Sumber data: Kabupaten Mamasa dan Polewali Mandar dalam angka
Gambar 35. Laju Pertumbuhan Tenaga Kesehatan per 10000 Penduduk
Dari perbandingan pelayanan publik di bidang Kesehatan menunjukkan perkembangan untuk fasilitas kesehatan di Kab. Mamasa lebih baik dibandingkan
Kab. Polewali Mandar sedangkan untuk tenaga kesehatan di Kab. Mamasa tidak lebih baik dibandingkan Kab. Polewali Mandar.
5.4.3 Kualitas infrastruktur
Ketersediann pelayanan infrastruktur juga memainkan peranan penting dalam pembangunan daerah. Infrastruktur tidak hanya diperlukan untuk
mendorong roda kegiatan ekonomi tetapi juga untuk mendukung kegiatan pemerintah yang bersifat administratif , kegiatan pelayanan publik, serta menjadi
salah satu instrumen untuk meningkatkan lalu lintas informasi serta kegiatan lainnya. Indikator yang digunakan untuk merepresentasikan kualitas infrastruktur
adalah persentase jalan yang dalam kondisi baik, terhadap total ruas panjang jalan. Jalan merupakan komponen mendasar dalam infrastruktur.
Terbentuknya Kab. Mamasa telah berdampak terhadap peningkatan infrastruktur terutama panjang jalan, di Kab. Mamasa panjang jalan telah
mengalami peningkatan dimana pada tahun 2005 sepanjang 772,62 Km menjadi 1766,5 Km pada tahun 2008. Pada Gambar 36 diketahui bahwa rasio antara
panjang jalan dalam kondisi baik dengan panjang ruas jalan di Kab. Mamasa mengalami peningkatan dengan rata-rata hanya 10 persen tetapi jika
-40 -20
20 40
60 80
2005 2006
2007 2008
La ju
K e
se h
a ta
n p
e rs
e n
Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa
dibandingkan kondisi jalan di Kab. Polewali Mandar lebih baik daripada di Kab. Mamasa. Hal ini mengindikasikan bahwa pemekaran wilayah telah dapat
meningkatkan panjang jalan tetapi diperlukan adanya peningkatkan kualitas infrastruktur.
Sumber: BPS Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamasa
Gambar 36. Rasio Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik Terhadap Panjang Ruas Jalan
Dari laju pertumbuhan rasio panjang jalan dalam kondisi baik terhadap ruas jalan diperoleh bahwa Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamasa mengalami
penurunan tetapi di Kab. Mamasa meningkat pada periode 2007-2008 tetapi peningkatannya sangat kecil Gambar 37.
Sumber: BPS Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamasa
Gambar 37 Laju Pertumbuhan Rasio Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik Terhadap Panjang Ruas Jalan
5 10
15 20
25
2004 2005
2006 2007
2008
K o
n d
is i J
a la
n B
a ik
p e
rs e
n
Kab. Mamasa Kab. Polewali Mandar
-0,20 0,00
0,20 0,40
0,60 0,80
1,00 1,20
1,40 1,60
2005 2006
2007 2008
La ju
P E
rt u
mb u
h a
n p
e rs
e n
Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa
Dari perbandingan pelayanan publik yakni di bidang infrastruktur menunjukkan perkembangan bahwa rasio panjang jalan dalam kondisi baik
terhadap panjang ruas jalan di Kab. Mamasa tidak lebih baik dibandingkan di Kab. Polewali Mandar
5.4.4
Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pelayanan Publik Berdasarkan Persepsi Stakeholder di Kab. Mamasa
Salah satu tujuan utama dari pembentukan daerah otonom baru adalah meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan pelayanan publik dapat diperoleh persepsi masyarakat, legislatif dan eksekutif terhadap beberapa aspek dari pelayanan publik yang dikaji antara lain
dari aspek fasilitas jalan, fasilitas air bersih, fasilitas transportasi, fasilitas pasar, fasilitas listrik, sarana peribadatan, fasilitas irigasi, jumlah sekolah, jumlah tenaga
kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan, program pemerintah di bidang Pendidikan, layanan administrasi dan program pemerintah di bidang Kesehatan.
Tabel 34 Persepsi Masyarakat, Legislatif dan Eksekutif Mengenai Perubahan Pelayanan Publik Sebelum dan Setelah Pemekaran Wilayah
No Pelayanan Publik
Masyarakat Legislatif Eksekutif 1
Fasilitas Jalan 1,5
2,3 1,7
2 Fasilitas Air Bersih
1,6 1,3
1,3 3
Fasilitas Transportasi 1,2
2,0 1,0
4 Fasilitas Pasar
1,3 1,3
2,0 5
Fasilitas Listrik 1,4
1,7 0,7
6 Sarana Peribadatan
0,7 0,3
0,7 7
Fasilitas Irigasi 1,2
0,7 1,3
8 Jumlah Sekolah
1,7 2,0
1,3 9
Jumlah Tenaga Kesehatan 1,7
1,7 1,3
10 Jumlah Fasilitas Kesehatan
1,8 1,7
1,7 11
Program Pemerintah di Bid. Pendidikan
1,3 1,3
2,0 12
Layanan Administrasi KTP, KK, dll 1,6
1,7 1,0
13 Program Pemerintah di bid Kesehatan
1,5 1,0
2,0
Sumber data: Data Primer
Dari persepsi dari Masyarakat, Legislatif dan Eksekutif menunjukkan bahwa dengan pemekaran wilayah telah mampu meningkatkan pelayanan publik
yang ada di Kab. Mamasa, hal ini ditandai dengan nilai positif dari perubahan
tiap-tiap aspek pelayanan publik yang diamati sebelum dan setelah terbentuknya Kab. Mamasa Tabel 34.
