23
a. Memilih dan Mempersiapkan Tempat
Aktivitas bercerita tidak harus dilakukan di dalam kelas. Kegiatan bercerita dapat dilakukan di mana pun, asal memenuhi
kriteria kebersihan, keamanan, dan kenyamanan. Jika jumlah anak sedikit, bercerita dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti di teras,
di kelas, di bawah pohon, di ruang tamu, di kebun binatang, di dalam mobil, bahkan di arena bermain anak-anak. Pada prinsipnya, yang
terpenting tempat tersebut dapat menampung semua anak, nyaman, teduh, bersih, dan aman.
Apabila ruangan yang disediakan relatif besar dan jumlah anak relatif banyak, tempat ditata semi melingkar, setengah oval, separuh
empat persegi panjang. Penataan ini memungkinkan anak lebih dekat dengan pencerita sehingga komunikasi dapat berjalan lancar. Oleh
karena itu, kehadiran pengeras suara akan sangat membantu kelancaran proses penceritaan.
b. Bercerita dengan Alat Peraga
Cerita dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu yang disebut sebagai bercerita dengan alat peraga. Alat peraga yang paling
sederhana adalah buku, kemudian gambar, papan panel, boneka, dan film bisu. Semua alat peraga membutuhkan ketrampilan tersendiri
yang memungkinkan penggunaan alat peraga itu berfungsi optimal.
24
c. Bercerita tanpa Alat Peraga
Bercerita tanpa alat peraga disebut juga bercerita secara langsung. Penggunaan metode bercerita dengan teknik langsung ini
dapat digunakan bersama-sama dengan metode bercakap-cakap. Guru, tanpa dibebani untuk memaksimalkan media dapat mendekati siswa,
dapat bergerak ke sana kemari, dan melakukan tanya jawab dengan anak dengan leluasa.
Menurut Wright 1998: 13-14, teknik bercerita ini sebaiknya digunakan jika guru memiliki alasan sebagai berikut :
1 Anak-anak merasakan sesuatu yang bersifat pribadi, yakni cerita
dari guru, bukan dari buku. Sesuatu yang bersumber dari guru dapat diharapkan memiliki hubungan dengan kehidupan anak,
karena guru hidup dalam lingkungan budaya yang relatif sama dengan anak.
2 Cerita guru yang bersumber dari pengalaman sehari-hari memiliki
efek yang lebih kuat pada anak. 3
Lebih mudah bagi anak untuk memahami cerita yang diceritakan secara langsung dari pada memahami cerita yang disampaikan
melalui buku. 4
Guru dapat melihat langsung reaksi anak muka, tubuh, pemahaman, dan perhatian dengan lebih cepat.
5 Guru dapat menggunakan bahasa yang sama dengan anak, yakni
kata-kata yang sama-sama dimengerti anak dan guru.