Model Pembelajaran Advance Organizer

3 Tahapan Model Pembelajaran Advance Organizer Perbedaan antara strategi, metode dan model salah satunya yaitu model pembelajaran memiliki sintak atau tahapan yang harus dilakukan. Tidak boleh ada yang dikurangi atau ditambahkan setiap tahapan dalam masing-masing model pembelajaran. Begitu pula dengan model pembelajaran advance organizer, model pembelajaran advance organizer juga memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Ausubel mengemukakan langkah-langkah yang harus dilalui dalam melaksanakan model advance organizer. Langkah-langkah yang harus dilalui dalam melaksanakan model advance organizer adalah 23 : Tabel 2.1 Tahapan model advance organizer Tahapan Komponen 1. Mempresentasikan advance organizer a. Mengklarifikasi tujuan-tujuan pengajaran b. Mengidentifikasi atribut-atribut pendefinisi c. Memberi contoh d. Memberi konteks e. Mengulangi f. Membangkitkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan. 2. Mempresentasikan tugaskonten belajar a. Mempresentasikan materi b. Mempertahankan perhatian c. Mengeksplisitkan organisasi d. Mengeksplisitkan urutan logis dari materi belajar 3. Memperkuat organisasi kognitif a. Menggunakan rekonsiliasi integratif b. Mendorong belajar penerimaan aktif c. Memunculkan pendekatan kritis terhadap materi d. Mengklarifikasi Menurut Hidayat dalam Mawax tahapan dalam pembelajaran advance organizer terdapat tiga tahapan, yaitu mempresentasikan advance organizer, penyajian tugas atau bahan ajar, dan penguatan organisasi kognitif. 24 Tahap pertama yaitu mempresentasikan advance organizer, komponen pada tahap 23 Bruce Joyce, op. cit., h.256. 24 Mawax, http:mawax.wordpress.com20111005model-pembelajaran-advance-organizer di akses pada tanggal 06072014 pukul 13 : 14 WIB pertama diantaranta adalah mengklarifikasi tujuan pengajaran. Penjelasan tujuan pengajaran adalah suatu cara untuk memperoleh perhatian siswa dan memberikan prientasi kepada mereka terhadap tujuan pengajaran. Penjelasan tujuan ini juga penting bagi guru dalam merancang pengajarannya. Kemudian selanjutnya adalah menyampaikan advance organizer. Advance organizer adalah gagasan dalam dirinya sendiri dan, seperti materi pelajaran, harus dieksplorasi secara terampil. Ia juga harus dibedakan dari pernyataan-pernyataan pengenalan, yang hanya berguna untuk pelajaran tetapi tidak untuk advance organizer . Kemudian dalam menyajikan advance organizer menurut Herlina dalam menyajikan organizer terdapat beberapa hal penting dan harus dilakukan yaitu : mengidentifikasi materi pelajaran, memberi contoh-contoh, menyediakan dan mengatur suasana dan konsep, dan mengulangi. 25 Selanjutnya komponen membangkitkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan. Pada bagian ini peran aktif siswa tampak dalam bentuk memberikan respon terhadap presentasi organizer yang diberikan oleh guru. Pada tahap kedua penyajian tugas atau bahan ajar yang terdiri atas menyajikan bahan, mempertahankan perhatian, membuat organisasi secara eksplisit, dan menyusun urutan bahan ajar secara logis. Penyajian bahan belajar bisa dilakukan dengan ceramah, diskusi, film, percobaan, atau membaca. Selama presentasi bahan ajar kepada siswa perlu dibuat secara eksplisit sehingga mereka memiliki suatu pengertian secara keseluruhan tentang tujuan dan dapat melihat urutan logis tentang bahan dan bagaimana organisasi itu berkaitan dengan advance organizer. Selanjutnya pada tahap ketiga adalah penguatan organisasi kognitif. Tujuan tahap ini adalah mengendapkan pengetahuan atau bahan baru ke dalam struktur kognitif yang ada pada siswa. Hal ini dilakukan dengan cara memperkuat struktur kognitif siswa. Dalam alur pengajaran yang berlangsung secara wajar, beberapa prosedur ini mungkin dikaitkan dengan tahap kedua. Namun demikian, Menurut Joyce, Weil, Showers seperti yang dikutip Denny Munte, ingin menekankan bahwa mengolah kembali bahan baru merupakan suatu tugas 25 Herlina, op.cit., h.13. pengajaran yang terpisah dengan serangkaian kegiatan dan keterampilan itu sendiri. 