Metode Pengambilan Sampel METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

42 Dengan demikian, Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Cipayung merupakan wilayah sentra produksi belimbing yang dapat dijadikan contoh sebagai daerah yang cocok untuk melakukan analisis dayasaing dan dampak kebijakan pemerintah terhadap komoditas belimbing dewa di Kota Depok. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010-Juni 2011.

4.2 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan terhadap kelompok tani, petani, lembaga pemasaran, pedagang input pertanian, dan lembaga penunjang. Pengambilan sampel terhadap kelompok tani dilakukan secara purposive, yaitu teknik pengambilan sampel secara sengaja berdasarkan pertimbangan dari kelompok tani yang memiliki jumlah anggota, luas areal, populasi tanaman, dan kapasitas produksi belimbing yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok tani lainnya di masing-masing kecamatan. Di Kecamatan Pancoran Mas, kelompok tani belimbing yang dipilih adalah Kelompok Tani Kali Licin. Sedangkan di Kecamatan Cipayung, kelompok tani belimbing yang dipilih adalah Kelompok tani Layungsari. Kelompok tani, jumlah anggota, luas areal, populasi tanaman, dan kapasitas produksi belimbing di Kecamatan Pancoran Mas dan Cipayung dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kelompok Tani, Jumlah Anggota, Luas Areal, Populasi Tanaman, dan Kapasitas Produksi Belimbing di Kecamatan Pancoran Mas dan Cipayung Tahun 2007 Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota Orang Luas Areal Hektar Populasi Tanaman Pohon Kapasitas Produksi Kg per tahun Kecamatan Pancoran Mas Kali Licin 35 18 4.375 500.000 Sarijaya 10 2 400 60.000 Laris Jaya 25 12 3.000 450.000 RJB Rawa Denok 35 13 3.200 450.000 Kecamatan Cipayung Makmur Jaya 20 3 550 25.000 Pondok Jaya 14 3 620 35.000 Layungsari 35 15 3.800 200.000 Cipayung Jaya 25 8 1.600 80.000 Persada 5 1 240 12.500 Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok 2007 43 Petani responden bersifat homogen yang dilihat dari luas areal, proses budidaya, biaya usahatani dan teknologi yang digunakan relatif sama, sehingga pengambilan sampel terhadap petani dalam penelitian ini menggunakan metode simple random sampling terhadap anggota dari kelompok tani yang telah dipilih sebelumnya. Dengan demikian, semua populasi anggota dari kelompok tani yang telah dipilih, yaitu sebanyak 70 orang memiliki kesempatan atau probabilitas yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Jumlah petani yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Penentuan jumlah petani responden di Kecamatan Pancoran Mas dan Cipayung dilakukan secara proporsional yaitu masing-masing kecamatan sebanyak 15 orang. Penentuan sampel terhadap lembaga pemasaran ditentukan secara purposive . Lembaga pemasaran yang dipilih menjadi sampel adalah Puskop dan satu pengumpul CV. Star Fresh. Puskop dipilih dengan pertimbangan bahwa Puskop adalah lembaga pemasaran resmi yang diakui oleh pemerintah, sedangkan CV. Star Fresh dipilih dengan pertimbangan bahwa sebagian besar petani responden menjualnya kepada pengumpul tersebut dan CV. Star Fresh juga merupakan salah satu pesaing terberat Puskop. Kemudian, pengambilan sampel terhadap pedagang input pertanian juga dilakukan secara purposive. Pedagang input pertanian yang dipilih adalah satu pedagang pupuk dan obat-obatan kios kelompok serta satu pedagang peralatan pertanian Pasar Parung. Pemilihan ini dilakukan dengan pertimbangan kedekatan lokasi pedagang dengan petani responden dan lokasi penelitian. Selanjutnya, pengambilan sampel terhadap lembaga penunjang pada sistem komoditas belimbing dewa di Kota Depok juga dilakukan secara purposive . Lembaga penunjang yang dipilih adalah Dinas Pertanian Kota Depok. Adapun pemilihan tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa Dinas Pertanian Kota Depok merupakan lembaga yang telah memberikan bantuan secara langsung kepada para petani belimbing di Kota Depok serta mampu berperan strategis dalam mendukung perkembangan agribisnis belimbing dewa di Kota Depok. Penentuan jumlah sampel dan teknik pengambilan data dalam penelitian ini didasarkan pada Pearson at al. 2005 yang menyatakan bahwa budget data 44 untuk PAM bisa diambil dari contoh yang tidak terlalu besar, baik terhadap petani, pedagang, pelaku usaha maupun pengolahan. Data yang dimasukkan dalam PAM merupakan modus central tendency, bukan parameter yang diestimasi melalui model ekonometrika dengan jumlah contoh yang valid secara statistik.

4.3 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data