Uji Hipotesis Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
pertemuan kedua dan ketiga. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa dalam mempelajari bab sistem pencernaan dan pembelajaran di kelas menjadi aktif.
Kemudian selama pembelajaran di dalam kelas, siswa mengerjakan LKS sebagai bentuk umpan balik setelah diberikan materi. Peneliti menginstruksikan kepada
semua siswa untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing. Pemberian LKS dimaksudkan agar pengetahuan kognitif yang telah didapat siswa
dapat diorganisasikan dan dieksplisitkan dalam LKS sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat mengorganisasikan dan mengeksplisitkan
pengetahuan yang mereka dapat dengan mengerjakan LKS. Kemudian kegiatan merangkum materi dengan peta konsep bertujuan untuk mengetahui konsep-
konsep yang siswa terima dan hubungan antara konsep-konsep tersebut.secara hierarkis sehingga hubungan konsep-konsep tersebut menjadi jelas.
Hasil rekapitulasi nilai rata-rata LKS memperlihatkan bahwa siswa yang berada di kelas eksperimen memiliki nilai yang
lebih tinggi dibanding kelas kontrol, hal ini dikarenakan model pembelajaran yang digunakan pada kelas
eksperimen adalah model pembelajaran AO sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan adanya
pengaruh model pembelajaran AO terhadap hasil belajar siswa, dimana pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran AO membantu siswa dalam
memahami konsep sistem pencernaan. Hal ini sesuai dengan hasil postest pada tabel 4.1 dimana nilai hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol 8884. Pada tahap ketiga yaitu memperkuat organisasi kognitif. Hal ini dilakukan
dengan kegiatan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, baik LKS maupun peta konsep yang telah dikerjakan oleh siswa. Setiap pertemuan dipilih
secara acak kelompok yang akan maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Pada kegiatan diskusi ini akan terjadi pertentangan kognitif antar siswa karena
struktur kognitif siswa yang berbeda-beda maka hasil presentasi antar kelompok yang maju juga berbeda. Diharapkan pada tahap ketiga ini siswa dapat
mengaitkan materi baru di dalam struktur kognitif siswa berkaitan dengan peta konsep yang telah dibuat, sehingga mendorong supaya terjadi pembelajaran yang
aktif, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis terhadap materi sehingga terjadi penguatan struktur kognitif pada siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan AO dapat membuat belajar yang bersifat hafalan menjadi bermakna dengan menjelaskan hubungan konsep baru
dengan konsep relevan yang ada dalam struktur kognitif siswa. Jadi proses belajar tidak
menghafal konsep-konsep
atau fakta-fakta,
namun berusaha
menghubungkan konsep-konsep tersebut untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan mudah
diingat. Penggunaan AO sebagai kerangka isi akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena merupakan
ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.
10
. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Napsin Palisoa yang menyatakan bahwa strategi AO yang
digunakan guru dalam merancang pembelajaran dijadikan sebagai inovasi dalam pembelajaran untuk membantu siswa meningkatkan konsep-konsep baru dan
menghubungkannya dengan konsep-konsep lama yang telah dimiliki.
11
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghubungkan antara pengetahuan yang
diketahui oleh siswa dan yang belum diketahui oleh siswa, yaitu dengan menggunakan peta konsep supaya terjadi pembelajaran bermakna.
Dalam dunia pendidikan peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai macam kegunaan, antara lain siswa mampu menuangkan pengetahuan apa yang
telah mereka ketahui dalam bentuk peta konsep kemudian mereka dapat mengalami belajar bermakna. Belajar bermakna membutuhkan kesungguhan
dalam diri siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep yang sesuai dengan yang dimilikinya. Selain itu, peta konsep dapat meningkatkan
kualitas belajar yang dapat dilihat dari aktivitas siswa. Pada pembelajaran ini guru menekankan kemampuan siswa dan kreatifitas siswa sehingga siswa benar-benar
10
Herlina Kusuma Dewi , “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Melalui Model
Pembelajaran AO dengan Peta Konsep,” Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2011,
h.10.
11
Napsin Palisoa, Strategi AO dalam Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan, h.40.