a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik cerdas danatau istimewa
untuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.
b. Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan
pendidikan bagi dirinya. c.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi peserta didik cerdas istimewa.
d. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual,
emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.
e. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan
seni, berkeahlian dan berketarampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti
pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
15
Fadhilah Suralaga menjelaskan tujuan khusus yang dikutip dari Pedoman Penyelenggaraan Percepatan Belajar bahwa diselenggarakannya program
akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yaitu:
1 untuk memberi penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat sesuai dengan potensinya, 2 untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran peserta didik, 3 mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung
berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal, 4 memacu mutu siswa untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan
emosionalnya secara berimbang.
16
Somantri dalam Iif menambahkan bahwa dengan adanya program akselerasi ini dapat memberikan beberapa keuntungan bagi siswa berbakat dengan kapasitas
intelektual di atas rata-rata, antara lain Terpenuhinya kebutuhan kognisi siswa
15
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk
Peserta Didik Cerdas Istimewa, Jakarta: Direktorat PSLB, 2009, h. 10
16
Fadhilah Suralaga, “Program Akselerasi bagi Anak Berbakat”, Journal Tazkiya of Psychology,
2006, Vol. 6, h. 7
akan pelajaran yang lebih menantang. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas siswa dalam belajar.
a. Memberikan kesempatan untuk memiliki “intellectual peers” teman tukar
pikiran. b.
Menambahkan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi siswa. c.
Memberi kesempatan untuk menghemat waktu dalam menempuh pendidikan, sehingga lebih banyak waktu untuk mengembangkan minat,
spesialisasi, dan karir.
17
Beberapa tujuan diselenggarakannya kelas akselerasi, diharapkan dapat menjadi sebuah program yang benar-benar mampu mewadahi, mengarahkan
serta mengoptimalkan kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh setiap peserta didik secara efektif dan efisien, baik itu kemampuan akademik maupun
kemampuan non-akademik. Sehingga hasil telaah yang dilakukan oleh Daurio dan Clark yang menyatakan bahwa: “model akselerasi secara konsisten
memberikan manfaat positif terhadap peserta didik berkecerdasan dan berkemampuan luar biasa”
18
dapat terus dirasakan dari waktu ke waktu.
3. Prosedur Membuka Program Akselerasi
Terdapat berbagai macam manfaat dari program akselerasi sehingga saat ini telah banyak sekolah yang memasukkan akselerasi sebagai salah satu program
unggulan di tempat mereka masing-masing. Dalam penyelenggaraannya, setiap sekolah yang ingin membuka program akselerasi harus mendapatkan pembinaan
dan melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan Nasional.
Secara umum, kebijakan pembinaan dan prosedur sekolah yang menyelenggarakan program percepatan belajar akselerasi yang bersifat
pengaturan dan pengendalian ialah sebagai berikut:
17
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011, h. 21.
18
T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: Refika Aditama, 2006, h.189.
Pertama: pihak sekolah yang ingin membuka program akselerasi harus mengurus surat izin yang ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Depdiknas.
Kedua : proposal dan data yang telah masuk, diteliti dan dianalisis untuk diputuskan layak atau tidaknya sekolah tersebut menyelenggarakan
program akselerasi. Ketiga : terdapat pengembangan secara diferensiasi pada kurikulum program
akselerasi. Keempat: tersedia evaluasi belajar untuk mengukur kemampuan peserta didik
program akselerasi. Kelima : kegiatan supervisimonitoring secara berkala oleh tim pengendali
sekolah penyelenggara program akselerasi bersama Direktorat PLB. Keenam : terbentuk Tim Penyelenggara Program Akselerasi.
19
Dapat penulis simpulkan bahwa poin prosedur pengaturanan perizinan, pendataan dan informasi merupakan upaya Dirjen Dikdasmen dengan tembusan
Direktur PLB dan Direktur Satuan Pendidikan untuk menyeleksi sekolah-sekolah yang benar-benar telah siap untuk membuka program akselerasi. Agar program
akselerasi ini tidak hanya dijadikan sebagai alat untuk menopang gengsi dari masing-masing sekolah. Penetapan kurikulum berdiferensiasi untuk program
akselerasi yang ditujukan untuk memfasilitasi kemampuan intelektual dan bakat istimewa yang dimiliki peserta didik kemudian dievaluasi dengan rangkaian
evaluasi yang tidak jauh berbeda dengan program reguler . Dilanjutkan dengan supervisimonitoring, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan ini guna
mengetahui keefektifan dan keefisiensian dari program akselerasi serta tercapai atau tidaknya tujuan utama dari program ini.
19
Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual, Jakarta: Grasindo, 2004, h. 22-29.
4. Persyaratan Peserta Didik Program Akselerasi
Program akselerasi merupakan program yang dibuat khusus untuk peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual dan bakat istimewa yang lebih
dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Tentu saja dalam pelaksanaannya tidaklah semua siswa dapat mengikuti program ini, karena jika diikuti oleh anak
yang tidak benar-benar memiliki kemampuan tersebut dikhawatirkan tujuan dari program ini hanya akan menjadi wacana saja. Sehingga perlu diadakan seleksi
calon peserta didik program akselerasi. Siswa yang diterima sebagai peserta didik program akselerasi adalah siswa
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.
Persyaratan akademis, yang diperoleh dari skor rata-rata nilai rapor, nilai Ujian Nasional UN, serta tes kemampuan akademis dengan nilai
sekurang-kurangnya 8,00. b.
Persyaratan psikologis, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan psikologis meliputi tes kemampuan intelektual umum, tes kreativitas, dan
keterikatan pada tugas. Peserta yang lulus tes psikologi adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori jenius IQ
≥140 atau mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori cerdas IQ ≥ 125 yang ditunjang oleh kreativitas dan keterikatan
terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata. c.
Informasi data subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri self nomination, teman sebaya peer nomination, orang tua parent
nomination, dan guru teacher nomination sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri-ciri keberbakatan.
d. Kesehatan fisik yang ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari
dokter. e.
Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua.
20
Dapat disimpulkan bahwa nilai akademis yang tinggi tidak mutlak membuat calon peserta didik diterima di program akselerasi. Terdapat aspek psikologis,
penilaian orang-orang terdekat mengenai calon siswa tersebut, dan kesehatan fisik dari calon peserta didik program akselerasi. Hingga pada akhirnya sampai
20
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011, h. 222-223.