3. Belajar
Belajar merupakan kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang
tidak terpisahkan. Semua kegiatan baik di masyarakat dan menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal terdapat proses belajar. Kegiatan belajar dilakukan
setiap waktu sesuai keinginan. Masalah pengertian belajar, para ahli psikologi dan pendidikan
mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Para ahli mempunyai teori masing-masing dan alasan mengapa
mereka mengemukakan teori tersebut, dan tentunya teori tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Beberapa pendapat ahli mengenai
pengertian belajar adalah : a
Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman; b
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior in the broader sense is originated or changed through practice or
training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch
merumuskan learning is change is performance as a result of practice; c
Drs.Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurut beliau belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
35
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan seorang individu akibat adanya interaksi dengan lingkungannya
dan hasil dari pengalaman.
35
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011, Ed. Rev., cet. 3, h.12.
a. Belajar Bermakna
Menurut Dahar dalam Ariyanto, Demensi pertama tentang cara penyajian informasi atau materi kepada siswa. Demensi ini meliputi belajar penerimaan
yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final dan belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang
diajarkan Demensi kedua, tentang cara siswa mengkaitkan materi yang diberikan dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya. Jika siswa dapat menghubungkan
atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya maka dikatakan terjadi belajar bermakna. Tetapi jika siswa menghafalkan informasi
baru tanpa menghubungkan pada konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya maka dikatakan terjadi belajar hafalan.
36
Setelah melihat beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa substansi teori Ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna. Belajar bermakna
merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Bermakna
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan
dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat struktur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul waktu informasi
baru masuk ke dalam struktur kognitif itu; demikian pula sifat proses interaksi yang terjadi. Jika struktur kognitif itu stabil, dan diatur dengan baik, maka arti-arti
yang sahih dan jelas atau tidak meragukan akan timbul dan cenderung bertahan. Tetapi sebaliknya jika struktur kognitif itu tidak stabil, meragukan, dan tidak
teratur, maka struktur kognitif itu cenderung menghambat belajar dan retensi
37
36
Ariyanto, Penerapan Teori Ausubel pada Pembelajaran Pokok Bahasan Pertidaksamaan Kuadrat di SMU, Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 2012, h.56.
37
http:kuliahgratis.netteori-belajar-bermakna-menurut-ausubel diakses pada 06072014
pukul 21 :27 WIB
c. Belajar dan Pembelajaran Bermakna Meaningful Learning
Belajar bermakna meaningfull learning pada dasarnya merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
pada struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan substanstif antara aspek-
aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekedar
menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka root learning, namun berusaha menghubungkan konsep-konsep tersebut menghasilkan pemahaman yang utuh,
sehingga konsep yang telah dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.
Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna, maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan
membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Bila tidak dilakukan usaha untuk
memadukan pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa, maka pengetahuan baru tersebut cenderung akan
dipelajari secara hafalan. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang akan
dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek,
tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
38
d. Syarat – Syarat Belajar Bermakna
Menurut Rosser dalam Ariyanto belajar bermakna dapat terjadi bila memenuhi tiga komponen yaitu materi pelajaran harus bermakna secara logis,
siswa harus bertujuan untuk memasukkan materi itu kedalam struktur kognitifnya dan dalam struktur kognitif siswa harus terdapat unsur-unsur yang cocok untuk
mengkaitkan atau menghubungkan materi baru secara nonarbitrar dan substantif.
38
Rusman, loc.cit, h.253.
Jika salah satu komponen tidak ada,maka materi itu akan dipelajari secara hafalan. Materi yang nonarbitrar adalah materi yang konsisten dengan yang telah
diketahui, sedangkan materi yang substantive adalah materi yang dapat dinyatakan dalam berbagai cara tanpa mengubah artinya.
39
Menurut Ausubel dan Novak ada tiga kebaikan belajar bermakna, yaitu:
1 Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat;
2 Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep yang relevan
sebelumnya dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga memudahkan proses belajar mengajar berikutnya untuk materi
pelajaran yang mirip; 3
Informasi yang dilupakan setelah pernah dikuasai sebelumnya masih meninggalkan bekas, sehingga memudahkan proses belajar mengajar untuk
materi pelajaran yang mirip walaupun telah lupa.
40
4. Hasil Belajar
a Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom dalam Agus, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge pengetahuan,
ingatan, comprehension pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh, application menerapkan, analysis menguraikan, menentukan hubungan,
synthesis mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, dan evaluation menilai. Domain afektif adalah receiving sikap menerima,
responding memberikan respons, valuing nilai, organization organisasi, characterization karakteriasasi. Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-
outline, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren
hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.
41
39
Ariyanto, op.cit ., h.58.
40
Ratna WIlis Dahar, op.cit., h.98.
41
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2012, Cet.10. h.6.
Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan
hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan
karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.
42
Setelah melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu proses pembelajaran.
Hasil belajar yang baik tentu diharapkah oleh semua guru yang telah melaksanakan proses pembelajaran. Kemudian hasil belajar merupakan perubahan
perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar
mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
b Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar