Analisis Keuntungan Analisis Efisiensi

60 mengukur dampak dari adanya kegagalan pasar. Tabulasi matriks analisis kebijakan dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Matriks Analisis Kebijakan PAM Keterangan Penerimaan Biaya Keuntungan Input tradable Input non- tradable Harga Privat A B C D Harga Sosial E F G H Efek Divergensi I J K L Sumber : Monke dan Pearson, 1989 Keterangan : Keuntungan Privat D = A – B+C Keuntungan Sosial H = E – F+G Transfer Output I = A – E Transfer Input J = B – F Transfer Faktor K = C – G Transfer Bersih L = D – H = I – J+K Rasio Biaya Privat PCR = CA – B Rasio Biaya Sumberdaya Domestik DRCR = G E – F Koefisien Proteksi Output Nominal NPCO = AE Keofesien Proteksi Input Nominal NPCI = BF Koefisien Proteksi Efektif EPC = A – BE – F Koefisien Keuntungan PC = DH

4.6.1 Analisis Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara penerimaan nilai penjualan komoditas yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani. Analisis keuntungan terdiri dari keuntungan privat dan keuntungan sosial. Keuntungan privat KP menunjukkan selisih antara penerimaan dengan biaya yang sesungguhnya diterima atau dibayarkan petani. Nilai KP yang lebih besar dari nol berarti secara finansial menguntungkan, yaitu kondisi adanya kebijakan pemerintah atau komoditas menguntungkan untuk diusahakan. Jika nilai KP kurang atau sama dengan nol maka yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu kegiatan usaha tidak menguntungkan pada kondisi adanya intervensi pemerintah terhadap input dan output. KP dirumuskan oleh Monke dan Pearson 1989 sebagai berikut : Private Profitability PP; D = A – B+C Social Profitability SP; H = E – F+G Keuntungan Sosial KS menunjukkan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dihitung dengan harga sosial harga bayangan. Jika nilai KS lebih 61 besar dari nol maka secara ekonomi, yaitu pada kondisi pasar persaingan sempurna, kegiatan pengusahaan komoditas dapat dilanjutkan karena menguntungkan atau komoditas tersebut memiliki keunggulan komparatif. Jika nilai KS kurang dari atau sama dengan nol maka kegiatan usaha tidak menguntungkan secara ekonomi atau pada kondisi pasar persaingan sempurna.

4.6.2 Analisis Efisiensi

Tingkat efisiensi pengusahaan suatu komoditas dapat dilihat dari dua indikator yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif dapat dilihat dari nilai Rasio Biaya Privat Private Cost Ratio atau PCR yaitu rasio antara biaya input domestik privat dengan nilai tambah privat. Jika nilai PCR lebih kecil dari satu, artinya untuk meningkatkan nilai tambah output sebesar satu satuan diperlukan tambahan biaya faktor domestik lebih kecil dari satu satuan. Hal ini menunjukkan bahwa pengusahaan komoditas tersebut efisien secara finansial atau memiliki keunggulan kompetitif pada saat ada kebijakan pemerintah. Jika nilai PCR lebih besar atau sama dengan satu maka yang terjadi adalah sebaliknya. Private Cost Ratio PCR = C A – B Keunggulan komparatif suatu komoditas juga dapat dilihat dari nilai Rasio Biaya Sumberdaya Domestik Domestic Resources Cost atau DRC. Jika nilai DRC lebih kecil dari satu, maka pengusahaan komoditas efisien secara ekonomi atau memiliki keunggulan komparatif pada kondisi tanpa ada kebijakan. Hal ini sebaliknya berlaku jika nilai DRC lebih dari satu. Domestic Resources Cost Ratio DRC = G E – F

4.6.3 Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah