BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Masyarakat Suku Tengger yang diteliti adalah masyarakat Suku Tengger yang bertempat tinggal di Desa Ranu Pane, Wilayah enclave TNBTS. Masyarakat
tersebut merupakan masyarakat yang telah modern. Masyarakat yang telah memiliki rumah permanen yaitu, rumah yang terbuat dari semen, pasir dan batu
bata. Serta telah memiliki sistem pertanian yang intensif. Untuk mengetahui kondisi dan pemanfaatan spesies tumbuhan oleh Masyarakat Suku Tengger Desa
Ranu Pane, maka dilakukan wawancara dan kuisioner terhadap 30 responden yang memiliki karakteristik usia yang berbeda. Karakteristik responden berdasarkan
kelompok usia dapat dikelompokan ke dalam empat kelompok Gambar 2.
Gambar 2 Klasifikasi kelompok usia responden. Masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane yang menjadi responden pada
umunya beragama Islam dan berpendidikan Sekolah Dasar SD dengan mata pencaharian 100 sebagai petani sayur, namun dua diantaranya juga berprofesi
sebagai dukun yang dipercaya oleh masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit. Sedangkan komposisi
responden berdasakan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3.
10 20
30 40
20-30 31-40
41-50 ˃50
10 16,67
40 33,33
P e
r se
n tas
e
Kelompok Usia
Gambar 3 Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan Gambar 3, lebih banyaknya responden berjenis kelamin laki-
laki 55,56 dibandingkan responden perempuan 44,44. dikarenakan laki- laki dari masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane paling sering pergi kehutan
untuk mengambil spesies tumbuhan yang biasa dimanfaatkan. Masyarakat Suku Tengger memiliki sikap tenggang rasa yang tinggi,
gotong-royong, kekeluargaan dan ramah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pairah 2010 yaitu bahwa pada umunya masyarakat Suku Tengger memilki sikap
tenggang rasa antar umat beragama yang tinggi, sikap gotong royong, kekeluargaan dan ramah. Sikap tersebut pun ditunjukan oleh masyarakat Suku
Tengger Desa Ranu Pane. Tingginya tenggang rasa diantara masyarakat Suku Tengger Desa Ranu
Pane, ditunjukkan melalui toleransi dalam masyarakat dengan agama yang beragama. Masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane terdiri dari masyarakat
yang beragama Islam, Hindu dan Kristen. Namun keragaman dalam beragama di Desa Ranu Pane tidak menjadi masalah. Hal itu terbukti dari keikutsertaan
masyarakat agama lain dalam suatu perayaan hari-hari besar suatu agama. Contohnya pada perayaan upacara adat Kasodo yang merupakan upacara adat
bagi umat hindu. Dalam kegiatan tersebut tidak hanya umat Hindu yang melaksanakan, namun umat agama lain baik Islam maupun Kristen turut serta
dalam perayaan upacara adat tersebut. Sikap gotong royong dan kekeluargaan tercermin dari kegiatan
masyarakat dalam memperbaiki atau membersihakan sarana dan prasarana Desa Ranu Pane, serta sikap saling membantu ketika ada salah satu keluarga yang
55,56 44,44
Pria Wanit a
menggelar suatu pesta pernikahan atau pesta khitanan. Sedangkan keramahan masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane tercermin dari cara mereka dalam
menyambut tamu yang berkunjung ke rumah mereka. Kebiasaan mereka adalah mempersilahkan tamunya ke dapur untuk menghangatkan diri dari udara dingin
sambil mengobrol dengan para anggota keluarga dan menikmati kopi atau teh hangat di depan perapian.
5.2 Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan