Pada bulan Januari-Februari angin bertiup kencang disertai dengan hujan yang terus menerus. Kombinasi hujan dan tiupan angin ini merupakan salah satu
penyebab erosi BBTNBTS 2010.
4.3.2 Tanah dan Hidrologi
Materi tanah yang membentuk daerah Ranu Pane merupakan akumulasi dari tumpukan lava atau lahar Gunung Semeru yang memadat ribuan tahun lalu
dan telah mengalami pelapukan karena faktor air dan radiasi matahari. Jenis tanah daerah ini termasuk jenis regosol dan latosol dengan kelas tanah 5,
artinya bahwa tanah di daerah ini sangat peka terhadap erosi BBTNBTS 2010.
Kawasan Ranu Pane memiliki kondisi hidrologi yang pada umumnya sama dengan daerah vulkanik lainnya. Daerah Ranu Pane memperolah air
tanah dari air hujan yang merembes melalui sebaran batu gunung, bergerak masuk ke dalam lapisan batuan di bawah batu lempung yang kedap air. Untuk
keperluan sehari-hari masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane diperoleh dari bukit, yaitu dari sumber air Amprong dekat Gunung Ayek-ayek yang berjarak
kurang lebih 4-5 Km dari Ranu Pane. Sumber air lainnya adalah dari Ranu Regulo yang mempunyai mata air sendiri, berbeda dengan Ranu Pani yang
tidak memiliki mata air sendiri, karena Ranu Pane merupakan danau tadah hujan BBTNBTS 2010.
4.3.3 Topografi
Resort Ranu Pane memiliki kondisi topografi bergelombang mulai sedang sampai dengan curam pada daerah desa dan topografi terjal sampai
sangat terjal pada kawasan hutan. Pada kawasan hutan Gunung Semeru terdapat banyak sungai yang merupakan jalur lahar yang membawa material
hasil aktivitas Gunung Semeru berupa pasir dan batu. Dilihat dari selatan Gunung Semeru berbentuk kerucut sempurna dengan lereng bagian timur lebih
landai dari pada lereng di sebelah barat. Pada elevasi 1.000 hingga 2.000 m dpl, lerengnaya tidak begitu terjal, namun volume endapan material cukup
besar. Mata air dan sungai-sungai mulai dijumpai dan bersumber dari Gunung