Alur Seleksi guru program akselerasi

angka tersebut. Kemudian nilai ujian akhir di Sekolah Dasar yang menunjukkan bahwa 9 dari 14 siswa telah mencapai angka minimal 8.0. Nilai-nilai siswa akselerasi pada saat di Sekolah Dasar itu terus meningkat, ditandai dengan rata-rata nilai akademik mereka selama 4 semester di kelas akselerasi telah mencapai angka minimal 8.0. Selanjutnya, menganalisa aspek persyaratan psikologis yang telah diterapkan di sekolah ini cukup memadai untuk menjaring siswa yang memiliki tingkat kecerdasan dan intelektual yang tinggi. Standar minimal IQ yang telah berkembang dari standar pada umumnya yakni dari 125 menjadi 130, tentu sudah jelas bahwa SMP Bakti Mulya 400 benar-benar ingin program akselerasi ini diikuti oleh siswa-siswa yang memang memiliki kecerdasan dan tingkat intelektual yang tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah sebagai berikut, “standar IQ di sekolah ini sudah 130, dan mayoritas siswa program akselerasi memiliki nilai IQ di atas standar. Kalaupun ada siswa yang ternyata memiliki IQ di bawah standar, kami menerimanya berdasarkan rekomendasi dari pihak psikolog yang menguji dan hasil ulangan selama dua bulan masa percobaan”. 29 Pernyataan tersebut diperkuat oleh wali kelas akselerasi VIII-6 yang menyatakan bahwa IQ tertinggi siswa di kelas akselerasi adalah 145 sedangkan yang terendahadalah 127. 30 Selain tes IQ, SMP Bakti Mulya 400 ini juga mensyaratkan task commitment untuk mengetahui komitmen peserta didik terhadap tugas. Hasil tes ini belum optimal dalam menjaring siswa yang memiliki komitmen tinggi terhadap tugas-tugas mereka. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh beberapa siswa akselerasi tingkat dua: ”pernah ada yang tidak mengerjakan tugas, saya juga pernah karena benar-benar tidak 29 Hasil wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 30 Hasil wawancara dengan Prayogo, S.Pd, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, 26 September 2014, di ruang guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. mengerti bagaimana cara mengerjakannya. Jadi dari pada asal, lebih baik kerjakan di sekolah”, 31 Pernyataan tersebut didukung oleh siswa akselerasi terbaik di kelasnya: ”saya selalu mengerjakan tugas dari guru semampu saya tapi teman-teman masih ada juga yang tidak mengerja kan tugas walaupun tidak sering”. 32 Sehingga dapat disimpulkan bahwa SMP Bakti Mulya 400 masih menerima siswa yang memiliki kemampuan di bawah standar persyaratan akademik dan psikologis yang mereka tetapkan, namun tetap berada dalam rekomendasi dari para ahli yakni psikolog dari Yayasan Praktek Pendidikan Indonesia YPPI. 2 Informasi data subyektif Empat informan yang merupakan sumber informasi data subyektif telah memberikan konstribusi yang cukup besar dalam upaya penyeleksian siswa untuk program akselerasi. Setiap guru yang diminta memberikan informasi mengenai calon siswa program akselerasi ketika mereka berada dalam masa percobaan sangat membantu dalam proses penyeleksian nantinya. Seperti yang dikatakan oleh wali kelas akselerasi tingkat 2: “kami para guru yang mengajar selama masa percobaan diminta untuk terus menerus memberikan laporan perkembangan calon siswa program akselerasi, hal ini untuk memudahkan atasan dalam memutuskan diterima atau tidaknya calon siswa tersebut di program akselerasi”. 33 Pandangan yang sama dikatakan oleh wali kelas akselerasi tingkat satu, “iya, kami selalu memberikan penilaian dan informasi secara continue terutama pada saat mereka dalam masa percobaan”. 34 Kemudian pihak orang tua yang juga dilibatkan dalam memberikan informasi mengenai sikap dan perilaku calon siswa selama berada di rumah 31 Hasil wawancara dengan Mirza Manggala Putra A., Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, 16 September 2014, di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 32 Hasil wawancara dengan Khadejah, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, 16 September 2014, di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan 33 Hasil Wawancara dengan Prayogo, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, 26 September 2014, di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 34 Hasil Wawancara dengan Novitri Riyani, Wali Kelas Akselerasi Tingkat 1, 16 September 2014, di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. juga sangat efektif karena memang orang tua lah yang lebih mengetahui sifat, kepribadian dan minat putra-putri mereka. Melalui kegiatan wawancara dengan pihak orang tua, diharapkan dapat memberikan informasi seputar kepribadian, sikap, sifat dan persetujuan mereka atas keputusan putra-putrinya memasuki program akselerasi. 