Analisis Kelayakan Pemekaran Metode Analisis

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sumber-sumber pendapatan daerah sesudah pemekaran yang meliputi 1 Pendapatan Asli Daerah PAD, 2 Dana Perimbangan serta 3 penerimaan lainnya, dengan ini menggunakan rumus sebagai berikut: ∑ = − = n i Pi Pi IDE 1 ln Dimana: Pi = Proporsi sumber-sumber PAD terhadap total PAD n = Jumlah sektor Pi = ∑ Xi Xi Xi = Persentase masing-masing lapangan sumber-sumber PAD terhadap total PAD Untuk menjustifikasikan tingkat perkembangan, maka ada ketentuan bahwa jika Indeks Diversitas Entropy IDE pendapatan daerah semakin tinggi maka tingkat perkembangan semakin tinggi atau semakin merata.

3.4.3 Analisis Kelayakan Pemekaran

Analisis ini menggunakan skoring berdasarkan peraturan pemerintah No. 78 Tahun 2007 tentang tata cara pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah untuk mengkaji kelayakan pemekaran suatu daerah. Dikaji berdasarkan 11 faktor dengan 35 indikator Tabel 2. Tabel 2 Bobot 11 faktor dan 35 indikator Kelayakan Pemekaran Faktor Bobot Indikator Bobot 1. Kependudukan 20 1. Jumlah penduduk 15 2. Kepadatan Penduduk 5 2. Kemampuan Ekonomi 15 3. PDRB non migas perkapita 5 4. Pertumbuhan ekonomi 5 5. Kontribusi PDRB non migas 5 3. Potensi daerah 15 6. Rasio bank dan lembaga keuangan non bank per 10.000 penduduk 2 7. Rasio kelompok pertokoan per 10.000 pernduduk 1 8. Rasio pasar per 10.000 penduduk 1 9. Rasio sekolah SD per penduduk usia SLTP 1 10. Rasio sekolah SLTP per penduduk usia SLTA 1 11. Rasio sekolah SLTA per penduduk usia SLTA 1 12. Rasio fasilitas kesehatan per 10.000 penduduk 1 13. Rasio tenaga medis per 10.000 penduduk 1 14. Persentase rumah tangga yang mempunyai kendaraan bermotor atau perahu 1 15. Persentase pelanggan listrik terhadap jumlah rumah tangga 1 16. Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan bermotor 1 17. Persentase pekerja yang berpendidikan min SLTA terhadap penduduk 18 tahun ke atas 1 18. Persentase pekerja yang berpendidikan min S-1 terhadap penduduk 25 th keatas 1 19. Rasio pegawai negeri sipil terhadap penduduk 1 4. Kemampuan Keuangan 15 20. Jumlah PDS 5 21. Rasio PDS terhadap jumlah penduduk 5 22. Rasio PDS terhadap PDRB non migas 5 5. Sosial Budaya 5 23. Rasio sarana peribadatan per 10. 000 penduduk 2 24. Rasio fasilitas lapangan olahraga per 16.000 penduduk 2 25. Jumlah balai pertemuan 1 6. Sosial Politik 5 26. Rasio penduduk yang ikut pemilu legislatif 3 27. Jumlah organisasi kemasyarakatan 2 7. Luas daerah 5 28. Luas wilayah keseluruhan 2 29. Luas wilayah efektif yang dapat dimanfaatkan 3 8. Pertahanan 5 30. Rasio jumlah personil aparat pertahanan terhadap luas wilayah 3 31. Karakteristik wilayah, dilihat dari sudut pandang pertahanan 2 9. Keamanan 5 32. Rasio jumlah personil aparat keamanan terhadap jumlah penduduk 5 10. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat 5 33. Indeks Pembangunan Manusia 5 11. Rentang Kendali 5 34. Rata-rata jarak kabkota atau kecamatan ke pusat provkabkota 2 35. Rata-rata waktu perjalanan dari kabkota atau kecamatan ke pusat provkabkota 3 Penilaian indikator: Membandingkan nilai calon daerah dan daerah induk dengan rata-rata seluruh daerah sekitar. Semakin tinggi nilai calon daerah dan daerah induk apabila dimekarkan dibandingkan rata-ratanya, makin besar skornya. Nilai skor 1-5 Skor 5: jika nilainya = 0,8 rata-rata sekitar Skor 4: jika nilainya = 0,6 rata-rata sekitar Skor 3: jika nilainya = 0,4 rata-rata sekitar Skor 2: jika nilainya = 0,2 rata-rata sekitar Skor 1: jika nilainya 0,2 rata-rata sekitar Nilai indikator adalah hasil perkalian skor dan bobot masing-masing indikator. Kelulusan ditentukan oleh total nilai seluruh indikator dengan kategori Tabel 3: Tabel 3 Kategori pengambilan keputusan kelayakan pemekaran Kategori Total Nilai Seluruh Indikator Keterangan Sangat mampu 420 sd 500 Rekomendasi Mampu 340 sd 419 Rekomendasi Kurang mampu 260 sd 339 Ditolak Tidak mampu 180 sd 259 Ditolak Sangat tidak mampu 100 sd 179 Ditolak Kriteria pengambilan keputusan 1. Usulan daerah baru ditolak apabila calon daerah atau daerah induknya berkategori “kurangtidaksangat tidak mampu”, atau 2. Ditolak jika: • Total nilai faktor Kependudukan 80, atau • Total nilai faktor kemampuan ekonomi 60, atau • Total nilai faktor potensi daerah 60, atau • Total nilai faktor Kemampuan ekonomi 60 Aturan pada PP No. 78 Tahun 2008 lebih ketat dari pada PP No. 129 tahun 2000 pengetatan pada poin nomor dua.

3.4.4 Analisis Regresi Dengan Peubah Dummy