2.3 Pemanfaatan Tumbuhan
2.3.1 Tumbuhan pangan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, bahan pangan, yaitu bahan pangan hewani dan nabati tumbuh-tumbuhan. Bahan
pangan nabati ada yang berasal dari tumbuhan rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Bahan pangan yang berasal dari tumbuhan tingkat tinggi dapat
diperoleh dari hasil hutan yang berupa buah-buahan, dedaunan, dan biji-bijian. Pada umumnya bahan pangan nabati berasal dari kelompok buah-buahan,
sayur-sayuran dan sereal Sunarti et al. 2007. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tumbuhan pangan adalah
segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia apabila hewan disebut pakan.
Contohnya yaitu buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan tumbuhan yang mengandung sumber karbohidrat.
2.3.2 Tumbuhan obat
Tumbuhan obat adalah spesies tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat obat, yang dapat dikelompokan menjadi : 1 Tumbuhan obat
tradisional, yaitu spesis tumbuhan yang diketahui dan dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional; 2 tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis; 3Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau
bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi belum secara ilmiah atau penggunaanya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri Zuhud 2004.
2.3.3 Tumbuhan untuk kebutuhan adat dan keagamaan
Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat adat tidak hanya sebagai pemenuh kebutuhan jasmani semata, melainkan juga sebagai pemenuh
kebutuhan rohani, yaitu sebagai pelengkap dalam suatu upacara adat atau kegiatan keagamaan. Salah satu etnik yang kental dengan penggunaan
tumbuhan dalam kegiatan upacara adat maupun kegiatan keagamaan adalah masyarakat Bali. Beberapa jenis tumbuhan yang sering digunakan dalam
kegiatan upacara adat atau kegiatan keagamaan diantaranya, padang lepas Cynodon dactylon, mimba Azadirachta indica, buah bila Aegle marmelos,
bunga rijasa Elaeocarphus grandiflorus, kelapa Cocos nucifera, umbi sabrang Colocasia tuberosus, biji pare Luffa acutangula, dlungdung
Erythrina evodiphylla, dll Lestari 2004.
2.3.4 Tumbuhan hias
Tumbuhan hias merupakan tumbuhan yang mempunyai warna menarik pada bunga, daun, kulit batang, atau dahan, serta bertajuk indah Waluyo
2009. Sedangkan menurut Ahira 2010, tumbuhan hias adalah jenis dari
banyak golongan tanaman yang biasanya digunakan untuk pelengkap dan sebagai dekorasi baik diluar atau di dalam ruangan. Berdasarkan bentuk dan
jenisnya, tanaman hias memiliki keragaman dan sangat banyak dicari untuk berbagai keperluan.
2.3.5 Tumbuhan aromatik
Tumbuhan aromatik yakni tumbuhan yang mampu mengeluarkan aroma, bisa juga digunakan untuk mengendalikan lalat buah. Di antaranya
jenis selasih Ocimum sp., yaitu O.minimum, O.tenuiflorum, O.sanctum dan lainnya. Selain selasih, ada juga tumbuhan lain, yaitu Melaleuca bracteata
dan tumbuhan yang bersifat sinergis meningkatkan efektifitas atraktan, seperti pala Myristica fragrans. Semua tumbuhan ini mengandung bahan
aktif yang disukai oleh lalat buah, yaitu methyl eugenol, dengan kadar yang berbeda Kardinan 2010.
2.3.6 Tumbuhan penghasil warna
Zat pewarna alam adalah zat pewarna yang diperoleh dari alam seperti binatang, mineral-mineral dan tumbuhan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Zat pewarna alam ini diperoleh dengan ekstraksi atau perebusan secara tradisional. Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dipergunakan untuk