41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas PTK. Menurut Suharsimi 2006: 2-3, penelitian tindakan kelas memiliki tiga pengertian yang
dapat diterangkan. 1.
Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus untuk siswa.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut Burns Suwarsih, 1994: 9, penelitian tindakan merupakan penemuan fakta dan pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan didalamnya yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama peneliti, praktisi, dan orang awam.
Pengertian kolaborasi dalam penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi
42
2006: 62-63 adalah adanya kerja sama antara praktisi guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang
permasalahan, pengambilan keputusan, yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan atau action.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dengan menunjuk pada suatu gerak kegiatan
yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang didalamnya melibatkan kolaborasi dan kerjasama peneliti,
praktisi, dan orang awam. Oleh karena itu peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan penerimaan diri melalui metode cerita.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian menurut Suharsimi 2002: 116 yang diartikan sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variable penelitian melekat
dan dipermasalahkan. Subyek dalam penelitian ini dipilih melalui teknik propursive. Teknik
ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam populasi penelitian di Panti Asuhan Darul Yatama Sleman
Yogyakarta terdapat anak asuh santriwan dan santriwati yaitu laki-laki dan perempuan dari umur satu tahun sampai dua puluhan tahun yaitu dari TK, SD,
43
SMP, SMASMK, Perguruan Tinggi, hingga bekerja. Dari populasi di Panti Asuhan Darul Yatama Sleman Yogyakarta tersebut memiliki satu persamaan
yaitu pada rendahnya penerimaan diri anak asuh yang tinggal di panti asuhan. Hal tersebut dipaparkan oleh pengasuh Panti Asuhan Darul Yatama Sleman
Yogyakarta disaat wawancara dengan peneliti. Fokus tindakan yang akan diberikan dalam penelitian ini yaitu pada
anak asuh laki-laki umur 11 sampai dengan 13 tahun yang berjumlah 10 anak asuh hasil pertimbangan dan wawancara dengan pengasuh Panti Asuhan Darul
Yatama Sleman Yogyakarta. Adapun hasil pertimbangan dan wawancara kepada pengasuh kenapa tindakan difokuskan anak asuh umur 11 sampai
dengan 13 tahun karena anak asuh tersebut banyak yang menginginkan pulang dan ketidak betahan tinggal di panti asuhan. Sedangkan akan dipulangkan
tetapi tidak mempunyai keluarga dan tempat tinggal. Jadi salah satu cara hanya dengan meningkatkan penerimaan dirinya dan tempat tinggalnya.
Adapun pertimbangan yang lain yaitu anak umur 11 sampai dengan 13 tahun bisa memahami makna sebuah cerita tentang pengalaman penderitaan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Aula Panti Asuhan Darul Yatama yang berlokasi di Desa Blotan Wedomartani
Ngemplak Sleman Yogyakarta. 2.
Waktu Penelitian