B. Program Akselerasi
1. Pengertian Program Akselerasi
Pemerintah telah memberikan perhatian terhadap anak-anak yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa dengan menyediakan layanan pendidikan, salah
satu program pelayanan pendidikan tersebut adalah adanya program akselerasi. Pengertian akselerasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI berarti:
1 Percepatan, 2 Peningkatan kecepatan, 3 Laju perubahan kecepatan.
8
Berdasarkan KBBI tersebut dapat disimpulkan bahwa program akselerasi ini mengarah pada suatu perubahan dan peningkatan yang bergerak dengan cepat.
Di rektorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa menyatakan “Program akselerasi
adalah pemberian pelayanan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program regular
dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya yang tidak mengambil program tersebut”.
9
Hal senada juga disampaikan oleh Sutratinah Tirtonegoro, “percepatan acceleration
adalah cara
penanganan anak
supernormal dengan
memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program regular di dalam jangka waktu yang lebih singkat”.
10
Artinya, peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa, jika ia berada pada jenjang SDMI bisa
menyelesaikan pendidikannya dalam waktu 5 tahun, SMP MTs dalam waktu 2 tahun dan SMA MA juga dalam waktu 2 tahun saja.
Sementara itu menurut Colangelo dalam Hawadi menyebutkan bahwa:
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 29.
9
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas
Istimewa. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009. h. 42.
10
Sutratinah Tirtonegoro. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Yogyakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 104.
Akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan service delivery dan kurikulum yang disampaikan curriculum delivery. Sebagai model pelayanan,
akselerasi dapat diartikan sebagai model layanan pembelajaran dengan cara lompat kelas. Misalnya, siswa yang memiliki kemampuan tinggi diberi
kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Sementara itu, model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar
dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu sehingga siswa dapat menyelesaikan program studinya lebih awal. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menganalisis materi pelajaran dengan materi yang esensial dan kurang esensial.
11
Pernyataan tersebut sedikit berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh Dr. E. Mulyasa dalam Iif,
Menurutnya akselerasi belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dapat menyelesaikan pelajarannya
lebih cepat dari masa belajar yang ditentukan. Akselerasi belajar tidak sama dengan loncat kelas sebab dalam akselerasi belajar setiap siswa tetap harus
mempelajari seluruh bahan yang seharusnya dipelajari. Akselerasi dapat dilakukan dengan bantuan modul atau lembar kerja yang disediakan sekolah.
Melalui akselerasi belajar peserta didik yang berkemampuan tinggi dapat mempelajari seluruh bahan pelajaran dengan lebih cepat dibandingkan peserta
didik yang lain.
12
Dari beberapa pengertian tentang akselerasi di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa program akselerasi adalah sebuah program yang ditujukan
untuk memfasilitasi kemampuan peserta didik yang memiliki tingkat intelektual tinggi dan bakat istimewa agar dapat menyelesaikan masa belajarnya sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga melalui program akselerasi ini peserta didik cerdas istimewa tersebut dapat mempelajarai seluruh materi
pelajaran dengan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya. Tujuan dan materi pembelajaran kelas akselerasi dengan kelas regular
memang sama, namun terdapat perbedaan yang harus diperhatikan oleh penyelenggara program akselerasi. Karena jika pembelajaran akselerasi
11
Sitiatava Rizema Putra. Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa. Yogyakarta: DIVA Press, 2013. Cet. I, h. 194.
12
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, h. 1-2.
disamakan dengan pembelajaran biasa dan hanya waktunya saja yang dipersingkat maka mustahil tujuan pembelajaran program ini dapat tercapai.
Maier telah mengidentifikasi beberapa perbedaan tersebut sebagai berikut
13
:
Tabel 2.1 Perbedaan Proses Pembelajaran Tradisional dengan Pembelajaran
Akseleratif No.
Belajar secara Tradisional Belajar secara Akseleratif
1. Bersifat kaku
Bersifat fleksibel 2.
Suasananya muram dan serius Suasananya gembira
3. Menggunakan satu jalan
Menggunakan banyak jalan 4.
Mementingkan sarana Mementingkan tujuan
5. Situasi persaingan ketat
Melatih kerja sama 6.
