ditutup dari berbagai sumber pembiayaan.
2.6 Pemekaran Wilayah