Sanitasi Kebun serta Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Belimbing Dewa

81 Gambar 7. Mesin Diesel kiri, Power Sprayer tengah dan Selang air kanan yang Digunakan Petani Responden di Lokasi Penelitian Tahun 2011

5.3.4 Pemangkasan Tanaman Belimbing Dewa

Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, kegiatan pemangkasan tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis yaitu kegiatan pemangkasan bentuk dan kegiatan pemangkasan pemeliharaan. Kegiatan pemangkasan bentuk adalah kegiatan membentuk cabang atau ranting tanaman agar mempunyai tajuk yang diharapkan dan dengan tujuan agar lebih memudahkan petani dalam melakukan kegiatan pengelolaan, perawatan dan pemanenan. Sedangkan pemangkasan pemeliharaan adalah memotong cabang atau ranting tanaman yang tidak produktif dan tidak dikehendaki. Hal ini bertujuan untuk merangsang pembungaan, membuang ranting atau cabang yang mati, tunas air maupun cabang yang tidak produktif serta untuk memudahkan sinar matahari masuk sampai cabang-cabang terbawah. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada saat setelah panen. Peralatan yang dibutuhkan saat pemangkasan antara lain adalah gunting, karungkeranjang, tali, dan patok.

5.3.5 Sanitasi Kebun serta Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Belimbing Dewa

Petani responden umumnya melakukan kegiatan sanitasi kebun pada awal musim atau setelah musim panen sebelumnya selesai. Sanitasi kebun merupakan kegiatan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kebun. Sanitasi kebun dilakukan untuk memberikan lingkungn tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman serta memutus siklus hidup organisme pengganggu tanaman OPT. Kegiatan ini antara lain membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dan 82 membuang buah yang rontok pada saat proses pembesaran buah, pembungkusan maupun pada saat pemanenan serta buah rontok yang tersangkut di pohon. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain adalah sabit, cangkul, pengkikarung sampah, dan sapu lidi. Pengendalian OPT adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman belimbing seperti penurunan mutu dan produksi buah belimbing yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tanaman, dengan cara memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan. Sebelum melakukan kegiatan pengendalian OPT, petani harus melakukan pengamatan terhadap OPT di kebun secara teratur dan berkala guna mengenali OPT yang menyerang dan gejala serangannya agar petani dapat melakukan tindakan atau cara yang tepat untuk mengatasinya. Organisme pengganggu tanaman yang sering menyerang pohon belimbing di lokasi penelitian antara lain adalah : 1 Lalat Buah Batrocero carambolae atau Batrocero dorsalis Lalat buah dewasa bertelur di dalam buah, kemudian larva yang menetas akan memakan isi buah dan akhirnya membuat buah menjadi busuk dan gugur. Untuk menghindari serangan lalat buah, petani dianjurkan agar membungkus buah pada saat tiga sampai empat minggu setelah buah terbentuk. Buah yang terserang OPT jenis ini harus dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kantung plastik, lalu dibenamkan ke dalam tanah sedalam 30 sentimeter atau dibakar. Pengendalian OPT jenis ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida. Insektisida yang digunakan adalah insektisida sistemik atau kontak dengan bahan aktif dimethoate, malathion, fenthion atau maldison. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap lalat buah dengan memakai zat yang disebut feromon yaitu methyl eugenol yang biasa ditemukan dengan merk dagang Petrogenol 800 L. Gambar 8 memperlihatkan alat perangkap lalat buah di lokasi penelitian. Seluruh petani responden di lokasi penelitian telah menggunakan perangkap lalat buah untuk mengatasi serangan lalat buah yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah belimbing yang dihasilkan. 83 Gambar 8. Perangkap Lalat Buah Milik Petani yang Belum Dipakai kiri dan Perangkap Lalat Buah yang Telah Terpasang di Kebun Belimbing kanan di Lokasi Penelitian Tahun 2011 2 Jamur Upas Upasita salminicolor, Corticium salminicolor, Pellicularia salminicolor Penyakit ini menyerang bagian batang atau cabang tanaman. Jika serangan sudah berat maka dapat mengakibatkan batang mengering dan lapuk. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara menyemprot atau mengoleskan cabang yang sakit dengan fungisida Bubur Bordeaux satu persen atau Calixin lima persen. Selain itu dapat pula menggunakan Topsin dengan Kapur maupun fungisida Benlate. Gambar 9 menunjukkan tanaman belimbing yang terserang penyakit jamur upas di lokasi penelitian. Gambar 9. Tanaman Belimbing yang Terkena Serangan Penyakit Jamur Upas kiri, Batang Belimbing yang Terserang Penyakit Jamur Upas Diolesi Kapur tengah dan Bagian Bawah Tanaman Belimbing yang Terserang Penyakit Jamur Upas Telah Dikerok oleh Petani kanan di Lokasi Penelitian Tahun 2011 84 3 Bercak Daun Cercospora Bercak daun ini disebabkan oleh jamur Cercospora averrhoae. Penyakit ini menyerang daun, tangkai daun dan batang muda. Penyakit ini menyebabkan terjadinya bercak-bercak pada daun dengan tepi daun berwarna cokelat tua atau ungu. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun kuning hingga rontok. Pengendalian dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida Kaptafol atau fungisida Difolatan. 4 Ulat Penggerek Buah Ulat penggerek buah merupakan organisme pengganggu tanaman belimbing yang masih sulit untuk diberantasdikendalikan oleh para petani belimbing di lokasi penelitian. Petani masih belum menemukan cara yang tepat untuk mengatasi OPT jenis ini, oleh karena itu bantuan dari pihak-pihak yang mengetahui dan mengerti cara penanganan OPT jenis ini sangat diperlukan petani belimbing dewa di Kota Depok guna meningkatkan mutu dan produktivitas belimbing yang mereka usahakan. Gambar 10 memperlihatkan buah belimbing di kebun petani responden yang terserang hama ulat penggerek buah ketika belimbing belum dibungkus. Karena telah terserang hama ulat penggerek buah maka belimbing tidak dapat dibungkus dan harus dibuang. Gambar 10. Belimbing yang Terkena Hama Ulat Penggerek Buah di Lokasi Penelitian Tahun 2011

5.3.6 Penjarangan dan Pembungkusan Buah Belimbing Dewa