Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Pariwisata

C. Perkebunan

Komoditas sub-sektor perkebunan berjumlah 4 komoditas yang paling dominan di Kabupaten Mamasa, yaitu kelapa, kakao, kopi dan kemiri. Komoditas kelapa merupakan komoditas produksi perkebunan yang paling besar yakni sekitar 16.770 ton dan kopi yang terdiri atas kopi robusta dan kopi arabika produksinya berkisar 9.267 ton sedangkan komoditas yang paling rendah yaitu kemiri dengan produksi berkisar 41 ton.

D. Peternakan

Komoditas sub-sektor peternakan terdiri atas ternak dan unggas. Pada komoditas ternak terdiri atas babi, sapi, kerbau, kuda kambing, babi merupakan komoditas tertinggi dengan jumlah 32.671 ekor dan komoditas terendah dengan jumlah kambing yakni 351 ekor. Pada unggas terdiri atas ayam dan itik, ayam merupakan komoditas yang jumlahnya paling banyak yakni 128.722 ekor sedangkan itik sebanyak 14.312 ekor.

E. Perikanan

Berdasarkan data statistik Kabupaten Mamasa tahun 2008, menurut jenis budidayanya perikanan di Kabupaten Mamasa masih sangat rendah ini ditandai dengan pengembangan budidaya perikanan hanya terfokus pada sawah milna padi yakni sebesar 322 ton.

4.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Di Kabupaten Mamasa sektor galian terdiri 8 komoditas yakni pasir, batu kali, tanah urug, batu kerikil, tanah liat, batu gunung, batu gamping, pasir batu, batu pecah. Komoditas tertinggi sektor galian yakni batu pecah sebesar 125.592 M 3 sedangkan terendah pada tanah liat sebesar 12.991 M 3 .

4.3.3 Sektor Pariwisata

Kabupaten Mamasa merupakan yang memiliki objek wisata yang sangat menarik sehingga Kabupaten Mamasa dijadikan sebagai daerah pariwisata di Provinsi Sulawesi Barat, walapun merupakan daerah pariwisata namun faktor pendukung untuk mendorong sektor pariwisata belum optimal adanya, adapun pariwisata yang paling menonjol di Kabupaten mamasa yakni air terjun sarambu, ritual-ritual adat mangngaro mengeluarkan mayat dari kubur, Kompleks makam nenek moyang masyarakat mamasa, rumah adat.

4.4 Keuangan Daerah

4.4.1 Pendapatan Daerah

Secara Keseluruhan struktur pendapatan daerah Kabupaten Mamasa masih sangat tergantung pada dana transfer dari pusat, dimana Dana Perimbangan yang teridiri atas dana alokasi umum dan dana alokasi khusus mendominasi Pendapatan daerah di Kabupaten Mamasa sebaliknya Pendapatan Asli Daerah masih sangat rendah. Pada tahun 2009 Pendapatan Daerah Kabupaten Mamasa sebanyak 323 miliar rupiah dimana terdiri atas Dana Perimbangan 286 miliar rupiah dan Pendapatan Asli Daerah sebanyak 5 miliar rupiah, tentunya menjadi tantangan bagi Kabupaten Mamasa dalam meningkatkan Pendapatan Daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah untuk menunjang pembangunan di Kabupaten Mamasa.

4.4.2 Belanja

Belanja daerah dapat dibagi menjadi belanja langsung dan tidak langsung. Berdasarkan data pada tahun 2009 total Belanja Daerah sebanyak 258 miliar rupiah. Belanja tidak langsung erat kaitannya dengan belanja rutin daerah termasuk belanja pegawai sebanyak 67 miliar rupiah yang menyedot sebahagian besar pos ini. Adapun belanja langsung erat kaitannya dengan pelaksanaan program dan proyek setiap SKPD sebanyak 177 miliar rupiah.

4.5 Sarana dan Prasarana Daerah

4.5.1. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kabupaten Mamasa jika diklasifikasikan berdasarkan jumlah sekolah, jumlah murid dan jumlah guru. Jumlah sekolah untuk SLTA sebanyak 23 buah, sedangkan jumlah murid 1.589 orang sedangkan guru berjumlah 124. Pada tingkat sekolah SLTP, jumlah sekolah sebanyak 36, murid berjumlah 6.029 jiwa dan guru sebanyak 487 jiwa.