bahwa untuk Kab. Polewali Mandar rasio pendapatan daerah sendiri terhadap PDRB non migas lebih baik dibandingkan Kab. Polewali Mandar dimana rasio
pendapatan daerah sendiri terhadap PDRB Non Migas Kab. Mamasa 129 persen dari Kab. Polewali Mandar.
Hal terpenting mengapa diperlukan kelayakan pembentukan di Kab. Mamasa walaupun telah terbentuk disebabkan dikeluarkannya UU No. 32 tahun
2004 yang mengatur tentang pemerintah daerah yang melahirkan PP. No 78 tahun 2007 mengamanatkan perlunya kesiapan suatu daerah yang akan dibentuk karena
dari perkembangan beberapa daerah otonom baru menunjukkan banyak daerah otonom baru belum mampu berkembang, hal ini disebabkan oleh kesiapan diawal
pembentukannya dimana banyak syarat atau ketentuan yang belum dipenuhi karena jalur pembentukan suatu wilayah melalui jalur legislatif.
Kekuatan undang-undang lebih besar dibandingkan peraturan pemerintah, dengan demikian pada aturan pemekaran di Indonesia diperlukan penguatan yakni
PP. No. 78 tahun 2007 dapat di undang-undangkan karena kebanyakan pembentukan daerah otonom baru melalui jalur legislatif kurang memperhatikan
ketentuan dalam PP. No. 78 tahun 2007, sehingga dengan di undang- undangkannya PP. No. 78 tahun 2007 menyebabkan aturan pembentukan daerah
otonom baru lebih selektif.
5.1.2 Kelayakan Pemekaran Kab. Mamasa Berdasarkan Persepsi
Stakeholder di Kab. Mamasa
Kelayakan pemekaran dari persepsi stakholder di Kab. Mamasa untuk menilai kelayakan pemekaran dari tujuh indikator yaitu kemampuan ekonomi
daerah, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah dan sumberdaya alam.
Kelayakan pemekaran menurut persepsi Tabel 7 ditinjau dari aspek Potensi daerah, Sosial budaya, luas daerah dan sumberdaya alam menurut persepsi
dari Eksekutif, Legislatif dan Masyarakat. Bobot dari hasil persepsi diGambarkan melalui persentase dari jawaban tiap responden.
Tabel 7. Persentase Kelayakan pemekaran kab. Mamasa berdasarkan persepsi masyarakat, legislatif dan eksekutif
Aspek-aspek kelayakan pemekaran
Legislatif Eksekutif
Masyarakat TL
L TL
L TL
L Kemampuan Ekonomi
- 100
- 100
40 60
Potensi Daerah -
100 -
100 -
100 Sosial Budaya
- 100
- 100
- 100
Sosial Politik -
100 33
67 10
90 Jumlah Penduduk
- 100
- 100
20 80
Luas Daerah -
100 -
100 -
100 Sumberdaya Alam
- 100
- 100
- 100
Sumber data: Primer tahun 2010
Ket: Untuk aspek-aspek kelayakan pemekaran TL = tidak layak, L = layak
Dari beberapa aspek kelayakan pemekaran yang dikaji diperoleh persepsi legislatif menganggap bahwa secara kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial
budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah dan sumberdaya alam Kabupaten Mamasa layak untuk dibentuk menjadi kabupaten dengan persentase
untuk layak sebesar 100 persen. Persepsi dari Eksekutif menganggap bahwa secara kemampuan ekonomi, potensi daerah, jumlah penduduk, sosial budaya,
luas daerah, sumberdaya alam persentase kategori layak sebesar 100 persen jadi menurut pertimbangan dari aspek diatas Kabupaten Mamasa layak untuk dibentuk
menjadi kabupaten tetapi pada aspek sosial politik tidak seluruhnya eksekutif menganggap layak dimana persentase tidak layak secara sosial politik sebesar 33
persen. Menurut persepsi masyarakat ditinjau dari aspek potensi daerah, sosial
budaya, luas daerah dan sumberdaya alam Kab. Mamasa layak dimekarkan. Ditinjau dari aspek potensi daerah Kab. Mamasa memiliki potensi pertanian
utamanya perkebunan kopi, kakao serta kopra yang bisa dikembangkan serta memiliki potensi wisata yang sangat beragam, kemudian memiliki luas wilayah
yang cukup mendukung dimana luas wilayah sebesar yakni 2.759,23 Km
2
Ditinjau dari aspek kemampuan ekonomi, sosial politik serta jumlah penduduk berdasarkan persepsi masyarakat dinilai belum layak untuk dibentuk ini
dikarenakan kegiatan ekonomi sebelum dimekarkan belum berjalan optimal
karena terutama terhambat oleh faktor infrastruktur yang kurang mendukung seperti ketersediaan alat transportasi dan akses jalan yang belum memadai
sehingga mobilisasi barang dari luar Kab. Mamasa ke wilayah tersebut tidak lancar yang mendorong inflasi yang sangat tinggi di Kab. Mamasa dan dari
jumlah penduduk dinilai belum layak dimana daerah terpadat penduduk hanya berada di Kec. Mamasa sedangkan kecamatan lainnya penduduk masih relatif
sedikit.
5.2 Dampak Pemekaran Terhadap Pembangunan Ekonomi 5.2.1 Pertumbuhan Struktur Ekonomi Wilayah