Tabel 11 Beberapa spesies tumbuhan hias yang bersal dari hutanpekarangan
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah Bagian yang Digunakan
1 Edelweis
Anaphalis longifolia Bunga
2 Mentigi
Vaccinium varingifolium Bunga
3 Jogoran
Hyptis suaveolens Seluruh bagian
4 Peron
Anamirta cocculus Daun
Edelweis Anaphalis longifolia merupakan salah satu spesies tumbuhan yang banyak dimanfaatkan untuk untuk berbagai keperluan
disamping dimanfaatkan sebagai hiasan di rumah-rumah masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane. Walaupun pengambilannya di larang oleh pihak
TNBTS karena edelweis Anaphalis longifolia merupakan spesies tumbuhan yang dilindungi.
5.7.4 Tumbuhan kayu bakar
Masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane dalam kehidupan sehari- harinya memanfaatkan kayu bakar guna memenuhi kebutuhannya dalam
memasak dan terutama untuk perapian guna menghangatkan diri dari udara dingin. Spesies yang sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar dapat dilihat
pada Tabel 12. Tabel 12 Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai kayu bakar oleh
masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah Bagian yang Digunakan
1 Acacia
Acacia decurrens Kayu
2 Cemara gunung
Casuarina junghuhniana Kayu
3 Kemlandingan
Albizzia lophanta Kayu
Ketiga spesies tersebut biasa masyarakat peroleh dari hutan sekitar desa. Kegiatan masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane dalam
menanfaatkan kayu bakar dikhawatirkan dapat mengancam kelestarian hutan TNBTS, terutama Resort Ranu Pane. Masyarakat mengaku bahwa kayu bakar
yang mereka gunakan diperoleh dari pohon yang telah mati dan tumbang. Untuk memenuhi kebutuhan akan kayu bakar setiap saat baik untuk
memasak maupun untuk meghangatkan tubuh dari udara dingin, masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane biasanya menyimpannya di dapur dekat dengan
tungku, selain untuk memudahkan dalam pengambilannya, penyimpanan dekat tungku juga dimaksudkan untuk mengeringkan kayu tersebut. Penyipanan kayu
bakar dilakukan sebagai persediaan untuk kapan saja dapat digunakan, dengan kata lain di setiap rumah masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane selalu
tersedia kayu bakar. Tingginya penggunaan kayu bakar oleh masyarakat Suku Tengger Desa
Ranu Pane, yaitu setiap kepala keluarga dapat menghabiskan 1 gelondong pohon berdiameter 10-20 cm perharinya. Walaupun telah ada larangan oleh
pihak TNBTS untuk tidak mengambil kayu bakar, khususnya pohon untuk kayu bakar, tidak menutup kemungkinan terjadi pelanggaran mengingat
besarnya kebutuhan masyarakat akan kayu bakar guna menghangatkan tubuh dari udara dingin. Pelanggaran tersebut terjadi berupa pencurian kayu bakar,
dan Resort Ranu Pane merupakan Resort yang paling tinggi tingkat pencurian kayu bakarnya yaitu sebanyak 24 kasus pada tahun 2002-2003 dibandingkan
dengan Resort lainnya. Lokasi pencurian kayu bakar di Resort Ranu Pane diantaranya, Bantengan, Pusung Bingung, Krepelan dan Besaran Nugroho et
al. 2007. Berikut gambar mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai kayu bakar di
salah satu rumah masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane, tersaji pada Gambar 13.
Gambar 13 Pemanfaatan tumbuhan untuk kayu bakar. Untuk menanggulangi masalah tingginya kebutuhan masyarakat akan
kayu bakar pihak TNBTS SPTN 3, Resort Ranu Pane berencana untuk membuat lumbung kayu bakar, dan masyarakatlah yang berperan untuk
mengelola lumbung tersebut guna digunakan bersama untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane. Adapun
spesies yang menjadi unggulan dalam pembutan lumbung kayu bakar tersebut adalah akasia gunung Acacia decurrens dan cemara gunung Casuarina
junghuhniana.
5.7.5 Tumbuhan untuk upacara adat