26 Pada tahap ketiga ini ada empat kegiatan yang dilakukan yaitu : 1 mendorong rekonsiliasi integratif 2 mempromosikan penerimaan belajar aktif, 3 memunculkan pendekatan kritis dengan materi pelajaran, dan 4 klarifikasi. Rekonsiliasi integratif yaitu pengetahuan baru yang harus dihubungkan dengan isi materi pelajaran sebelumnya. Penyusunan ini berguna untuk mengatasi atau mengurangi pertentangan kognitif. Ada beberapa cara untuk mamfasilitasi rekonsiliasi integratif. 1 mengingatkan siswa tentang gagasan-gagasan gambaran yang lebih besar; 2 meminta ringkasan tentang sifat-sifat penting materi pembelajaran baru; 3 mengulangi definisi-definisi yang tepat; 4 meminta perbedaan-perbedaan di antara aspek-aspek materi. Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan 1 meminta siswa untuk memasok tambahan contoh konsep dalam materi pembelajaran baru; 2 meminta siswa untuk menggambarkan bagaimana cara pembelajaran baru dihubungkan dengan aspek pengetahuan mereka atau pengalaman pribadi mereka; 3 meminta siswa untuk memberikan materi secara lisan dan menerjemahkannya ke dalam istilah mereka sendiri dan kerangka acuan sendiri. Pendekatan kritis terhadap pengetahuan dapat dilatih dengan meminta siswa mengenali asumsi-asumsi atau kesimpulan-kesimpulan yang mungkin dibuat dalam materi pembelajaran, mempertimbangkan atau menantang asumsi- asumsi dan kesimpulan- kesimpulan ini, dan mendamaikan kotradiksi antar keduanya. 4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Advance Organizer Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model advance organizer dalam pengajaran adalah sebagai berikut: a Siswa dapat berinteraksi dengan memecahkan masalah untuk menemukan konsep-konsep yang dikembangkan b Dapat membangkitkan perolehan materi akademik dan keterampilan sosial siswa 26 Denny Munte, op.cit., h. 18. c Dapat mendorong siswa untuk mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan siswa semakin aktif d Dapat melatih siswa meningkatkan keterampilan siswa melalui diskusi e Meningkatkan ketrampilan berfikir siswa baik secara individu mupun kelompok f Menambah kompetensi siswa dalam kelas. Namun sebagai model pembelajaran, advance organizer juga memiliki kekurangan dalam proses pengajaran, yaitu dibutuhkan control yang intensif dari guru, sehingga bila siswa terlalu banyak, proses pembelajaran kurang efektif. 27 5 Dampak Model Pembelajaran Advance Organizer Salah satu ciri model pembelajaran yaitu mempunyai dampak di dalam pembelajaran. Menurut Solihah dalam Mawax ada dua dampak model pembelajaran advance organizer. a Dampak instruksional Dampak instruksional dari model ini yaitu idegagasan yang pernah dipelajari digunakan sebagai organizer dan dipresentasikan secara jelas seperti halnya dalam mempresentasikan materi pelajaran. Sehingga siswa mampu menggunakan struktur kognitif mereka untuk menunjang materi baru. b Dampak pengiring Dampak model ini secara tidak langsung siswa memperoleh kemampuan untuk belajar dari membaca, dan media lain yang digunakan dalam penyajian pembelajaran. Hal ini akan membangkitkan kesadaran akan pengetahuan yang relevan dan sikap kritis dalam belajar 27 Ibid, h. 15

