Perencanaan Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan

81 2 Kegiatan Inti Kegiatan inti pada tindakan I yaitu bercerita dan mendengarkan cerita teman tentang pengalaman penderitaan yang pernah dialami. Kegiatan ini diawali oleh pengasuh dengan bertanya kepada anak asuh tentang siapa yang mau mengawali cerita, SZ pun mengangkat tangannya dan ingin bercerita. Dengan senang hati pengasuh mempersilahkan anak asuh yang berinisial SZ tersebut untuk bercerita pengalamannya. SZ pertama mengucapkan bacaan “Bismillaahir rahmaanir rahiim” dan salam “Assalamu’alaikum Wr. Wb.” serta dilanjutkan dengan memperkenalkan dirinya. SZ bercerita tentang pengalaman SZ bisa tinggal di Panti Asuhan Darul Yatama. Adapun cerita SZ sebagai berikut. “Nama saya SZ, saya berasal dari Sumatera tepatnya di Riau. Saya tinggal di panti asuhan ini karena bibik saya yang menaruh saya disini. Sebelumnya saya tinggal di panti asuhan Riau. Disana saya keluar karena hukumannya yang sangat berat. Setiap melakukan kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja hukumannya adalah dicambuk. Saya sering melakukan kesalahan yang tidak sengaja, hampir setiap hari, jadi setiap hari saya dicambuk. Saya tidak betah tinggal disana, setiap malam saya menangis tetapi tidak ada yang memperdulikan saya. Teman-teman disana malah sering mengejek saya dan jahil. Saya dikatakan cengeng, hitam, gendut dan bodoh karena sering tidak naik kelas. Saya semakin tidak betah tinggal disana. Serasa saya ingin pergi dari sana tapi bingung mau tinggal dimana. Kedua orang tua saya meninggal saat saya masih bayi, saya diasuh oleh paman saya, entah kenapa saya dititipkan di panti asuahan itu. Orang-orang bilang orang tua saya dulu miskin dan tidak punya apa-apa. Saya merasa sedih, saya merasa ingin pergi dari situ, saya ingin ketemu ayah 82 sama ibu saya. Sodara saya tidak ada yang menjenguk saya, saya seperti tidak punya siapa-siapa dan hidup sendiri. Hanya ada bibi saya yang tinggal di Yogyakarta menjenguk saya di panti asuhan Riau. Saya nangis dan mengadukan pada bibi saya. Bibi saya pun langsung membawa saya ke Yogyakarta. Saya kira saya akan diasuh sama bibi saya, ternyata saya dititipkan lagi di Panti Asuhan Darul Yataman ini. Saya sedih, hidup saya tidak pernah bahagia dan selalu menderita, tidak ada yang mempedulikan saya.” Dari cerita SZ di atas, SZ menyatakan bahwa tidak menerima kondisi tentang dirinya yang tinggal di Panti Asuhan Riau maupun Darul Yatama, ejekan teman-temannya, tidak mempunyai keluarga, dan merasa sedih hidupnya tidak pernah bahagia, selalu menderita, dan tidak ada yang memperdulikannya. SZ mencukupkan cerita tersebut dan menutupnya dengan salam “Wassalamu’alaikum Wr. Wb.”. Pengasuh mepersilahkan teman-temannya untuk bertanya dan berpendapat tentang enak tidaknya teman-teman di Panti Asuhan Darul Yatama dan memberikan pendapat untuk tetep tinggal di Panti Asuhan Darul Yatama. Saat tidak ada yang bertanya lagi, pengasuh mengajak teman-temannya SZ bersimpati dan berempati dengan bertanya. Pengasuh : Bagaimana perasaan kalian jika menjadi SZ? Anak asuh : Sedih pak...sambil menjawab bersama. Pengasuh : Kasihan tidak kalian dengan SZ? Anak asuh : Ya kasihan sekali lah pak... Umpan balik dari teman-teman SZ menyatakan tentang rasa empati dan simpati dengan ungkapan kesedihan terhadap SZ.