35 Selain itu, self nomination atau informasi dari diri sendiri akan sangat membantu pihak sekolah mengetahui seberapa besar minat siswa yang bersangkutan untuk memasuki program akselerasi. Melalui tes komitmen, tes kemandirian dan tes motivasi belajar pihak SMP Bakti Mulya 400 bekerja sama dengan para psikolog dari Yayasan Praktek Pendidikan Indonesia YPPI dalam menggali self nomination cukup memadai dan efektif. Informan terakhir yang tertera dalam dokumen rekrutmen siswa akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 adalah peer nomination atau penilaian teman sebaya. Tidak dilibatkannya teman sebaya dalam proses penilaian pada saat masa percobaan bukanlah suatu masalah. Ketidakterlibatan mereka dalam memberikan informasi sesuai dengan pernyataan ketiga siswa akselerasi tingkat dua yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah diminta untuk melakukan penilaian terhadap teman sebayanya. 36 Tiga dari empat informan yang tercantum dalam dokumen rekrutmen siswa akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 sudah cukup memadai dalam upaya memperoleh informasi secara subyektif mengenai karakter, sifat, sikap dan prestasi calon siswa program akselerasi. 3 Evaluasi kesehatan Kegiatan evaluasi kesehatan yang seharusnya ada dalam rangkaian seleksi siswa program akselerasi, sudah tidak lagi diterapkan di SMP Bakti Mulya 400 sejak tiga tahun terakhir. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa “sudah sejak tiga tahun 35 Hasil Wawancara dengan Prayogo, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, 26 September 2014, di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 36 Hasil Wawancara dengan Khadeja, Joekly dan Mirza, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, 16 September 2014, di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. yang lalu sekolah ini tidak lagi menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan untuk calon siswa program akselerasi”. 37 Pernyataan tersebut diperkuat oleh bapak kepala sekolah: “beberapa tahun yang lalu pernah diadakan pemeriksaan medis di sekolah ini. Namun, karena tidak pernah ditemukan masalah apapun di kesehatan calon siswa dari setiap periode. Akhirnya kami putuskan untuk tidak lagi mengadakannya, lagipula anak sehat atau tidak itu bisa terlihat.” 38 Keputusan untuk tidak bekerja sama dengan rumah sakit manapun untuk melakukan kegiatan evaluasi kesehatan calon siswa program akselerasi dan lebih memilih melakukan pengamatan secara langsung ini merupakan suatu usaha penghematan biaya dan waktu. Dan keputusan ini pun berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah menemukan masalah kesehatan apapun dalam diri calon siswa program akselerasi. Tidak ada pengaruh negatif dari ditiadakannya kegiatan ini, karena pihak SMP Bakti Mulya 400 telah mengantisipasi akibat dari keputusan tersebut dengan menyediakan UKS yang dipandu oleh satu orang dokter jika pada proses belajar nanti ditemukan siswa yang mengalami gangguan pada kesehatannya. 4 Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua Diberlakukannya persyaratan ini sangat penting dan membantu dalam memperoleh siswa yang benar-benar memiliki kemauan atau minat yang tinggi untuk belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh salah satu panitia yang terlibat dalam proses penyeleksian siswa akselerasi sekaligus wali kelas akselerasi tingkat dua. Wawancara orang tua dan calon siswa akselerasi itu sangat perlu. Pernah terjadi seorang siswa yang nilai akademik dan IQ nya berada di 37 Hasil Wawancara dengan Sito, S.Pd., Waka. Bidang Kurikulum SMP Bakti Mulya 400, 16 September 2014 di Ruang Wakil Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 38 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, 17 September 2014 di Ruang Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.