Bersifat behavioristic Bersifat humanistic
7. Aspek verbal diutamakan
Mengfungsikan multi inderawi 8.
Bersifat mengendalikan Bersifat mengasuh
9. Lebih mementingkan materi
Lebih mementingkan aktivitas 10. Aspek kognitif ditonjolkan
Berbagai aspek diperhatikan 11. Berdasarkan waktu
Berdasarkan hasil
Sumber: Dikutip dari Maier dalam Iif, Hendro, dan Sofan pada buku Pembelajaran Akselerasi, Prestasi Pustaka, 2011.
Berbagai perbedaan dalam tabel di atas menunjukkan betapa pentingnya peranan tenaga pendidik guru untuk menanamkan dan menumbuhkan suasana
belajar sekondusif mungkin. Dimulai dari keahlian guru dalam menciptakan suasana belajar yang menggembirakan dan jauh dari kata suram serta
membosankan, kemudian bukan guru yang berperan sebagai pengendali melainkan seorang guru yang mampu mendampingi, mengasuh serta memotivasi
13
Ibid. h. 54-55.
disetiap kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dan keahlian-keahlian khusus lainnya yang harus dimiliki guna mencapai tujuan program akselerasi.
Beberapa panduan menurut Reni Akbar-Hawadi yang perlu diperhatikan agar tujuan program akselerasi dapat tercapai secara memadai adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan evaluasi psikologis yang komprehensif untuk mengetahui
berfungsinya kemampuan intelektual dan kepribadian siswa, di samping tingkat penguasaan akademiknya.
b. Dibutuhkan IQ di atas 125 bagi siswa yang kurang menunjukkan prestasi
akademiknya. c.
Bebas dari problem emosional dan sosial, yang ditunjukkan dengan adanya persistensi dan motivasi dalam derajat yang tinggi.
d. Memiliki fisik sehat.
e. Tidak ada tekanan dari orang tua, tetapi atas kemauan anak sendiri.
f. Guru memiliki sikap positif terhadap siswa akseleran.
g. Guru concern terhadap kematangan sosial emosional siswa, yang
dibuktikan dari masukan orang tua dan psikolog. h.
Sebaiknya dilakukan pada awal tahun ajaran dan didukung pada pertengahan tahun ajaran.
i. Ada masa percobaan selama enam minggu yang diikuti dengan pelayanan
konseling.
14
Oleh karena itu penyelenggaraan program akselerasi ini menuntut pihak sekolah untuk memperhatikan beberapa hal yang telah disebutkan di atas terkait
waktu penyelenggaraan, kondisi fisik, psikis dan tingkat kemampuan intelektual siswa serta tersedianya tenaga pendidik dan pelayanan konseling yang kompeten.
2. Tujuan Program Akselerasi
Departemen Pendidikan Nasional menetapkan lima tujuan yang mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat
istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa ialah sebagai berikut:
14
Reni Akbar- Hawadi, “Perspektif Psikologis Program Akselerasi bagi Anak Berbakat Akademik”,
dalam Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi Jakarta: Grasindo, 2004, h. 6-7.
a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik cerdas danatau istimewa
untuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.
b. Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan
pendidikan bagi dirinya. c.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi peserta didik cerdas istimewa.
d. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual,
emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.
e. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan
seni, berkeahlian dan berketarampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti
pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
15
Fadhilah Suralaga menjelaskan tujuan khusus yang dikutip dari Pedoman Penyelenggaraan Percepatan Belajar bahwa diselenggarakannya program
akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yaitu:
1 untuk memberi penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat sesuai dengan potensinya, 2 untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran peserta didik, 3 mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung
berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal, 4 memacu mutu siswa untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan
emosionalnya secara berimbang.
16
Somantri dalam Iif menambahkan bahwa dengan adanya program akselerasi ini dapat memberikan beberapa keuntungan bagi siswa berbakat dengan kapasitas
intelektual di atas rata-rata, antara lain Terpenuhinya kebutuhan kognisi siswa
15
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk
Peserta Didik Cerdas Istimewa, Jakarta: Direktorat PSLB, 2009, h. 10
16
Fadhilah Suralaga, “Program Akselerasi bagi Anak Berbakat”, Journal Tazkiya of Psychology,