Pengembangan SDM Masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane

5.9 Pengembangan SDM Masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane

pada Masa yang akan Datang Kondisi masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane telah mengalami kemajuan, khususnya dalam bidang perekonomian dengan sistem pertanian intensif. Namun disayangkan, kemajuan tersebut tidak disertai dengan kemajuan pendidikan masyarakat. Data BBTNBTS 2009 menunjukan bahwa masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane, sebagian besar 824 jiwa tidak bersekolah dan bermata pencaharian sebagai petani sayur. Hal tersebut dipengaruhi oleh sarana dan prasara pendidikan di Desa Ranu Pane sendiri yang masih minim. Untuk itu diperlukan suatu langkah untuk mengejar ketertinggalan tersebut sekaligus memanfaatkan potensi serta kondisi yang ada pada Resort Ranu Pane. Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah kerjasama antara pemerintah daerah Kabupaten Lumajang dengan TNBTS. Salah satu bentuk kerjasama tersebut dapat diwujudkan melalui pembangunan sekolah kejuruan atau sekolah alam. sekolah kejuruan yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki Desa Ranu Pane adalah sekolah kejuruan pertanian dan konservasi dan sekolah kejuruan ekowisata. Sekolah kejuruan merupakan lembaga untuk menghasilkan tenaga teknis terampil, baik untuk mengisi kebutuhan pasar kerja maupun untuk bekerja secara mandiri di sektor pertanian maupun ekowisata. berdasarkan undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, penyelenggaraan sekolah kejuruan merupakan tanggung jawab Kementrian Pendidikan Nasional di daerah. Menurut undang-undang no. 20 tahun 2003, pasal 50 ayat 3, menyatakan bahwa pemerintah danatau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. Sekolah kejuruan pertanian dan konservasi serta sekolah kejuruan ekowisata diharapkan dapat memberi informasi, pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimilki. Pengetahuan dan keterampilan tersebut meliputi, cara mengolah, mengembangkan, dan memasarkan, serta melestarikan sumberdaya alam baik dalam bidang pertanian maupun ekowisata yang dimiliki Resort Ranu Pane. Melalui kegiatan tersebut masyarakat tidak hanya akan memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan, tapi juga keuntungan materi dari kegiatan tersebut. Selain itu masyarakat dapat berperan serta dalam menjaga kelestarian hutan TNBTS, khususnya Resort Ranu Pane.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pengetahuan tradisional Masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane mengenai tumbuhan adalah dalam bentuk pemanfaatan spesies tumbuhan meliputi, cara pengambilan, cara pengolahan dan penggunaan, serta cara membudidayakannya, khususnya tumbuhan pangan. Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane sebanyak 77 spesies dari 38 famili. Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane diantaranya, pangan, obat, hias, pakan ternak, bahan bangunan, upacara adat, kayu bakar. Spesies tumbuhan pangan merupakan spesies yang paling banyak dimanfaatkan. Hal tersebut karena fokus masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane pada spesies tumbuhan pangan yaitu sayur-sayuran sebagai komoditas ekonomi utama. Sehingga kegiatan budidaya lebih banyak dilakukan terhadap spesies tumbuhan pangan.

6.2 Saran

1. Perlu adanya kerjasama antara pihak taman nasional dengan masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane dalam hal kegiatan pelestarian, budidaya dan pemanfaatan spesies tumbuhan yang berasal dari hutan. 2. Perlu adanya penurunan pengetahuan tradisional masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane dalam pemanfaatan tumbuhan. Sehingga pengetahuan tradisional masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan tidak punah. 3. Pihak taman nasional perlu memfasilitasi masyarakat dalam hal informasi mengenai berbagai spesies tumbuhan potensial dan bernilai ekonomi tinggi seperti purwoceng Pimpinella pruatjan, serta bekerjasama dalam hal teknik budidaya, pengolahan dan pemasarannya.