c. Peta Konsep

1 Pengertian Peta Konsep Menurut Martin dalam Trianto menyatakan bahwa peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. 28 Menurut Martinis Yasmin menyatakan bahwa peta konsep adalah menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dapat dihubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk proposisi. 29 Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peta konsep merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep yang mewakili dalam pembelajaran. 2 Membuat Peta Konsep Menurut Arends dalam Trianto langkah-langkah dalam membuat peta konsep adalah sebagai berikut 30 : Tabel 2.2 Langkah-langkah dalam membuat peta konsep Langkah Keterangan 1 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Contoh : ekosistem 2 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. Contoh : individu, populasi, dan komunitas 3 Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut 28 Trianto, loc. cit, h.158 29 Martinis Yasmin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press,2004, h.119. 30 Trianto, op. cit., h.160. 4 Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama Peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu, setiap siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa pada siswa hal tersebut telah berlangsung. Bagaimana mengajarkan membuat peta konsep akan dibahas di bawah ini: a Pilihlah suatu bacaan dari buku pelajaran b Tentukan konsep-konsep yang relevan c Urutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh-contoh. d Susunlah konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif e Hubungkanlah konsep-konsep itu dengan kata-kata atau kata-kata penghubung. 31 3 Kegunaan Peta Konsep Menurut Dahar dalam Zulfianim dalam pendidikan peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan. Manfaat peta konsep antara lain : a Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. Berdasarkan peta konsep yang dihasilkan oleh para siswa, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan para siswa tentang pokok bahasan yang akan diajarkan. b Mempelajari cara belajar. Peta konsep sesungguhnya harus dibuat oleh siswa untuk mengungkapkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi. Dengan cara ini dapat diketahui kekurangan dalam mengaitkan konsep-konsep dan guru dapat menyaranlan agar siswa bersangkutan lebih baik dalam belajar. c Mengungkapkan miskonsepsi atau konsepsi yang salah. Peta konsep dapat mengungkapkan konsepsi yang salah yang terjadi pada siswa. Konsepsi yang 31 R.W. Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran,Jakarta:Erlangga,2011, h.108 salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah. d Alat evaluasi. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi. Menurut Novak dalam Zulfiani memperhatikan empat kriteria penilaian yaitu : 1 kesahihan proposisi, 2 adanya hierarki, 3 adanya kaitan silang, 4 adanya contoh-contoh. 32 Selain itu, menurut M. Safdar dkk mempunyai pendapat lain tentang kegunaan peta konsep yaitu: a Mengkonstruksi pengetahuan: bagaimana siswa membangun pengetahuan mereka b Belajar c Evaluasi mengevaluasi bagaimana siswa mengatur pengetahuan mereka d Penilaian: digunakan sebagai penilaian yang dilakukan sebelum dan sesudah tentang apa yang sudah siswa pelajari e Catatan pemahaman f Pemecahan masalah g Aplikasi, h Integrasi i Instruksi 33 4 Rubrik Peta Konsep Penilaian peta konsep menurut Novak dan Gowen seperti yang dikutip oleh Calvin Hall adalah : a Proposisi adalah dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung. Proposisi dikatakan sahih jika menggunakan kata penghubung yang tepat. Untuk setiap proposis yang sahih diberi skor 1. b Hirarki adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai konsep yang paling khusus. Urutan penempatan konsep yang lebih umum dituliskan di atas 32 Zulfiani, loc. cit. h.32. 33 Safdar et al., European Journal of Education Research Concept Maps : An Instructional Tool to Facilitate Meaningful Learning, 2012, Vol 1. h. 58.

3. Belajar

Belajar merupakan kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak terpisahkan. Semua kegiatan baik di masyarakat dan menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal terdapat proses belajar. Kegiatan belajar dilakukan setiap waktu sesuai keinginan. Masalah pengertian belajar, para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Para ahli mempunyai teori masing-masing dan alasan mengapa mereka mengemukakan teori tersebut, dan tentunya teori tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Beberapa pendapat ahli mengenai pengertian belajar adalah : a Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman; b Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior in the broader sense is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is performance as a result of practice; c Drs.Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurut beliau belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 35 Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan seorang individu akibat adanya interaksi dengan lingkungannya dan hasil dari pengalaman. 35 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011, Ed. Rev., cet. 3, h.12.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista

0 16 225

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 142 Jakarta.

0 4 239

Pengaruh pembelajaran model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista : Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang

0 30 225

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 25

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

1 8 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 1 8

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP DAN STUDENT EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP DAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP YANG DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di

0 0 17

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 1 8

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 2 145