2001, terdiri atas 10 Kecamatan yakni Tabulahan, Mamasa, Tabang, Pana, Messawa, Sumarorong, Sesenapadang, Tanduk Kalua, Mambi dan Aralle, di mana Ibu Kota
Kabupaten di Kecamatan Mamasa.
Setelah terbentuk dari periode 2002-2010 perlu diperlukan kajian
untuk mendapatkan gambaran secara komprehensif mengenai dampak yang ditimbulkan dari pemekaran wilayah di Kabupaten Mamasa.
Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti akan mengadakan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan pemekaran Kabupaten Mamasa?
2. Bagaimana dampak pemekaran terhadap pembangunan ekonomi di
Kabupaten Mamasa? 3.
Bagaimana dampak pemekaran terhadap kapasitas fiskal dan potensi fiskal daerah di Kabupaten Mamasa?
4. Bagaimana dampak pemekaran terhadap pelayanan publik, aparatur
pemerintahan di Kabupaten Mamasa Kabupaten Mamasa?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai dampak pemekaran wilayah di Kab. Mamasa, sedangkan secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk : 1.
Mengkaji kelayakan pemekaran Kabupaten Mamasa? 2.
Mengkaji dampak pemekaran terhadap pembangunan ekonomi di Kabupaten Mamasa?
3. Mengkaji dampak pemekaran terhadap kapasitas fiskal dan potensi fiskal di
Kabupaten Mamasa? 4.
Mengkaji dampak pemekaran terhadap pelayanan publik, aparatur pemerintahan di Kabupaten Mamasa?
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1.
Bahan informasi tentang bagaimana pemekaran di Indonesia;
2. Penelitian ini diharapkan berguna bagi perumus kebijakan pembangunan
dalam usaha pembangunan di Kabupaten Mamasa;
3. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian yang membahas
pemekaran wilayah.
1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian
Studi ini akan melakukan kajian berdasarkan tujuan pemekaran yang telah diuraikan sebelumnya. Landasan kajian pemekaran daerah didasarkan atas tujuan
pemekaran daerah itu sendiri, yang tertuang dalam PP 1292000. Dalam Bab II Tujuan pasal 2 disebutkan pembentukan, pemekaran, penghapusan dan
penggabungan Daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melalui:
1. peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
2. percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi;
3. percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah;
4. percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban;
5. Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.
Ada dua hal penting yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu pertama, bagaimana pemerintah melaksanakannya, dan kedua,
bagaimana dampaknya di masyarakat setelah pemekaran dilaksanakan. Untuk hal yang pertama, aspek yang dikaji adalah sejauh mana ‘input’ yang diperoleh
pemerintah daerah pemekaran dapat digunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, aspek yang dikaji adalah
keuangan pemerintah daerah dan aparatur pemerintah daerah, kedua aspek tersebut sangat dominan pengelolaannya oleh pemerintah daerah.
Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat sulit direalisasikan tanpa
adanya keuangan dan aparatur yang melaksanakannya. Hal yang kedua ialah melihat
kondisi yang langsung diterima oleh daerah dan masyarakat, baik sebagai dampak langsung pemekaran daerah itu sendiri maupun disebabkan karena adanya perubahan
sistem pemerintahan daerah, oleh karena itu kajian ‘output’ akan difokuskan kepada
aspek kepentingan utama masyarakat dalam mempertahankan hidupnya, yakni sisi ekonomi. Apabila kondisi ekonomi masyarakat semakin membaik, maka secara tidak
langsung hal ini berpengaruh kepada akses masyarakat terhadap pelayanan publik, baik pendidikan maupun kesehatan.
Di sisi lain, pelayanan publik juga mencerminkan sejauh mana pemerintah daerah mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta kondisi umum daerah
itu sendiri. Selain itu perlu dilakukan kajian tentang bagaimana perkembangan tingkat pembangunan manusia di suatu wilayah karena mampu memberi gambaran
keberhasilan pembangunan manusia. Manfaat pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah pada akhirnya harus
dinilai pada sejumlah mana kebijaksanaan ini mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Studi otonomi daerah ini tidak akan langsung mengkaji dampak pelaksanaan
otonomi pada kesejahteraan rakyat, tetapi lebih ditujukan pada pengamatan dampaknya terhadap pelaksanaan pelayanan publik. Hal ini perlu dilakukan karena
salah satu tujuan kebijaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah adalah untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan melihat perkembangan pemekaran wilayah di Indonesia yang dinilai kurang berhasil, menunjukkan bahwa aturan yang berjalan kurang efektif, ini dapat
disebabkan adanya dominasi lembaga legislatif dalam pembentukan daerah otonom baru sehingga persyaratan pembentukan daerah otonom baru yang sesuai dengan
syarat fisik, kewilayahan, dan administrasi kurang dipenuhi, ini menjadikan dasar perlunya evaluasi bagaimana kelayakan pembentukan daerah otonom baru yang
sesuai dengan undang-undang sehingga dapat menunjukkan wilayah tersebut memang layak atau tidak untuk dimekarkan.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kajian difokuskan pada: 1 Kelayakan Pemekaran Wilayah, 2 Pembangunan ekonomi, 3 Kapasitas fiskal, 4 Pelayanan
Publik dan Aparatur Pemerintah Daerah. Keempat aspek tersebut saling terkait satu sama lain. Secara teoritis, pemekaran daerah mendorong lahirnya pemerintahan baru,
yang pada gilirannya membutuhkan aparatur untuk menjalankannya Gambar 1.
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui:
1. Peningkatan Pelayanan
Kepada Masyarakat; 2.
Percepatan Pertumbuhan Kehidupan berdemokrasi;
3. Percepatan Pembangunan
Pelaksanaan Pembangunan; perekonomian daerah
4. Percepatan Pengelolaan
Potensi daerah; 5.
Peningkatan Keamanan dan Ketertiban;
6. Peningkatan hubungan yang
serasi antara pusat dan daerah
− UU Nomor 22Tahun 1999 − PP No.129 Tahun 2000
− Ketimpangan Pembangunan wilayah
− Perbedaan Suku dan Agama − Potensi Sumberdaya wilayah
− Luas wilayah kab. Polmas − Tuntutan Aspirasi Masyarakat
Pitu Ulunna Salu
PEMEKARAN WILAYAH UU No. 11 Tahun 2001
KAB. POLEWALI MAMASA
KAB. POLEWALI MANDAR KAB. MAMASA
- Perkembangan Pemekaran
wilayah yang sangat pesat;
- Tujuan Pemekaran wilayah
tercapai;
- Biaya Pemekaran yang sangat
besar
PROSES PEMBANGUNAN
KAJIAN DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAB. MAMASA
KAPASITAS FISKAL
PEMBANGUAN EKONOMI DAERAH PELAYANAN PUBLIK DAN
APARATUR PEMERINTAH DAERAH KELAYAKAN
PEMEKARAN
Daerah Induk Kab. Polman
Daerah Baru Kab. Mamasa
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
MENURUNNYA BEBAN TUGAS MENINGKATNYA KEWENANGAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA