Tabel. 27. Analisis signifikansi koefisien regresi parsial simpangan baku koefisien
t Keterangan
hitung
Ln BL 0,025162722
0,11603 4,61123
signifikan Ln PDRB
0,041032986 0,25429
6,19716 signifikan
Ln JP 0,041450625
0,20538 4,95491
signifikan Ln BLDummy
0,041346215 -0,00879
-0,21269 tidak signifikan
Ln PDRBDummy 0,041450625
-0,00824 -0,19888
tidak signifikan Ln JPDummy
0,041450625 -0,01889
-0,45573 tidak signifikan
Dummy 0,041450625
-0,22122 -5,33689
signifikan
Data: diolah 2011
3. Interpretasi
Berdasarkan hasil persamaan regresi dengan peubah dummy, variabel- variabel yang signifikan pada taraf nyata alpha 0,05 yaitu Belanja Langsung,
PDRB Non Migas, Jumlah penduduk dan Dummy daerah pemekaran. Hal ini mengindikasi bahwa peningkatan belanja langsung, PDRB non migas, dan jumlah
penduduk berpengaruh terhadap peningkatkan PAD. Belanja Langsung memiliki pengaruh yang signifikan pada taraf nyata 5
persen dimana nilai dari t
hitung
sebesar 4,611 lebih besar daripada nilai t
tabel
Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan program yang memerlukan keterlibatan segenap unsur lapisan masyarakat. Peran pemerintah dalam
pembangunan adalah sebagai katalisator dan fasilitator tentu membutuhkan berbagai sarana dan fasilitas pendukung, termasuk anggaran belanja dalam rangka
terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan. Pengeluaran tersebut sebagian digunakan untuk administrasi pembangunan dan segaian lain untuk
kegiatan pembangunan di berbagai jenis infrastruktur yang penting. Perbelanjaan- perbelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi
tingkat kegiatan ekonomi. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, maka aliran penerimaan pemerintah melalui PAD juga meningkat.
yakni sebesar 2,776. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan belanja Langsung
sebesar satu rupiah mampu meningkatkan PAD sebesar 0,116 rupiah dimana faktor lain dianggap tetap atau ceteris paribus.
PDRB Non Migas dengan harga konstan memiliki pengaruh yang signifikansi pada taraf nyata 5 persen dimana nilai dari t
hitung
sebesar 6,197 lebih
besar daripada nilai t
tabel
Jumlah Penduduk memiliki pengaruh yang signifikansi pada taraf nyata 5 persen dimana nilai dari t
yakni sebesar 2,776. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan PDRB Non Migas dengan harga konstan sebesar satu rupiah mampu
meningkatkan PAD sebesar 0,254 rupiah, dimana faktor lain dianggap tetap atau ceteris paribus. Hubungan antara PAD dengan PDRB merupakan hubungan
secara fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan meningkatnya PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah daerah untuk
membiayai program-program pembangunan, selanjutnya akan mendorong peningkatan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang diharapkan
mampu meningkatkan produktivitasnya.
hitung
sebesar 4,954 lebih besar daripada nilai t
tabel
Penambahan penduduk tinggi yang diiringi dengan perubahan teknologi akan mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam
produksi. Penambahan penduduk merupakan satu hal yang dibutuhkan dan bukan suatu masalah, melainkan sebagai unsur penting yang dapat memacu
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Besarnya pendapatan dapat mempengaruhi penduduk.
yakni sebesar 2,776. Hal ini mengindikasi bahwa peningkatan jumlah penduduk sebesar
1 orang mampu meningkatkan PAD sebesar 0,205 rupiah, dimana faktor lain dianggap tetap atau ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Adam Smith yakni dengan didukung bukti empiris bahwa pertumbuhan penduduk tinggi akan dapat menaikkan output melalui penambahan tingkat dan ekspansi
pasar baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Interaksi belanja langsung, PDRB Non Migas dan Jumlah Penduduk terhadap dummy daerah pemekaran tidak signifikan pada taraf nyata 5 persen
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh terhadap PAD sedangkan Variabel dummy pemekaran Kab. Mamasa daerah otonom baru dan Kab. Polewali
Mandar daerah induk berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5 persen, dimana t
hitung
sebesar -5,336 lebih besar daripada nilai t
tabel
yakni sebesar 2,776, karena koefisien Dummy negatif sebesar -0,221 artinya pengaruh pengaruh pemekaran
wilayah untuk Kab. Polewali Mandar lebih besar dibandingkan dengan Kab. Mamasa.
5.3.5 Estimasi Potensi Pajak Daerah