Dari berbagai aspek pelayanan publik yang diamati menurut responden sebelum terbentuknya Kab. Mamasa pelayanan publik yang tersedia sangat minim
sehingga dengan terbentuknya Kab. Mamasa menurut eksekutif dan legislatif peningkatan pelayanan publik dapat ditingkatkan karena adanya anggaran yang
dapat digunakan. Untuk melihat perubahan sebelum dan setelah pemekaran dapat diperoleh
dari perbandingan persepsi dari masyarakat, eksekutif dan legislatif dimana asumsi yang digunakan yakni jika persepsi masyarakat lebih besar dibandingkan
dengan persepsi eksekutif atau legislatif berarti aspek pelayanan publik peningkatannya cukup baik.
Dari persepsi aspek pelayanan publik yang di kaji seperti pada Tabel 36 diperoleh bahwa dari aspek fasilitas jalan belum mengalami peningkatan yang
cukup baik, sedangkan dari aspek fasilitas air bersih, fasilitas transportasi, fasilitas pasar, fasilitas listrik, sarana peribadatan, fasilitas irigasi, jumlah sekolah, jumlah
tenaga kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan, program pemerintah di bid. Pendidikan dan kesehatan serta layanan administrasi telah mengalami peningkatan
yang cukup baik. Pembahasan
Terbentuknya Kab. Mamasa yang terpisah secara administrasi dari Kab. Polewali Mandar telah menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap
peningkatan pelayanan public, di bidang pelayanan pendidikan telah mengalami peningkatan dimana dilihat dari rasi
o jumlah siswa terhadap jumlah guru dan jumlah sekolah mengalami penurunan menunjukkan daya tampung sekolah
semakin baik. Jika dibandingkan Kab. Mamasa lebih baik dibandingkan Kab.
Polewali Mandar. Dari aspek pelayanan publik di bidang pendidikan menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh daerah otonom baru lebih
baik dibandingkan dengan daerah Induknya. Sebelum terbentuknya Kab. Mamasa kebanyakan masyarakat
menyekolahkan anak mereka di Kab. Polewali Mandar ini disebabkan karena
keterbatasan sekolah dan sedikitnya jumlah guru. Setelah terbentuknya Kab. Mamasa menyebabkan jumlah sekolah dan jumlah tenaga pengajar bertambah
sehingga banyak dari masyarakat tidak menyekolahkan lagi anaknya di Kab. Polewali Mandar tetapi di daerah mereka sendiri yakni di Kab. Mamasa.
Dampak pemekaran terhadap Pelayanan di bidang kesehatan tidak jauh berbeda dengan di bidang pendidikan dimana terjadi peningkatan pelayanan di
bidang kesehatan. Dari rasio fasilitas tenaga kesehatan per 10.000 penduduk diperoleh bahwa fasilitas kesehatan mengalami peningkatan dan bila
dibandingkan dengan Kab. Polewali Mandar perkembangan tenaga kesehatan di Kab. Mamasa jauh lebih baik. Untuk tenaga kesehatan perkembangannya
mengalami penurunan dan bila dibandingkan Kab. Polewali Mandar jauh lebih baik.
Dari segi bidang kesehatan sebelum terbentuknya Kab. Mamasa. jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan sangat terbatas sehingga karena keterbatasan
tersebut, orang mamasa yang tergolong berpenghasilan rendah, jika ingin berobat maka mereka harus ke Kab. Polewali Mandar tetapi setelah terbentuknya Kab.
Mamasa, masyarakat sudah bisa berobat karena tersedianya fasilitas dan tenaga kesehatan di Kab. Mamasa
Terbentuknya Kab. Mamasa yang terpisah secara administrasi dari Kab. Polewali Mandar telah menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap
pembangunan utamanya peningkatan kualitas infrastruktur, karena cukup disadari bahwa sebelum terbentuknya Kab. Mamasa menjadi Kabupaten, fasilitas yang
tersedia utamanya yang berhubungan pelayanaan masyarakat sangat kurang. Sebelum terbentuknya Kab. Mamasa, perjalanan dari Kab. Polewali
Mandar ke Kab. Mamasa ditempuh dalam waktu berjam-jam bahkan bisa menghabiskan waktu sehari untuk menempuh perjalanan ke Kab. Mamasa dan
bila dibandingkan waktu yang ditempuh ke ibukota Prov. Sulawesi Selatan dari Kab. Polewali Mandar lebih singkat daripada perjalanan ke Kab. Mamasa
walaupun jaraknya jauh lebih pendek dari Kab. Polewali Mandar Ke Kab. Mamasa di bandingkan ke ibukota Prov. Sulawesi Selatan.
5.5 Dampak Pemekaran Kabupaten Mamasa Terhadap Aparatur Daerah