Suku Tengger Desa Ranu Pane yang tidak bersekolah yang mencapai 824 jiwa. Pada umunya masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane hanya berpendidikan
sampai dengan Sekolah Dasar SD. Hal tersebut disebabkan jauhnya akses untuk mencapai Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah
Atas SMA, serta jarangnya kendaraan umum untuk mencapai sekolah tersebut.
Tabel 5 Tingkat pendidikan masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pane
No. Jenis Pendidikan
Jumlah
1 2
3 4
5 Sekolah Dasar SD
Sekolah Menengah Pertama SMP Sekolah Menengah Atas SMA
Perguruan Tinggi Tidak sekolah
546 11
2 4
824 Sumber : BB TNBTS 2009.
4.5.4 Agama dan kebudayaan
Desa Ranu Pane dihuni oleh 375 kepala keluarga, dimana 959 jiwa yang menganut Agama Islam, 342 menganut Agama Hindu, dan 69 jiwa
menganut agama Kristen. Hukum adat yang dimiliki adalah peraturan desa No. 4 tahun 2004 yang mewajibkan setiap warga Desa Ranu Pane yang hendak
menikah diwajibkan menanam pohon sebanyak 5 pohon, sedangkan bagi yang hendak bercerai diwajibkan menanam pohon sebanyak 10 pohon. Kegiatan
penanaman pohon guna memenuhi peraturan tersebut dilakukan pada lokasi hutan TNBTS, di sekitar Desa Ranu Pane. Adapun upacara adat yang biasa
diselenggarakan oleh masyarakat Suku Tengger Ranu Pane diantaranya : 1. Upacara adat Kasodo
Upacara adat kasodo merupakan upacara adat bagi umat Hindu untuk memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma. Upacara ini
dilakukan pada tanggal 14 dan 15 bulan purnama, pada bulan keduabelas Kasado. Penyelenggaraannya di Laut pasir dan upacara pengorbanannya
di tepi Kawah Gunung Bromo. Di tempat upacara dilengkapi bumbu berbentuk stengah lingkaran yang dihiasi oleh 30 macam buah-buahan dan
kue yang disebut ongkek sebagai sesajen. Upacara ini dilakukan dengan mengucapkan mantra atau doa yang dipimpin oleh dukun, sebagai puji
syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan kasih sayang kepada umat manusia Pairah 2010.
2. Upacara adat Karo Upacara adat Karo merupakan upacara adat yang bertujuan untuk kembali
kepada kesucian , disebut juga satya yoga. Hari raya Karo merupakan hari raya terbesar bagi masyarakat Suku Tengger setelah Kasado. Pada hari
Karo masayarakat Suku Tengger memperingati Sang Hyang Widhi Wasa yang telah menciptakan dua jenis makhluk manusia Karo, laki-laki dan
perempuan sebagai leluhurnya Roro Anteng dan Jaka Seger. Hari raya Karo berlangsung selama 12 hari ditambah 2 hari untuk pembukaan dan
penutupan yang dilaksanakan secara serentak Pairah 2010. 3. Upacara adat Unan-unan
Upacara ini dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Unan-unan berasal dari istilah tuna alias rugi, ini berhubungan dengan perhitungan hari
masyarakat Suku Tengger. Ada hari-hari yang harus digabungkan sehingga dianggap rugi. Unan-unan juga digunakan sebagai sarana
mengusir makhluk halus sekaligus untuk menyelamatkan desa dari malapetaka Pairah 2010.
4. Upacara Pujan atau Barian Upacara Pujan atau Barian merupakan upacara adat yang dilaksanakan
satu bulan sekali Pairah 2010.