Dampak Peningkatan Harga Pupuk Anorganik

110 maupun ekonomi dan masih layak untuk dijalankan. Namun, peningkatan harga tenaga kerja dapat menurunkan keunggulan komparatif dan kompetitif dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok. Hal tersebut terlihat dari adanya penurunan keuntungan privat dan sosial serta peningkatan nilai PCR dan DRC dibandingkan pada kondisi semula normal.

6.4.3 Dampak Peningkatan Harga Pupuk Anorganik

Analisis ketiga yang dilakukan adalah menguji kepekaan keuntungan privat dan ekonomi serta keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas belimbing dewa di Kota Depok bila terjadi peningkatan harga pupuk anorganik NPK dan pupuk daun yang merupakan input tradable sebesar 10 persen. Skenario peningkatan harga pupuk anorganik ini ditetapkan untuk melihat kondisi dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok apabila suatu saat pemerintah mengeluarkan kebijakan bea masuk bahan baku pertanian meningkat sebesar lima persen dan pajak pertambahan nilai juga meningkat sebesar lima persen terhadap produk pupuk anorganik tersebut. Hasil tabulasi PAM pada saat terjadi kenaikan harga pupuk anorganik sebesar 10 persen dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38. Tabulasi PAM Skenario Peningkatan Harga Pupuk Anorganik Sebesar 10 persen Uraian Penerimaan Biaya Keuntungan Input Tradable Faktor Domestik Privat 4.158.755.326 147.832.227 3.535.335.350 475.587.749 Sosial 2.383.926.404 74.491.676 2.029.394.331 280.040.397 Efek Divergensi 1.774.828.921 73.340.551 1.505.941.018 195.547.352 Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dengan penetapan skenario ini adalah komoditas belimbing dewa di Kota Depok masih memiliki dayasaing baik dari sisi keunggulan komparatif dan kompetitifnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai DRC dan PCR yang masih kurang dari satu yaitu 0,88 Tabel 35. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai keuntungan privat dan sosial yang bernilai positif. Sehingga pengusahaan belimbing dewa di Kota Depok bila terjadi kenaikan harga pupuk khususnya pupuk anorganik sebesar 10 persen masih memberikan keuntungan secara finansial maupun ekonomi dan layak untuk dijalankan. Jadi, pada harga 111 finansial, setiap kenaikan harga pupuk sebesar 10 persen, maka keuntungan yang diperoleh dalam pengusahaan komoditas belimbing dewa di lokasi penelitian berubah menurun sebesar Rp 18,9 juta per hektar dengan asumsi faktor lain tetap cateris paribus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika terjadi peningkatan harga pupuk akibat adanya intervensi pemerintah dapat menurunkan tingkat dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok.

6.4.4 Dampak Penurunan Harga Output