Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
siswa dengan menggunakan LKS. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
8
Fakta tersebut menjelaskan masalah utama rendahnya hasil belajar siswa disebabkan pengunaan model, metode, dan strategi pembelajaran yang kurang
tepat yang berupa ceramah. Diduga sumber masalahnya adalah proses belajar siswa yang hanya menghafal informasi, hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa
pembelajaran di kelas lebih banyak menggunakan metode ceramah. Dalam menerima informasi, ada kemungkinan siswa lebih cenderung menghapalkan
informasi yang didapatkan tanpa mencoba mengkaitkan dengan konsep yang pernah dimilikinya.
9
Metode pembelajaran ceramah lebih banyak berpusat pada guru, dimana komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa menyebabkan siswa terpaku
mendengar dan cenderung membosankan. Dalam proses pembelajaran di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berfikir, siswa lebih banyak diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi yang diberikan oleh guru. Berdasarkan masalah-masalah di
atas, dalam pembelajaran diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam bidang studi biologi. Karena dalam pembelajaran biologi
siswa tidak hanya dituntut untuk menghapal konsep akan tetapi penguasaan berfikir kritis juga diperlukan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan model pembelajaran advance organizer. Model pembelajaran advance organizer AO menekankan pada proses
pembelajaran yang bermakna. Advance organizer adalah suatu model yang membantu siswa untuk memperkuat kemampuan kognitifnya.
10
Sehingga dengan demikian, melalui model pembelajaran ini hasil belajar siswa dalam ranah
kognitif akan ditingkatkan dan tujuan akhirnya siswa akan memahami konsep
pelajaran dengan baik.
Menurut Ausubel dalam Bruce Joyce, bermakna atau tidaknya suatu materi bergantung pada kesiapan pelajar dan bagaimana mengorganisasikan
8
Lampiran 18 hal 185.
9
R.W. Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran,Jakarta:Erlangga,2011,h.94.
10
Bruce Joyce, Models of Teaching, Pearson Educational Internatonal, h.249
materi. Jika pelajar dimulai dengan “set” yang benar dan jika bahan terorganisir dengan baik maka pembelajaran bermakna akan terjadi.
11
Menurut Abdul Azis, model pembelajaran advance organizer adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan
diingat oleh siswa. Dengan kata lain, struktur kognitif merupakan jenis pengetahuan tertentu yang ada dalam pikiran. Impelementasi model advance
organizer menyuguhkan rekomendasi kepada guru sebagai fasilitator untuk menyeleksi, mengatur, dan menyajikan informasi baru. Model tersebut berfungsi
sebagai kerangka konseptual bagi pengetahuan pengetahuan berikutnya yang lebih rinci dan abstrak.
12
Oleh karena itu model pembelajaran advance organizer merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Model pembelajaran pembelajaran advance organizer mempunyai
kelebihan antara lain siswa dapat berinteraksi dengan memecahkan masalah untuk menemukan konsep-konsep yang dikembangkan, dapat membangkitkan perolehan
materi akademik dan keterampilan sosial siswa, dapat mendorong siswa untuk mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan siswa semakin aktif, dapat
melatih meningkatkan keterampilan siswa melalui diskusi kelompok, meningkatkan keterampilan berfikir siswa baik secara individu maupun
kelompok, menambah kompetensi siswa dalam kelas. Namun sebagai model pembelajaran, advance organizer juga memiliki kekurangan dalam proses
pengajaran, yaitu dibutuhkan kontrol yang intensif dari guru sehingga jika siswa terlalu banyak, proses pembelajaran menjadi kurang efektif.
13
Menurut Misran Rahman pembelajaran bermakna meaningful pada dasarnya mengupayakan agar siswa menghubungkan konsep-konsep yang telah
11
Ibid, h.250.
12
Abdul Azis, “Model Advance Organizer dan Penerapannya dalam Pembelajaran”, Ta’allum,
Vol.19, 2009, h.35.
13
Denny Munte, “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Mind Map Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran Fisika Dan Satuannya Di Kelas X
Semester I Sma Negeri 5 Pematang Siant ar T.P. 20122013”, Skripsi, pada Universitas Negeri
Medan. Diakses
dari http:digilib.unimed.ac.idpublicUNIMED-Undergraduate-22515-
BAB20II.pdf pada 04072014 pada pukul 01 :10 WIB, h. 15.
diketahuinya dengan konsep yang akan dipelajari. Salah satu kegiatan pembelajaran bermakna adalah suatu representasi berupa jaringan konsep sebagai
hasil dari konstruksi yang merupakan keterkaitan antara konsep dan prinsip yang mengatur struktur serta relasi matematika agar mudah dipahami siswa.
Representasi berupa jaringan konsep tersebut yang dikenal dengan “peta konsep”. Melalui peta konsep pula proses belajar dan pembelajaran siswa akan menjadi
lebih singkat, sederhana dan sistematis.
14
Maka dapat disimpulkan bahwa peta konsep dapat dijadikan salah satu alat agar pembelajaran bermakna dapat terjadi
karena pengetahuan atau informasi “baru” dengan pengetahuan terstruktur yang
telah dimiliki oleh siswa dapat saling berkaitan sehingga menjadi lebih diserap dan dipahami oleh siswa.
Beberapa teori yang telah dipaparkan sebelumnya melandasi penulis untuk menyusun dan melaksanakan sebuah penelitian tentang hasil belajar dalam
pembelajaran sains khususnya Biologi. Dalam penelitian ini diharapkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Penggunaan model AO dengan peta konsep
dalam pembelajaran membuat siswa tidak hanya belajar menghafal informasi baru yang didapat, tetapi juga berusaha menghubungkan dengan pengetahuan yang
sudah ada dalam struktur kognitif siswa, memahami dan mengorganisasikan pengetahuan mereka sehingga siswa mengalami belajar bermakna dan dapat
membuat hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “pengaruh pembelajaran advance organizer dengan peta konsep
terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem p encernaan”.