Ruang lingkup etnobotani Etnobotani

sumberdaya tanaman; 3 Etnobotani kognitif, studi tentang persepsi tradisional terhadap keanekaragaman sumberdaya alam tumbuhan, melalui analisis simbolik dalam ritual dan mitos serta konsekuensi ekologinya, organisasi dari sistem pengetahuan melalui studi etnotaksonomi; 4 Budaya materi, mempelajari sistem pengetahuan tradisional dan pemanfaatan tumbuhan serta produk tumbuhan dalam seni dan teknologi; 5 Fitokimia tradisional, studi tentang pengetahuan tradisional mengenai penggunaan berbagai jenis tumbuhan dan kandungan bahan kimianya, contohnya insektisida lokal dan tumbuhan obat-obatan; 6 Paleobotani, studi tentang interaksi masa lalu antara populasi manusia dengan tumbuhan yang mendasarkan pada interpretasi peninggalan arkeologi Purwanto 2000.

2.2 Kearifan Tradisional

Menurut Lampe 2006 diacu dalam Pairah 2010, kearifan tradisional merupakan salah satu warisan budaya yang ada di masyarakat tradisional dan secara turun temurun dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Kearifan tradisional tersebut umumnya berisi ajaran untuk memelihara dan memanfaatkan sumberdaya alam hutan, tanah dan air secara berkelanjutan. Keberadaan kearifan tradisional sangat menguntungkan karena secara langsung maupun tidak langsung sangat membantu dalam memelihara lingkungan serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Sedangkan menurut Nur 2010 diacu dalam Pairah 2010, masyarakat Suku Tengger dalam bertani selalu berpegang teguh pada norma adat sehari-hari yaitu, “tanaha iku nguripi, perlu dijogo” tanah itu yang memberi hidup perlu dijaga, “air niku sumber sing paling tuwo, perlu dijaga sumbere” air itu sumber yang paling tua, perlu dijaga sumbernya, “ tanaman niku salah satunggele sumber urip, mulane niku perlu diopeni sing apik tanaman itu salah satu sumber kehidupan, oleh karena itu perlu dipelihara dengan baik, dan “ojo negor sak durunge nandur” jangan menebang sebelum menanam. Norma-norma adat itu sudah mendarah daging dalam kehidupan masyrakat suku Tengger.

2.3 Pemanfaatan Tumbuhan

2.3.1 Tumbuhan pangan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, bahan pangan, yaitu bahan pangan hewani dan nabati tumbuh-tumbuhan. Bahan pangan nabati ada yang berasal dari tumbuhan rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Bahan pangan yang berasal dari tumbuhan tingkat tinggi dapat diperoleh dari hasil hutan yang berupa buah-buahan, dedaunan, dan biji-bijian. Pada umumnya bahan pangan nabati berasal dari kelompok buah-buahan, sayur-sayuran dan sereal Sunarti et al. 2007. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tumbuhan pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia apabila hewan disebut pakan. Contohnya yaitu buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan tumbuhan yang mengandung sumber karbohidrat.

2.3.2 Tumbuhan obat

Tumbuhan obat adalah spesies tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat obat, yang dapat dikelompokan menjadi : 1 Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesis tumbuhan yang diketahui dan dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional; 2 tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis; 3Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi belum secara ilmiah atau penggunaanya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri Zuhud 2004.

2.3.3 Tumbuhan untuk kebutuhan adat dan keagamaan

Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat adat tidak hanya sebagai pemenuh kebutuhan jasmani semata, melainkan juga sebagai pemenuh kebutuhan rohani, yaitu sebagai pelengkap dalam suatu upacara adat atau kegiatan keagamaan. Salah satu etnik yang kental dengan penggunaan