Perkembangan Emosi Perkembangan Sosial
17
nyata dan secara sengaja kisah itu diciptakan dan dijadikan pengalaman untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Melalui pendekatan transmisi budaya atau cultural transmission approach Suyanto dan Abbas 2001: 47 mengemukakan cerita adalah
kesan yang lebih mendalam diberikan pada diri anak, sehingga nilai-nilai budaya yang akan ditanamkan mendapatkan penghayatan dari dalam diri
siswa sendiri. Jadi nilai-nilai budaya tersebut akan dihayati oleh individu melalui cerita dan akan memberikan kesan mendalam sehingga menjadi
contoh bagi individu seperti yang disampaikan dalam cerita. Cerita menurut Tadkiroatun 2008: 31, mengungkapkan bahwa
cerita memang menyenangkan anak sebagai penikmatnya, karena cerita memberikan bahan lain dari sisi kehidupan manusia dan pengalaman
hidup manusia. Dari istilah tersebut metode cerita memberikan gambaran dari kehidupan manusia dan pengalaman hidup manusia diluar diri
individu yang selanjutnya akan menjadi contoh dan dipaparkan dalam kehidupan nyata oleh individu yang menikmatinya.
Begitu juga Campbell dkk 2002: 18-19 mengatakan bahwa metode bercerita merupakan metode yang sangat tepat untuk memberikan
wawasan sejarah dan budaya yang bermacam-macam kepada siswa. Siswa lebih tertarik dengan metode bercerita semacam itu dibandingkan
dengan sejarah tertulis. Dari istilah tersebut bahwa pemberian wawasan sejarah dan budaya yang bermacam-macam untuk siswa tidak hanya
diberikan melalui tertulis, tetapi lebih bisa mengena dan diterima siswa
18
melalui metode cerita yang menggambarkan wawasan sejarah dan budaya untuk selanjutnya dikembangkan oleh siswa itu sendiri.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa metode cerita adalah metode yang sangat tepat digunakan oleh orang tua
dan guru sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian melalui penghayatan dari dalam diri anak, karena cerita tersusun dari kisah atau
situasi nyata dalam kehidupan dan pengalaman hidup manusia.