16
d. Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik,
misalnya menggunakan angka kecil dari butir-butir kunci. Jadi dalam hal ini digunakan inti dan pokok bahasan dalam pembelajaran.
e. Berilah latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan,
misalnya menggunakan teka-teki, dan curah pendapat. Dalam hal ini seperti mendengarkan cerita dan bercerita termasuk dalam latihan
nyata dan menganalisis masalah atau kegiatan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi guru dalam
pembelajaran pada masa kanak-kanak akhir guru dapat menggunakan bahan-bahan yang konkret, alat visual, contoh-contoh yang sudah akrab
dengan anak dari hal yang bersifat sederhana ke yang bersifat komplek, menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik, dan beri
latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan, misalnya menggunakan teka-teki, dan curah pendapat.
B. Kajian tentang Metode Cerita
1. Pengertian Metode Cerita
Menurut Imanuel 2009: 4, cerita adalah kehidupan yang tersusun dari kisah yang berasal dari situasi nyata. Kita tidak mungkin bisa berbagi
cerita jika kita tidak mempunyai kisah. Kita tidak mungkin bertukar cerita jika kita tidak memiliki sesuatu untuk diceritakan. Kita tidak mungkin
memiliki cerita jika kita tidak berusaha menciptakan. Menciptakan cerita berarti menciptakan sebuah karya. Karena tanpa karya, tidak ada cerita.
Jadi dapat disimpulkan bahwa cerita adalah kisah yang berasal dari situasi
17
nyata dan secara sengaja kisah itu diciptakan dan dijadikan pengalaman untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Melalui pendekatan transmisi budaya atau cultural transmission approach Suyanto dan Abbas 2001: 47 mengemukakan cerita adalah
kesan yang lebih mendalam diberikan pada diri anak, sehingga nilai-nilai budaya yang akan ditanamkan mendapatkan penghayatan dari dalam diri
siswa sendiri. Jadi nilai-nilai budaya tersebut akan dihayati oleh individu melalui cerita dan akan memberikan kesan mendalam sehingga menjadi
contoh bagi individu seperti yang disampaikan dalam cerita. Cerita menurut Tadkiroatun 2008: 31, mengungkapkan bahwa
cerita memang menyenangkan anak sebagai penikmatnya, karena cerita memberikan bahan lain dari sisi kehidupan manusia dan pengalaman
hidup manusia. Dari istilah tersebut metode cerita memberikan gambaran dari kehidupan manusia dan pengalaman hidup manusia diluar diri
individu yang selanjutnya akan menjadi contoh dan dipaparkan dalam kehidupan nyata oleh individu yang menikmatinya.
Begitu juga Campbell dkk 2002: 18-19 mengatakan bahwa metode bercerita merupakan metode yang sangat tepat untuk memberikan
wawasan sejarah dan budaya yang bermacam-macam kepada siswa. Siswa lebih tertarik dengan metode bercerita semacam itu dibandingkan
dengan sejarah tertulis. Dari istilah tersebut bahwa pemberian wawasan sejarah dan budaya yang bermacam-macam untuk siswa tidak hanya
diberikan melalui tertulis, tetapi lebih bisa mengena dan diterima siswa