Tabel 14 Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh masyarakat suku Tengger Desa Ranu Pane
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah Bagian yang Digunakan
1 Kubis
Brassica oleracea Daun
2 Kemlandingan Albzzia lophanta
Daun 3
Rumput gajah Pennisetum purpureum
Daun 4
Greges otot Equisetum debile
Seluruh bagian
Pemberian pakan berupa kubis Brassica oleracea L. pada ternak merupakan salah satu tindakan dalam memanfaatkan limbah sayuran,
khususnya kubis Brassica oleracea. Limbah kubis Brassica oleracea memiliki kadar protein yang tinggi, yaitu 1,4 g per 100 g berat basah. Limbah
kubis Brassica oleracea dapat di olah menjadi tepung untuk pakan ternak. Sehingga dapat menjadi salah satu alternatif pakan bagi ternak Wibawa 2009.
Selain memanfaatkan limbah kubis, masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane juga biasanya memperoleh pakan untuk ternaknya dari hutan atau
pekarangan. Adapun pakan ternak yang biasa diperoleh dari hutan yaitu, kemlandingan dan greges otot Equisetum debile. Kemlandingan Albzia
lophanta dimanfaatkan daunnya untuk pakan ternak setelah kayunya diambil
untuk kayu bakar. Greges otot Equisetum debile selain dimanfaatkan sebagai pakan ternak, masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane juga biasa
memanfaatkannya sebagai obat untuk mengobati wasir, rematik dan radang usus. Sedangkan rumput gajah Pennisetum purpureum merupakan salah satu
pakan yang sengaja masyarakat tanam guna memenuhi kebutuhan pakan ternaknya.
5.7.7 Tumbuhan bahan bangunan
Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan oleh Masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane sebanyak 3 spesies. Ketiga spesies
tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan oleh
masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah Bagian yang Digunakan
1 Cemara gunung
Casuarina junghuhniana Kayu
2 Bambu tali
Gigantochloa apus Kayu
3 Bambu petung
Dendrocalamus asper Kayu
Masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane lebih banyak menggunakan kayu dan bambu untuk membangun kandang ternak dan gubuk-gubuk kecil di
ladang dibandingkan dengan rumah mereka. Hal tersebut dikarenakan rumah masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane merupakan bangunan permanen
yang terbuat dari batu bata, pasir dan semen Gambar 14.
Gambar 14 Salah satu rumah masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane. Pemanfaatan tumbuhan untuk bahan banguan digunakan untuk
sebagain kecil dari rumah mereka misalnya untuk plafon, reng, kusen, pintu dan bingkai jendela. Adanya larangan oleh pihak TNBTS dalam pengambilan
kayu atau hasil hutan lainnya telah mendesak masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane untuk membeli kayu sebagai bahan bangunan di pasar dan jarang
mengambilnya dari hutan. Pada umunya masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane hanya memanfaatkan kayu dari pohon atau bambu yang roboh.
Bambu yang terdapat di Resort Ranu Pane merupakan spesies yang sengaja ditanam oleh pihak taman nasional dan merupakan habitat dari lutung
Trachypihecus auratus dan monyet ekor panjang Macaca fascicularis. Spesies bambu tersebut terdapat di Blok Ireng-ireng Resort Ranu Pane dan
berlokasi jauh dari Desa Ranu Pane. Selain dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, masyarakat Suku
Tengger Desa Ranu Pane juga memanfaatkan bambu tali dan bambu petung sebagai pangan. Adapun bagian yang dimanfaatkan adalah rebung atau anakan
bambu yang masih muda. Menurut Batubara 2002, Rebung mengandung HCN yang sangat kecil bahkan tidak ada. Rebung memiliki rasa yang
memenuhi selera, lunak dan warna menarik. Serta memilki kandungan gizi yang cukup memadai sebagai sumber mineral dan vitamin.
5.8 Status Kearifan Tradisional