kondisi sekarang, sedangkan pembangunan sebagai pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan. Lebih lanjut menurut Riyadi dan Bratakusumah 2003, pembangunan pada
dasarnya merupakan salah satu wujud tugas pelayanan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Pembangunan
merupakan implementasi dari tugas pelayanan, dimana perhatian utamanya adalah kebutuhan masyarakat. Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
kaitannya dengan peran pemerintah dalam rangka memberdayakan masyarakat dalam memikul tanggung jawab pembangunan. Peran pemerintah dalam pembangunan
dapat ditingkatkan antara lain melalui: 1 pengurangan hambatan dan kendala- kendala bagi kreativitas dan partisipasi masyarakat, 2 perluasan akses pelayanan
untuk menunjang berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat, dan 3 pengembangan program untuk lebih meningkatkan kemampuan dan memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumberdaya produktif yang tersedia, sehingga memiliki nilai
tambah guna meningkatkan kesejahteraan mereka, oleh karena itu, salah satu indikator utama untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu proses pembangunan
adalah seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dapat dilihat dari bagaimana
masyarakat dapat dengan mudah menikmati hasil-hasil pembangunan seperti listrik, air bersih, BBM, sarana, dan prasarana perhubungantransportasi dan sebagainya.
2.3 Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh suatu negaradaerah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi
dan kualitas hidup masyarakatnya. Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembangunan daerah adalah aspek ekonomi. Menurut Arsyad
1999 pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam
wialayah tersebut. Dalam kebijakan pembangunan ekonomi daerah penekanannya didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan endogenous development
dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia dan sumber fisik secara lokal. Agar pembangunan ekonomi tersebut dapat mencapai sasaran sesuai dengan
tujuan, yaitu meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja dan pertumbuhan ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan suatu strategis
pembangunan yang tepat. Program pembangunan di kebayakan negara sedang berkembang sering lebih ditekankan pada pembangunan prasarana untuk
mempercepat pembangunan sektor produktif, hal ini dimaksud guna meningkatkan produktivitas barang dan jasa sehingga PDPPDRB negaradaerah tersebut juga akan
meningkatkan, oleh karena itu PDPPDRB merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negaradaerah.
Sejalan dengan terjadinya pergeseran paradigma dalam pembangunan ekonomi, maka ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi juga mengalami
pergeseran, tidak hanya dari aspek pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB atau kenaikan pendapatan per kapita penduduknya namun lebih jauh lagi ke arah
perkembangan masyarakat. Menurut Arsyad 1999, pembangunan ekonomi didefenisikan sebagai proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita
penduduk suatu negara dalam jangka panjang, yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Jadi pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses
dimana saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi tersebut dapat diidentifikasikan dan
dianalisis dengan seksama.
2.4 Pendapatan Daerah