Pengertian Seleksi Hakikat Seleksi

sebaliknya jika data yang diterima lengkap dan memenuhi persyaratan maka pelamar diterima dan dapat melanjutkan ke tahap wawancara pendahuluan. Jika pada tahap wawancara pendahuluan si pelamar memberikan kesan yang baik, maka akan diterima untuk mengikuti tes, setelah hasil tes keluar dan menunjukkan nilai yang baik maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan referensi yang mendukung. Setelah itu berlanjut pada tahap wawancara seleksi, pada wawancara ini dilaksanakan dengan lebih mendalami lagi penyelidikan latar belakang pelamar untuk lebih memantapkan kembali proses wawancara sebelumnya, pada umumnya wawancara pemantapan ini dilakukan langsung oleh pimpinan. Jika hasilnya baik maka pelamar akan diterima untuk bergabung di perusahaan atau instansi tersebut karena memang telah disetujui langsung oleh atasan. Setelah itu pelamar dipersilahkan untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan dan mengikuti rangkaian kegiatan orientasi untuk mengenalkan lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaaninstansi tersebut. Selain itu, Sondang P. Siagian mengatakan bahwa proses seleksi terdiri atas delapan langkah yang dapat ditempuh, diantaranya adalah: 1 penerimaan surat lamaran, 2 penyelenggaraan ujian, 3 wawancara, 4 penelitian surat-surat referensi, 5 evaluasi medis, 6 wawancara oleh penyelia, 7 keputusan, 8 orientasi. 6 Jadi, pada intinya proses seleksi ini dimaksudkan untuk menentukan diterima atau tidaknya pelamar di instansi tertentu. Selain urutan langkah-langkah tidak ada perbedaan yang signifikan diatara kedua pendapat di atas. Karena memang setiap instansi memiliki alasan tertentu dalam memilih urutan langkah-langkah proses seleksi. Ada bermacam-macam tes yang digunakan dalam seleksi. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan yang terbatas dan mempunyai tujuan yang berbeda. 6 Sondang P. Siagian, Manajemen Internasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. II, h. 216-218. Berikut adalah tes-tes yang biasa digunakan dalam proses seleksi menurut Michael Armstrong: a. Tes Intelegensia Tes ini adalah tes yang dikenal untuk mengukur kecerdasan, khususnya kemampuan menalarkan pendapat. b. Tes Kemampuan Tes ini mengukur kemampuan atau keterampilan yang telah didapat melalui pelatihan atau pengalaman. c. Tes Bakat Tes bakat dirancang untuk menduga potensial seseorang yang harus dipunyai untuk menangani suatu pekerjaan atau tugas-tugas khusus dalam suatu pekerjaan. d. Tes Kepribadian Tes kepribadian ini berusaha menilai jenis kepribadian yang dipunyai oleh calon dalam bentuk kebiasaan gaya perilaku, seperti keagresifan atau jenis sifat seseorang terbuka atau tertutup. 7 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keempat tes tersebut dimaksudkan untuk membantu bagian penyeleksi sumber daya manusia menentukan siapakah dari beberapa calon karyawan yang akan diterima ataupun ditolak. Tes intelegensia, tes kemampuan dan tes bakat yang lebih mengarah pada pengukuran tingkat kecerdasan, penguasaan materi akademik, keahlian dan keterampilan pelamar. Maka pada tes yang diujikan harus sesuai dengan bidang pendidikan dan tingkat pendidikan calon pegawai serta yang berhubungan dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan kepadanya. Sedangkan pada tes kepribadian lebih fokus pada penilaian kemampuan sosial, yakni pengukuran kedewasaan emosi, kesukaan bergaul, tanggung jawab, dan penyesuaian diri. Menilai kepribadian bukanlah hal yang mudah, setiap orang selalu memiliki perbedaan dalam menilai kepribadian orang lain. Oleh karena itu pada tes ini perlu adanya perbandingan hasil tes kepribadian dengan hasil-hasil tes lainnya dan dilakukan dengan berkelanjutan. 7 Michael Amstrong, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta: Elex Media Komputindo, 1994, Cet. II, h. 165-167.

B. Program Akselerasi

1. Pengertian Program Akselerasi

Pemerintah telah memberikan perhatian terhadap anak-anak yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa dengan menyediakan layanan pendidikan, salah satu program pelayanan pendidikan tersebut adalah adanya program akselerasi. Pengertian akselerasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI berarti: 1 Percepatan, 2 Peningkatan kecepatan, 3 Laju perubahan kecepatan. 8 Berdasarkan KBBI tersebut dapat disimpulkan bahwa program akselerasi ini mengarah pada suatu perubahan dan peningkatan yang bergerak dengan cepat. Di rektorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa menyatakan “Program akselerasi adalah pemberian pelayanan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya yang tidak mengambil program tersebut”. 9 Hal senada juga disampaikan oleh Sutratinah Tirtonegoro, “percepatan acceleration adalah cara penanganan anak supernormal dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program regular di dalam jangka waktu yang lebih singkat”. 10 Artinya, peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa, jika ia berada pada jenjang SDMI bisa menyelesaikan pendidikannya dalam waktu 5 tahun, SMP MTs dalam waktu 2 tahun dan SMA MA juga dalam waktu 2 tahun saja. Sementara itu menurut Colangelo dalam Hawadi menyebutkan bahwa: 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 29. 9 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009. h. 42. 10 Sutratinah Tirtonegoro. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Yogyakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 104.